Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PENJAGA Makam Pahlawan Nasional Marthen Indey di Kampung Sabron, Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura, Papua, Nico Risakota, mengatakan Lukas Enembe yang sudah delapan tahun menjadi Gubernur Papua belum pernah sekali pun berziarah ke Makam Pahlawan Nasional asal Bumi Cenderawasih itu.
"Tidak pernah dia (Lukas Enembe) datang ziarah di sini. Kalau Panglima Kodam datang ziarah, Polri juga datang, bahkan Dandim juga sering datang ziarah," kata Nico di lokasi Makam Marthen Indey, Sentani Barat.
Nico berujar, biasanya menjelang Hari Pahlawan 10 November banyak tamu dan pejabat daerah yang datang berziarah ke makam tersebut. Namun kali ini, sepi-sepi saja.
"Mungkin dorang terlalu perhatian banyak ke dia (Gubernur Lukas Enembe) sampai dorang lupa bahwa ini pahlawan. Mungkin dorang lagi sibukkah dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) saya juga tidak tahu, tetapi kemungkinan begitu," kata Nico dalam keterangan tertulis, Kamis (10/11).
Nico juga mengungkapkan selama tiga tahun terakhir Pemerintah Provinsi Papua tidak mencairkan santunan yang biasanya diberikan kepada keluarga Pahlawan Nasional Marthen Indey. Setelah tiga tahun, santunan itu baru direalisasikan pertengahan tahun ini, yakni sekitar Juli atau Agustus lalu.
"Sebelumnya kami sering menanyakan hal itu ke Dinas Sosial (Provinsi Papua), tetapi mereka bilang dana tidak ada. Kas kosong. Terus dana ada di mana?" tanya Niko.
Menurut Nico, tertundanya pemberian santunan tali asih kepada keluarga pahlawan nasional juga dialami oleh empat keluarga pahlawan nasional asal Papua lain, yaitu keluarga-keluarga dari Silas Papare, Frans Kaisiepo, dan Johannes Abraham Dimara, karena di antara keluarga pahlawan selalu terjalin komunikasi yang baik. "Pemerintah harus memperhatikan para pahlawan nasional. Tanpa mereka, tidak akan ada pemerintah, bahkan tidak ada negara," sebut Nico.
Bagi Nico, pemberian bantuan berkelanjutan kepada keluarga pahlawan nasional oleh pemerintah bukanlah segala-galanya. Ada hal lain yang sering diabaikan oleh pemerintah, khususnya Pemprov Papua. Hal tersebut ialah memperhatikan infrastruktur ekonomi seperti jalan dan jembatan di kampung-halaman para pahlawan. Dengan infrastruktur itu, warga masyarakat di sekitarnya ikut menikmati dan terdongkrak ekonominya.
"Jalan yang melintas di depan makam Marthen Indey ialah jalan utama Sentani-Depapre, dari dulu rusak parah. Bupati Jayapura bilang mau perbaiki, tetapi provinsi punya jalan. Kita tidak tahu yang mana yang benar," kata Nico. (OL-14)
Pendalaman keterangan saksi juga penting untuk memastikan posisi dan pembelian jet pribadi itu. Terbilang, kendaraan udara itu diyakini ada di luar negeri.
KPK memastikan bakal menyita barang-barang yang berkaitan dengan perkara ini. Pihak-pihak yang menyimpan aset terkait kasus diharap kooperatif.
Jet pribadi itu saat ini ada di luar negeri. Kendaraan itu perlu disita untuk kebutuhan pembuktian dan pengembalian kerugian negara.
Hanya Dius yang menjadi tersangka dalam kasus ini. Lukas tidak bisa diproses hukum lagi, karena sudah meninggal.
KPK secara resmi menetapkan mantan Bendahara Pengeluaran Pembantu Kepala Daerah Provinsi Papua, Dius Enumbi (DE) sebagai tersangka kasus dugaan korupsi,
PSBS Biak dijadwalkan akan melakoni empat pertandingan kandang di Stadion Lukas Enembe pada sisa kompetisi Liga 1.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved