Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sidang Pelanggaran HAM Berat Paniai Hadirkan Saksi Ahli

Lina Herllina
17/10/2022 18:23
Sidang Pelanggaran HAM Berat Paniai Hadirkan Saksi Ahli
Sidang kasus pelanggaran berat HAM Paniai di PN Makassar, Sulsel, Senin (17/10).(MI/Lina Herlina)

SIDANG pelanggaran HAM berat Paniai di Pengadilan Negeri Makassar Kelas 1A Khusus Sulsel, terus berlanjut. Senin (17/10) sidang dengan terdakwa tunggal Mayor Infantri (Purn) Isak Sattu menghadirkan tiga saksi ahli.

Hingga saat ini, sudah 27 saksi yang dihadirkan, termasuk tiga saksi ahli. Ketiganya adalah Agus, 42, dokter umum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Paniai, Brigjen (Purn) Wahyu Wibowo, 69, dosen hukum militer dan Dwi Ajeng Wulan Kristianti, 42, yang juga seorang dosen.

Agus yang hadir sebagai saksi pertama menyebutkan, tim dokter di RSUD Paniai sempat melakukan visum pada 14 orang korban kejadian 8 Desember 2014 di Paniai, Papua Barat. 11 divisum di rumah sakit, 3 di  Lapangan Karel Gobay yang dulu bernama Lapangan Soeharto.

"Jadi ada 11 pasien yang datang ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) rumah sakit. Satu orang diantaranya, datang dalam kondisi sudah meninggal. Jadi akan dilakukan otopsi, tapi keluarga korban menolak, sehingga hanya  dilakukan pemeriksaan luar. Dan tiga korban meninggal lainnya dilakukan  juga visum pemeriksaan luar di lapangan, sebelum dimakamkan," jelas  Agus.

Untuk 10 korban yang terluka satu orang rawat jalan, sembilan orang rawat inap, tapi dua lainnya pulang paksa. Enam lainnya butuh operasi,
dan dua lainnya terpaksa dirawat di ICU karena luka tembaknya cukup besar. "Dari 10 korban luka itu, terdiri satu luka iris, dua sobek, tujuh luka tembak, lima derajat sedang dan dua derajat berat," ungkap Agus.

Dia menambahkan jika empat korban yang meninggal dunia itu, tiga karena luka tembak, dan satu karena luka tusuk. Hanya saja dua orang luka tembak itu tembus, salah satunya dari pinggang kiri tembus ke kanan, dan bisa jadi mengenai usus dan organ dalam lain di dalam sehingga terjadi  pendarahan.

"Satu lagi hanya luka tembak tidak tembus, dan satu lagi luka tusuk di dada kanan berbentuk bulat. Kalau saya lihat itu seperti ditusuk benda tumpul yang diruncingkan, seperti bambu runcing atau sejenisnya," tambah  Agus.

Sebagai dokter umum, dia bisa memastikan jika luka tembak yang mengakibatkan kematian itu berasal dari tembakan dengan jarak jauh meski tidak bisa memastikan jarak jauhnya seberapa. "Tapi itu bisa  terlihat dari luka yang dihasilkan karena tidak ada klim tatto dan klim jelaga pada luka peluru itu masuk," lanjutnya.

Sementara untuk kejadian 7 Desember malam, Agus mengaku mendapat laporan dari dokter jaga, ada tujuh pasien datang yang mengaku korban pemukulan. "Dan daru laporan dikatakan indikasi trauma benda tumpul," pungkasnya. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya