Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengajak semua pihak bekerja sama dan adaptif dalam menjawab berbagai perkembangan dan kebutuhan baru dalam mewujudkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan, termasuk yang terkait peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di desa-desa wisata di sekitar kawasan Danau Toba.
Saat membuka program pelatihan Sadar Wisata sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan bahwa potensi desa wisata dapat digali melalui dua aspek, yakni produk wisata seperti potensi alam dan budaya, serta aspek SDM Pariwisata.
Sandiaga mengatakan, pihaknya mengambil peran strategis untuk menghadirkan desa wisata berbasis Sustainable Tourism (pariwisata berkelanjutan), dengan mengedepankan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.
“Inovasi, adaptasi, dan kolaborasi menjadikan desa wisata menjadi mandiri, dan berdaya saing, dan dapat menjadi lokomotif kebangkitan ekonomi dari sektor parekraf dari wilayah pedesaan bukan hanya di perkotaan,” papar Sandiaga.
Sejalan dengan ketiga konsep itu, pada pembukaan pelatihan tahap pertama di kawasan Destinasi Super Prioritas Danau Toba, meliputi Kabupaten Karo, Kabupaten Toba, dan Kabupaten Tapanuli Utara, Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Frans Teguh menyoroti lebih jauh pentingnya adaptasi agar langkah yang diambil relevan dengan perkembangan pariwisata saat ini,
“Ada kebutuhan baru yang harus kita perhatikan agar pariwisata kita lebih berkualitas dengan produk yang lebih inovatif, kualitas pelayanan yang lebih prima, dan pengelolaan pariwisata yang lebih ramah lingkungan,” jelas Frans.
Ia menegaskan, saat ini orientasi pengembangan sektor kepariwisataan lebih ditujukan untuk pengembangan pariwisata berkualitas, di mana sumber daya manusia memiliki andil besar dalam menghadirkan pengalaman terbaik bagi wisatawan melalui kompetensi yang dimiliki,
“Kompetensi bagi para pelaku pariwisata, meliputi peningkatan skill (kapasitas/kemampuan), penambahan knowledge (pengetahuan) dan membangun professional attitude (perilaku profesional),” jelas Frans Teguh.
Program Pelatihan Pengembangan Inovasi Produk Wisata dan Kapasitas Parekraf digelar untuk tahap pertama di Kawasan Danau Toba, berlangsung 21-27 September 2022, melibatkan 90 pelaku pariwisata dari 6 desa wisata yaitu Desa Wisata Lumban Silintong, Siboruon, dan Silalahi Pagar Batu (Kabupaten Toba), Desa Wisata Papande (Kabupaten Tapanuli Utara), serta Desa Wisata Merek dan Tongging (Kabupaten Karo).
Baca juga : Pemprov Jabar Instruksikan Daerah Prioritaskan Sektor Pertanian
“Jangan sia-siakan kesempatan berharga ini untuk kemajuan desa wisata masing-masing. Para peserta harus dapat mengambil manfaat dari pelatihan, karena telah terpilih mewakili desa wisata yang menjadi sasaran kegiatan dari sekitar 1365 desa wisata yang ada di seluruh Indonesia,” jelas Desty Murniati, Koordinator Substansi Pemberdayaan Masyarakat Regional 1 Direktorat Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf
Lebih jauh ia juga mengatakan para narasumber pelatihan yang terdiri dari para akademisi, praktisi dan pegiat langsung desa wisata yang telah melalui proses seleksi yang ketat, “Dari ribuan pendaftar, kami telah menyeleksi hingga menjadi sekitar 32-an trainer yang benar-benar berkualitas,” terangnya.
Pelatihan itu menjadi tahap lanjutan dari rangkaian Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 yang pada 2022 menyasar 65 Desa Wisata dan 90 Desa Wisata pada tahun 2023.
Pelatihan yang dberikan meliputi 3 paket, yakni: Pelatihan A, mengenai Pengembangan Inovasi Produk Pariwisata, Pelatihan B terkait Paket Wisata, Homestay, Kuliner dan Cinderamata) dan Pelatihan C terkait Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis.
Setelah tahap pelatihan, selanjutnya proyek pengembangan desa wisata yang telah dibuat oleh pelaku pariwisata terpilih akan dilakukan pendampingan, assessment serta pemberian apresiasi bagi pelaku pariwisata terbaik yang mengimplementasikan program pengembangan desa wisata di tempat masing-masing.
Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata Kabupaten Karo Rista Sinaga mengatakan, dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah ini diperlukan kolaborasi kuat antara pemerintah, dunia usaha, serta masyarakat sebagai kekuatan inti penggerak pariwisata.
“Pemerintah sebagai fasilitator, dunia usaha dan masyarakat sebagai pelaku utamanya,” tutur Rista.
Rista berharap upaya peningkatan sadar wisata bagi masyarakat di sekitar Danau Toba yang menjadi Destinasi Pariwisata Super Prioritas saat ini dapat menjadikan mereka tuan rumah yang lebih baik bagi wisatawan dan dapat mendukung peningkatan kesejahteraan bagi warga setempat.
“Selain meningkatkan masyarakat yang sadar wisata, juga menciptakan iklim kondusif bagi kepariwisataan, sekaligus masyarakat dapat mengambil manfaat dari kegiatan kepariwisataan, dengan menerapkan elemen Sadar Wisata, yakni Pelayanan Prima, Sapta Pesona, dan CHSE,” imbuhnya. (RO/OL-7)
Pariwisata hijau merupakan jalur penting untuk melestarikan lingkungan dengan pertumbuhan ekonomi, serta menjadi alat untuk mencapai kemakmuran yang merata.
Korea Utara membuka kawasan wisata pantai berskala besar. Proyek wsata ini disebut sebagai proyek unggulan Kim Jong Un.
Mawatu Resort, anak perusahaan Vasanta Group, secara resmi mengumumkan kemitraan strategis dengan Cinema XXI untuk menghadirkan bioskop pertama di Pulau Flores.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan signifikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sepanjang Mei 2025.
Dinas Pariwisata Pemkab Raja Ampat meminta pengelola homestay di Raja Ampat untuk menerapkan pariwisata berkelanjutan yang mudah dilakukan dalam kegiatan sehari-hari.
Ariston berharap selalu ada support dari Peradi Pergerakan baik dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun kebutuhan hukum bagi masyarakat Samosir
Setelah melewati babak penjurian yang sengit, keempat tim tersebut berhak mendapatkan pendanaan untuk menjalankan program pengabdian berdasarkan proposal mereka.
Siswa berkesempatan belajar membuat kerajinan batok dan membatik dengan teknik tulis, sekaligus berfoto mengenakan pakaian tradisional adat Yogyakarta.
Program Desa BRILiaN merupakan program pemberdayaan desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul.
Gen Z mencari tempat wisata yang mengadopsi konsep berkelanjutan dan pengalaman lokal, yang kerap ditawarkan desa wisata.
Menuju 2025, Desa Penglipuran berkomitmen memperkuat identitasnya sebagai destinasi wisata hijau yang mendukung pelestarian lingkungan dan budaya Bali.
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) meresmikan Desa Wisata Senteluk di Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagai desa binaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved