Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pemerintah akan Bangun 1.600 Rumah di Daerah Relokasi Gempa Cianjur

Andhika Prasetyo
05/12/2022 22:30
Pemerintah akan Bangun 1.600 Rumah di Daerah Relokasi Gempa Cianjur
Presiden Joko Widodo meninjau tenda pengungsian korban gempa Cianjur, Senin (5/12)(BPMI Setpres)

PRESIDEN Joko Widodo meninjau langsung progres pembangunan rumah tahan gempa di salah satu daerah relokasi Desa Sirnagalih, Cianjur, Jawa Barat, Senin (5/12).

Di titik tersebut, Jokowi menyebut pemerintah akan membangun 200 unit hunian bagi warga yang menjadi korban gempa pada 21 November.

"Ini adalah lokasi untuk relokasi pertama. Di sini segera dibangun kurang lebih 200 rumah. Contohnya sudah ada yang rumah antigempa," ujar Jokowi di Cianjur, Jawa Barat Senin (5/12).

Selain di lokasi tersebut pemerintah juga telah menyiapkan beberapa wilayah yang akan menjadi titik relokasi. Secara total, ada 1.600 rumah yang akan dibangun.

Adapun, warga yang akan memperoleh hunian baru di tempat relokasi adalah mereka yang sebelumnya tinggal di kawasan pusat gempa, terutama di Cugenang.

"Lokasi-lokasi rumah yang berada di pusat gempa, utamanya di Cugenang, itu akan dipindahkan ke sini dan ke lokasi-lokasi lain," lanjutnya.

Sementara, warga yang mengalami kerusakan rumah, namun tidak berada di pusat gempa, mereka tidak akan direlokasi.

Masyarakat tersebut akan diberikan bantuan yang besarannya menyesuaikan tingkat kerusakan, masing-masing Rp50 juta untuk rumah rusak berat, Rp25 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp10 juta untuk rumah rusak ringan.

"Yang rusak berat itu ada yang direlokasi ada yang tidak. Kalau tempatnya berbahaya, berada di garis patahan, garis sesarnya, itu yang dipindah. Kalau yang tidak, dibangun di tempat yang sama," jelas mantan wali kota Surakarta itu.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Iwan Suprijanto mengungkapkan titik relokasi pertama memiliki total luas lahan 2,5 hektare.

Seluruh hunian baru di situ akan dibangun dengan teknologi rumah tahan gempa atau Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha). Masing-masing rumah bertipe 36 dan dibangun di atas lahan 75 meter persegi.

"Kami telah memulai pembangunan ini 10 hari setelah bencana terjadi. Kami bangun setelah lahan ini dinyatakan 'clear and clean' berdasarkan justifikasi teknis Badan Geologi, kemudian BMKG, kemudian secara tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang peruntukannya untuk kawasan perumahan, dan justifikasi dari Kementerian PU-Pera kemungkinan untuk membangun di lokasi ini," terangnya.

Dari 200 unit pertama yang akan dibangun, Iwan menargetkan 80 unit akan selesai pada akhir Desember 2022. Kemudian sisanya sejumlah 120 unit ditargetkan selesai paling lambat minggu ketiga Januari 2023.

Dengan demikian, pada akhir Januari tahun depan seluruh rumah sudah bisa ditempati.

"Di sini lahannya relatif mudah, datar, kemudian juga jaringan air minum juga tersedia, jaringan listrik juga tersedia. Sudah kami koordinasikan untuk ditarik ke lokasi ini sehingga lokasi ini di akhir Januari juga benar-benar sudah lokasi yang siap huni," tandasnya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya