Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
WAKTU menunjukkan pukul 05.00 WIB, ketika Ruswanto Hadi, 49, warga Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah, sudah mengangkut puluhan pongkor yang terbuat dari bambu di pinggangnya. Pongkor adalah tempat air nira yang disadap dari pohon kelapa.
Dia mulai persiapan untuk naik ke atas pohon dengan ketinggian mencapai 15 meter. Ada empat pongkor yang dibawa dan dililitkan ke pinggang dengan tali. Begitu sampai ke atas, dia mulai memasang pongkor kosong. Sementara empat pongkor lainnya yang diletakkan sehari sebelumnya dan telah terisi air nira dibawa ke bawah.
"Sudah lebih dari 20 tahun, saya naik turun pohon kelapa. Tingginya
berkisar antara 10-15 meter. Setiap hari, saya bisa naik sebanyak 40
pohon kelapa. Kerjanya mengambil dan memasang pongkor. Air nira yang
telah disadap kemudian diproses menjadi gula merah atau gula
semut," ungkapnya.
Pekerjaan yang dijalani Ruswanto memiliki risiko tinggi. Apalagi, para
penderes di Banyumas tidak mengenakan pengaman diri ketika naik pohon
kelapa. Tak heran, jika setiap tahun pasti ada korban meninggal akibat
terjatuh dari pohon kelapa.
Data dari Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Banyumas menyebutkan, ada sekitar 26 ribu penderes di wilayah itu. Pada periode 2014-2019 terdapat sekitar 702 penderes gula kelapa yang jatuh.
Sejak 2017 hingga Oktober 2019 terdapat 323 kasus kecelakaan penderes terjatuh. Sebanyak 236 penderes cacat dan 87 di antaranya meninggal dunia.
Warisan Dahroji
Risiko kematian itu yang dialami oleh Dahroji Sardi. Ia meninggal ketika tengah bekerja.
Tentu saja, kematian Dahroji membuat kesedihan mendalam bagi Suprinah. Apalagi, Suprinah memiliki utang yang cukup besar.
Namun, Suprinah tidak menyangka. Beban itu segera bisa tersingkir, karena ternyata dia mendapat santunan kematian senilai Rp48 juta dari BPJS Ketenagakerjaan.
"Saya tidak menyangka, kalau suami mendapat santunan. Ternyata almarhum
ikut kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. Sehingga saya sebagai ahli waris
mendapat santunan Rp48 juta. Sangat membantu bagi saya untuk melunasi
utang," jelas Suprinah saat menerima santunan dari Kantor BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Purwokerto, beberapa waktu lalu.
Sementara pengelola UMKM CV Agro Java Mandiri di Cilongok, Banyumas,
Sani Irfan, mengatakan petani penderes yang menjadi mitra juga ada yang
mengalami kecelakaan hingga meninggal.
"Namanya Musapii. Almarhum meninggal akibat terjatuh dari pohon melinjo
juga memperoleh santunan kematian. Meski bukan masuk dalam kecelakaan
kerja, karena terjatuh pada saat memanjat pohon melinjo, tetap saja
memperoleh santunan Rp42 juta. Sudah dicairkan untuk ahli waris dari
BPJS Ketenagakerjaan," ujarnya.
Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Purwokerto Antony Sugiarto
mengatakan sejak Januari hingga November, total terdapat 46 kasus
kecelakaan kerja, khususnya para penderes. Dari jumlah tersebut, ada 14
kasus meninggal dan 32 mengalami luka berat akibat kecelakaan kerja.
"Kasus jatuh dari pohon kelapa di Banyumas cukup tinggi. Dari Januari
sampai November terdapat 32 kasus kecelakaan kerja, tidak sampai
meninggal. Namun, ada 14 kasus kematian. Jumlah total klaim yang kami
cairkan senilai Rp1,3 miliar. Rinciannya Rp1,1 miliar untuk pengobatan
dan meninggal kecelakaan kerja. Ada Rp210 juta untuk santunan
kematian," paparnya.
Gotong Royong
Meski berisiko tinggi, tetapi sesungguhnya para penderes tidak mempunyai penghasilan yang besar. Karena itulah, gotong-royong menjadi solusi bagi para penderes supaya terproteksi dengan kepesertaan jaminan sosial.
"Bagi kami, para penderes merupakan keluarga. Karena setiap harinya ada
gula yang disetorkan kepada kami," jelas pengelola UMKM CV Agro Java
Mandiri di Cilongok, Banyumas, Sani Irfan.
Menurut Sani, sebagai bentuk tanggung jawab, maka seluruh mitra CV Java
Agro Mandiri sebanyak 411 petani penderes diikutsertakan dalam BPJS
Ketenagakerjaan. Para petani penderes tidak perlu membayar angsuran,
karena pihaknya yang bertanggung jawab.
"Proteksi melalui BPJS Ketenagakerjaan akan lebih mudah dan bagi pelaku
UMKM juga ringan. Iurannya murah, tetapi kegunaannya sangat besar. Kami
mengikutsertakan mereka sebagai peserta dengan kategori bukan penerima
upah (BPU) senilai Rp16.800 per bulan," jelasnya.
Tak hanya di Cilongok, kebaikan juga sudah datang bagi para penderes di Desa Semedo, Kecamatan Pekuncen, Banyumas.
Ketua Koperasi Semedo Sejahtera, Akhmad Sobirin, mengungkapkan ada 160
anggota aktif koperasi yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. "Setiap bulannya, koperasi menanggung iuran penderes yang menjadi
anggota koperasi. Nilainya Rp16.800 dan mereka ikut kepesertaan
BPU."
Sobirin mengakui bahwa mengikutsertakan penderes yang menjadi mitra
kerja koperasi sangatlah penting. Karena petani penderes memiliki risiko tinggi dalam bekerja. Setiap harinya, seorang penderes harus naik 20-50 pohon kelapa.
"Ini merupakan bentuk kepedulian koperasi bagi para penderes yang
menjadi mitra. Keikutsertaan BPJS Ketenagakerjaan telah terbukti. Sebab, ketika terjadi kecelakaan kerja, ada yang menjamin pengobatannya hingga mendapat santunan. Beberapa waktu lalu, anggota kami, Pak Budi Utomo terjatuh dari pohon kelapa saat menderes. Dia mendapatkan biaya pengobatan penuh dan pengganti penghasilan selama sakit," jelasnya.
Kolaborasi
Sampai akhir November, berdasarkan data di BPJS Ketenagakerjaan
Purwokerto, jumlah penderes yang menjadi peserta jaminan sosial tenaga
kerja (jamsostek) sebanyak 8.649 penderes. BPJS Ketenagakerjaan
terus berusaha untuk meningkatkan jumlah kepesertaan.
"Kami melakukan edukasi terkait arti pentingnya perlindungan bagi
penderes dengan jamsostek. Sosialisasi secara masif kepada penderes
terus dilaksanakan. Kami berkolaborasi dengan Pemkab Banyumas untuk
perlindungan bagi tenaga kerja rentan, salah satunya penderes," kata
Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Purwokerto Antony Sugiarto .
Bahkan, kini telah diterbitkan Surat Edaran (SE) Bupati Banyumas Nomor
460/6357/2019 tanggal 28 November 2019 tentang Perlindungan Pekerja di
Sektor Agroindustri Gula Kelapa di Kabupaten Banyumas dalam Program
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
"Saat ini, melalui Pemkab Banyumas, kami menggalang dana CSR dari
perusahaan-perusahaan, sehingga bisa mengikutsertakan para pekerja
rentan. Di sisi lain, kami melakukan kerja sama keagenan baik dengan korporasi maupun komunitas. Kerja sama keagenan dibentuk dalam rangka memperluas jangkauan perlindungan jamsostek untuk pekerja entan," lanjutnya.
Menurut Anthony, kerja sama keagenan korporasi dengan BPR BKK Jawa Tengah dan BPR Mitra Gema Mandiri. "Keagenan komunitas kita sekarang telah memiliki 5 Kantor Perisai dengan 42 agen Perisai."
"Kini BP Jamsostek Purwokerto sedang menjajaki untuk memberdayakan
Badan Usaha Milik Desa untuk diajak menjadi agen Perisai agar pekerja rentan yang ada di desa-desa dapat terlindungi jamsostek. Caranya dengan mendaftar di BUM-Des setempat," tambahnya.
Upaya penyadaran bagi para penderes terus digenjot, mengingat di
Banyumas terdapat sekitar 26 ribu penderes. Bukan pekerjaan mudah dalam
menjangkau keseluruhan penderes.
Usaha untuk mengikutkan para penderes dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan sangatlah penting. Sebab, pekerja berisiko tinggi seperti yang mereka lakoni membutuhkan perlindungan. (N-2)
Yassierli menerangkan aturan THR untuk pekerja lepas itu sudah mau difinalisasi.
Karena ketatnya persaingan di dalam market freelancer itu sendiri, maka harus memiliki strategi untuk dapat bersaing.
Peluang kerja yang minim di Indonesia juga menjadi salah satu faktor para pemuda Indonesia lebih fokus mencari pekerjaan hybrid
Sekda Kota Banjarbaru, Said Abdullah menekankan relawan sosial harus dekat dengan masyarakat yang ditunjukkan selama kegiatan para relawan menginapnya di rumah warga.
CEO Sribu Ryan Gondokusumo mengungkapkan, platformnya ;ahir dengan cita-cita untuk mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia serta meningkatkan perekonomian Indonesia.
Pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pekerja belum menjadi budaya di perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved