Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEGADUHAN yang ditimbulkan penggiat media sosial Eko Kuntadhi karena dinilai menghina seorang ustazah ternama dari Nahdlatul Ulama (NU) Imaz Fatimatuz Zahra atau yang akrab disapa Ning Imaz dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, akan coba diselesaikan besok atau Kamis (15/9) sore. Keluarga Ning Imaz rencananya menerima kedatangan Eko Kuntadhi tersebut.
"Besok sore, Mas Eko Kuntadhi akan datang bertemu keluarga kami. Kalau kata pihak dari sana Mas Eko akan datang sekitar pukul 17.00," ujar suami Ning Imaz, Gus Rifqil Muslim Suyuthi, saat dihubungi, Rabu (14/9).
Rifqil mengaku dirinya menyampaikan kepada Eko jika punya iktikad baik ingin meminta maaf harus bertemu langsung dengannya. Ia belum memaafkan Eko jika belum bertemu langsung.
Namun, pihaknya belum bisa memutuskan sikapnya dan keluarga terhadap perbuatan Eko. "Maaf Mas, saya tidak bisa menyampaikan tindak lanjutnya. Ini karena semua akan diputuskan oleh keluarga setelah pertemuan besok sore."
Ning Imaz turut merespons permintaan maaf Eko Kuntadhi. Ia menyarankan permintaan maaf tersebut tidak disampaikan kepada dirinya, tetapi juga kepada warga Indonesia yang sakit hati agamanya dihina.
Baca juga: Gus Nadir dan Suami Ning Imaz Respons Hinaan Eko Kuntadhi
Pihak lain yang harus disampaikan minta maaf juga ialah Imam Ibnu Katsir. Ini karena penjelasan Ning Imaz mengacu pada kitab karangan ahli tafsir tersebut. "Minta maafnya jangan ke saya, ke Imam Ibnu Katsir, ke umat se-Indonesia yang sakit hati agamanya dihina-hina," tulis Ning Imaz di akun Twitter-nya @ImazzFat pada Rabu (14/9) sebagaimana dilansir NU Online.
Ning Imaz merupakan seorang penghafal Al-Qur'an (hafizah) dan ahli fikih. Ia menambahkan, secara personal twit Eko Kuntadhi dan sejumlah pegiat medsos lain memang tertuju dan merendahkan dirinya. "Secara personal memang merendahkan saya, tetapi bukan itu poinnya," imbuh putri dari pasangan almaghfurlah KH Abdul Khaliq Ridwan dan Nyai Hj Eeng Sukaenah itu.
Untuk itu, dirinya berpesan agar setiap orang hendaknya belajar untuk tidak mengomentari sesuatu yang bukan ranahnya. Bahkan, diskusi keilmuan hendaknya dibalas dengan kritik keilmuan yang membangun dan mengedepankan etika.
"Diskusi keilmuan dibalas dengan diskusi keilmuan, dengan kritik konstruktif dan pakai etika," tegasnya.
Di sisi lain, Eko Kuntadhi menyampaikan klarifikasi dan permohonan maaf atas perbuatannya yang dinilai telah menghina ustazah Imaz Fatimatuz Zahra di Twitter, pada Senin lalu. Ia mengaku tidak teliti terhadap caption (keterangan tulisan) yang terdapat di dalam potongan video Ning Imaz. Bahkan, Eko mengaku mendapatkan video beserta caption itu dari Twitter, lalu disebar dengan tambahan caption, 'Jadi bidadari itu bukan perempuan?'
"Saya mohon maaf. Memang saya nggak teliti soal caption-nya. Caption itu yang bikin bukan saya. Saya dapat (video Ning Imaz) dari Twitter," ungkap Eko Kuntadhi kepada NU Online melalui sambungan telepon, pada Rabu (14/9).
Eko mengaku bahwa untuk saat ini memilih menyampaikan permohonan maaf melalui NU Online, daripada harus lewat video yang disebar di media sosial. Ia khawatir, penyampaian klarifikasi atau permohonan maaf yang diunggah di media sosial justru akan berpotensi dirusak oleh warganet. (OL-14)
Kebanyakan kita mengetahui bahwa laki-laki saleh yang masuk surga akan mendapatkan sejumlah bidadari. Pertanyaannya, wanita yang saleha akan memperoleh apa di surga?
Penggiat media sosial Eko Kuntadhi menghina ustazah Imaz Fatimatuz Zahra atau yang akrab disapa Ning Imaz dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
KETUA PWNU DKI Jakarta KH Samsul Maarif meminta penggiat media sosial Eko Kuntadhi diproses hukum.
Ketua pimpinan wilayah GP Ansor DKI Jakarta Muhammad Ainul Yakin alhafidz mengecam penggiat media sosial Eko Kuntadhi yang menghina ustazah Imaz Fatimatuz Zahra.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved