Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Harga Tomat di Pantura Jateng Melambung 400%

Akhmad Safuan
20/11/2022 10:10
Harga Tomat di Pantura Jateng Melambung 400%
Ilustrasi.(Antara/Andri Saputra.)

HARGA beberapa kebutuhan di beberapa daerah di pantura Jawa Tengah turun. Namun khusus tomat, harganya melonjak hingga 400%.

Pemantauan Media Indonesia, Minggu (20/11), harga berbagi kebutuhan pokok seperti beras, cabai, bawang merah, dan lainnya stabil bahkan cenderung menurun di beberapa pasar tradisional di pantura Jawa Tengah. Harga tomat melambung hingga 400% di pasar tradisional dari Rp3.000-Rp5.000 per kilogram menjadi Rp18.000-Rp20.000 per kilogram. 

Itu karena di beberapa daerah penghasil buah tersebut seperti Kabupaten Semarang, Batang, Pekalongan, dan Pemalang sedang tidak panen hingga stok tersedia di pasar berkurang. "Pada bulan lalu harga tomat anjlok Rp1.000-Rp2.000 per kilogram sampai petani enggan panen dan buah dibiarkan membusuk di ladang," kata Kadar Marjito, 65, ketua kelompok tani di Sumowono, Kabupaten Semarang.

Namun sekarang, demikian Suryono, 50, petani lain di Bawang, Kabupaten Batang, harga tomat melambung setelah tidak ada panen lagi. Bahkan petani menggantinya dengan tanaman lain seperti cabai dan bawang.

Di beberapa pasar tradisional di pantura Jateng, harga bahan kebutuhan cenderung menurun. Beras kelas medium dari sebelumnya Rp10.000-11.000 per kilogram saat ini Rp9.500-Rp10.500 per kilogram, bawang merah dari Rp30.000 menjadi Rp29.000 per kilogram, cabai stabil berkisar Rp25.000-Rp29.000 per kilogram tergantung jenisnya, dan bawang putih Rp30.500-Rp31.000 per kilogram.

Pelaksanaan Tugas (Plt) Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu memastikan harga berbagai kebutuhan tetap terkendali saat ini. Kondisi ini akan diupayakan bertahan hingga perayaan Nataru mendatang.

"Hasil pemantauan dan evaluasi harga kebutuhan terkendali. Pada Oktober lalu Kota Semarang deflasi 0,18% artinya tidak ada kenaikan harga secara signifikan," ujar Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Menurut laporan BPS Jawa Tengah, ungkap Hevearita Gunaryanti Rahayu, penyebab utama deflasi yang terjadi pada Oktober 2022 ialah penurunan harga cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, cabai rawit, dan tarif angkutan udara. "Sedangkan penahan utama deflasi ialah kenaikan harga  beras, rekreasi, bensin, tarif kendaraan roda dua online, dan bahan bakar rumah tangga," imbuhnya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya