Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Boyolali Kembangkan Potensi 15 Desa Jadi Objek Wisata Baru

Widjajadi
26/8/2022 23:10
Boyolali Kembangkan Potensi 15 Desa Jadi Objek Wisata Baru
Tiga penari putri cantik warga Desa Kiringan, Boyolali, Jawa Tengah, mengambil air dengan klething di Dewi Pancuran, Kamis (25/8).(MI/WIDJAJADI)

DINAS Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mengembangkan 15 desa di wilayahnya untuk menjadi desa wisata, sebagai upaya penumbuhan ekonomi desa sekaligus membentuk destinasi baru bagi pelancong dari luar.

Satu dari 15 desa yang sudah digarap menjadi objek wisata alam ialah Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali Kota, yang mengkreasi sendang dan embung kuno dengan nama Dewi Pancuran.

Kadis Porapar Boyolali, Supana, mengaku pihaknya memberdayakan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) di Kiringan untuk memoles potensi desa, dengan memanfaatkan sendang kuno yang memiliki sumber air tak terbatas, dengan mengubah menjadi objek wisata buatan.

"Selain objek wisata Dewi Pancuran di Kiringan, Disporapar juga mendorong 14 desa lain memanfaatkan potensi khas desa masing-masing, menjadi objek wisata baru. Bupati Boyolali sudah memgeluarkan SK (surat keputusan) untuk pengembangan wisata desa ini," imbuh Supana kepada Media Indonesia, Jumat (26/8).

Pada Kamis sore, masyarakat yang tergabung dalam Pokdarwis Kiringan menggelar ucapan syukur atas dibukanya objek wisata baru. Mereka menggelar upacara adat tradisi desa, berupa pengambilan air dari sumber Dewi Pancuran.

Tiga putri cantik warga Kiringan dengan membawa klenthing, diiringi gunungan berupa hasil bumi melakukan prosesi pengambilan air di objek wisata setempat.

"Itu untuk penguripan Dusun Kiringan agar lohjinawe. Semua masyarakat dapat seger, ayem, dan tentrem," tutur salah satu tokoh Pokdarwis  Desa Kiringan, Joko Sumarno, terkait makna pengambilan air di Dewi Pancuran.


Baca juga: Solok Selatan Ingin Buka Jalur Baru Pendakian Gunung Kerinci


Prosesi adat tradisi pengambilan air sebagai awal dimulainya pengembangan desa wisata di Kiringan. "Mudah-mudahan menjadi awal dari pengembangan ekonomi desa lewat objek asri Dewi Pancuran ini," tukas Supana yang menyaksikan dari dekat prosesi adat di kawasan Dewi Pancuran.

Ia melihat ada keterpaduan antara wisata alam Dewi Pancuran yang berkolaborasi dengan embung sebagai wisata buatan yang dibangun,  juga lintasan joging di sana. Ditambah wisata budaya yang sudah berkembang di Kiringan.

Sementara Kepala Desa Kiringan, Sri Wuryanto, menjelaskan bahwa Dewi Pancuran merupakan sumber mata air yang sudah dimanfaatkan secara turun temurun selama hampir 100 tahun.

"Sepanjang masa tidak akan surut meskipun di musim kemarau. Sehingga, pancuran tersebut menjadi sumber pengairan serta menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar, dan kini dikemas Pokdarwis menjadi objek wisata baru," ujar Sri Wuryanto.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan membangun pemancingan dan lintasan lari secara bertahap yang akan selesai pada 2025 dengan biaya Rp 3 miliar.

Dia menambahkan, melalui sosialisasi wsata edukasi, Kiringan diunggulkan Disporapar Boyolali sebagai objek wisata yang sangat menjanjikan, yang mampu menarik pengunjung.

Jika sudah lengkap pengelolaan, di kawasan wisata Dewi Pancuran akan ditebar ikan, sebagai  peternakan perikanan, dan juga ada edukasi bank sampah. (OL-16)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya