Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TIAP 1 Desember kerap dikaitkan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Organisasi Papua Merdeka (OPM). Menyikapi hal itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Jayapura, Pendeta Alberth Yoku, meminta para mahasiswa Papua yang menjalani studi di mana pun untuk tidak terlibat aksi-aksi demo yang tujuannya tidak jelas.
"Saya mengimbau adik-adik, anak-anak saya yang kuliah, baik di Papua maupun luar tanah Papua, di Indonesia maupun luar negeri, kita bersekolah, berkuliah itu demi membangun masa depan, baik bagi diri kita sendiri, keluarga kita, dan orang banyak," pinta Pendeta Alberth. Ia menyebutkan kegiatan kuliah itu wujudnya jelas. Setiap tahun pindah semester sampai wisuda dan mendapatkan gelar.
Dengan gelar dan ijazah yang dimiliki, kita bisa gunakan untuk bekerja. Ijazah dan gelar akademis ialah salah satu prasyarat untuk meniti karier politik menjadi bupati, anggota DPR, dan gubernur. "Jadi tekunilah ilmu dan timbalah banyak pengalaman. Jangan terlibat dalam konteks-konteks politik yang idealis, yang wujudnya anda tidak tahu. Silakan anda punya kebebasan untuk menentukan tetapi pilihlah jalan yang terbaik, supaya ada masa depan untukmu," tegas Pendeta Alberth di Jayapura.
Ketua Forum Masyarakat Adat Tabi itu juga mengingatkan para mahasiswa Papua untuk menyadari dari mana ia datang dan untuk apa mereka kuliah di kota-kota besar. Di tempat kuliah, para mahasiswa Papua mendapatkan berbagai fasilitas, seperti tinggal di asrama-asrama yang luks, berlantai keramik, ada AC. Sementara keluarganya di kampung tidak mendapatkannya. "Bapak-mamamu mendoakanmu untuk menjadi orang baik, punya bekal, kepandaian, keahlian untuk kembali mengubah keadaan di kampung-kampungmu. Sekalipun orang banyak datang (ke Papua) dengan kepandaiannya, tetapi bangsa ini atau orang asli Papua akan bangkit untuk memimpin dirinya sendiri. Ini bukan pernyataan politik, tetapi ini motivasi positif untuk mengedukasi diri kita. Kalau kita datang kuliah, rebutlah ilmu dengan baik dan pengalaman dengan baik, karena kampung menunggumu," pesan Pendeta Alberth Yoku dalam keterangan tertulis, Selasa (29/11).
Sekali lagi Pendeta Alberth mengingatkan para mahasiswa tentang tujuan studi, yakni menimba ilmu sebanyak mungkin dan mendapat ijazah. "Sesudah itu kita pulang untuk berguna bagi diri sendiri. Tidak usah terlibat dalam aksi-aksi yang menjadi bukan tujuan dari studi mu," kata Pendeta Alberth.
Sejalan dengan itu, Ketua Gerakan Pemuda Jayapura (Gapura) Jack Judzoon Puraro juga memberikan imbauan yang sama. Ia mengingatkan kepada generasi muda Papua untuk menyadari bahwa saat ini, di Tanah Papua sudah ada enam provinsi. Untuk itu, para pemuda, pelajar, mahasiswa agar lebih fokus belajar, supaya ke depan bisa memimpin provinsi-provinsi di Bumi Cenderawasih ini.
"Kepada kita semua generasi muda Papua, mari kita fokus belajar, persiapkan diri karena harus kita sadari hari ini, di tanah Papua sudah ada enam provinsi. Jangan terus terprovokasi dan terlibat dalam demonstrasi yang tidak berguna, tidak bermanfaat, kemudian juga bisa merugikan kita sendiri. Itu harapan saya," pinta Jack.
Jack menyebut, orang Papua terlalu banyak terlibat dalam politik praktis yang tujuannya tidak jelas. Para pelajar dan mahasiswa yang sedang belajar dimintanya untuk menekuni bidang-bidang yang bermanfaat untuk mengelola dan mengembangkan potensi-potensi alam yang ada di seluruh wilayah Papua, pertambangan, perikanan, pertanian, perkebunan, dan IT. Menurutnya, segala macam sumber alam di Papua ini bisa dikembangkan menjadi sebuah kekuatan yang besar untuk bisa mensejahterakan masyarakat Papua.
"Menuju ke tanggal 1 Desember itu, hentikan teriak Papua merdeka. Tindakan-tindakan makar semua stop. Papua mau merdeka itu dimulai dari diri kita sendiri, merdeka dalam pendidikan, merdeka dalam pekerjaan, kita hilangkan semua kemiskinan, seperti itu. Sumber daya alam kita banyak. Kita bisa bangun Papua untuk lebih baik ke depan. Karena itu mulailah berbenah dengan menyiapkan diri kita, mentalitas kita, untuk menjadi pemimpin di tanah Papua," imbau Jack Judzoon Puraro. (OL-14)
PEMERINTAH Selandia Baru kembali meminta Indonesia membantu pembebasan warganya dari kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM)
Selain menembak mati dua anggota kepolisian, pasukan TPNPB-OPM juga melukai puluhan personel di kepolisian wilayah Yahukimo, Papua Pegunungan.
“Dalam menghadapi situasi luar biasa di wilayah yang rawan seperti ini, diperlukan penanganan yang spesifik dan tak perlu dikomunikasikan detailnya ke publik,”
Menurut Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom, pihaknya menuduh TNI-Polri melakukan pembohongan publik dengan mengklaim telah membunuh anggota TPNPB.
Semua pihak diminta untuk tidak melibatkan masyarakat sipil dalam menangani konflik bersenjata yang kerap terjadi di daerah Intan Jaya, Papua.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved