Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Kementerian Desa dan Astra Kerja Sama Dukung Ekspor Kriya dari Bantul

Bayu Anggoro
26/7/2022 23:05
Kementerian Desa dan Astra Kerja Sama Dukung Ekspor Kriya dari Bantul
Produk kriya asal Bantul yang siap diekspor(DOK/ASTRA)


PEMERINTAH Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menargetkan
wilayahnya menjadi daerah kreatif, tidak hanya berskala nasional, tapi juga internasional. Pasalnya, pelaku industri kreatif di wilayah ini cukup banyak.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah,
Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Bantul Agus Sulistiyana saat
menghadiri seremoni ekspor Desa Sejahtera Astra (DSA) Kriya, di Hutan
Pinus Mangunan, Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (26/7).

Menurutnya, di wilayahnya terdapat 75 sentra industri, yang 44 di antaranya merupakan industri kreatif.

Selain itu, terdapat 128 ribu pelaku UMKM meski luas wilayah Bantul
hanya 503 km persegi. Dengan banyaknya pelaku industri kreatif ini,
tidaklah heran Bantul menjadi daerah dengan nilai ekspor tertinggi
di DI Yogyakarta.

"Bantul ingin punya brand, jadi kota/kabupaten kreatif versi UNESCO,"
katanya, Selasa (26/7).

Meski begitu, dia mengakui perlu kerja keras untuk menuju ke arah tersebut. Salah satunya karena persoalan minimnya bahan baku lokal dalam industri kreatif.

"Kami perlu didukung bahan baku, yang sampai kini masih harus didatangkan dari luar daerah," kata Agus

Padahal, lanjutnya, dengan ketersediaan bahan baku lokal, akan
memaksimalkan potensi industri kreatif. "Alhamdulillah sekarang ini ada
support dari Astra. Kami berharap kegiatan ini sinergi, bisa membentuk
ekosistem baru. Usaha akan lancar, ketika ekosistemnya lengkap."

Dengan sinergi itu, Agus optimistis pelaku industri kreatif Bantul akan
berjaya dari tingkat hulu hingga hilir. "Jika ada ekosistem yang besar
di tingkat nasional ini, ekonomi Indonesia bisa lebih maju. Sehingga
tidak sendiri-sendiri, sasarannya akan tepat," katanya.

BUM-Des


Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan
Investasi Desa, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Harlina Sulistyorini, menjelaskan, desa-desa di
Tanah Air harus berkembang. "Di DIY ada 392 desa, yang statusnya mandiri ada 184. Ke depan semoga ada lagi 200 desa mandiri," katanya.

Salah satu kunci penguatan desa ini, kata dia, dengan berkolaborasi
dengan pihak lain. "Tidak bisa jika hanya sendiri saja," katanya.

Untuk penguatan tersebut, dia menyebut desa bisa melakukan pengembangan
BUM-Des. "Tata kelola ekonomi desa ditingkatkan dengan BUM-DEs. BUMDes mempunyai standing legal posisi yang kuat untuk penguatan dari hulu dan hilir. Termasuk untuk pemenuhan bahan baku tadi," katanya.

Penasihat Darmawanita Kemenparekraf, Nur Asia Uno, menjelaskan,
pemasaran dan inovasi industri kriya Indonesia sangat pesat. Salah
satunya terbukti dari ekspor yang tinggi dari kriya dan fashion.

"Perhiasan, perak, tenun, dan keraninan tangan lainnya," katanya.

Dia pun mengapresiasi program DSA. "Melalui program DSA, Astra berhasil membina dan menggali potensi kreatif desa. Ini membangkitkan perekonomian masyarakat desa," katanya.

Dia pun menyebut, program ini jadi jawaban dari sulitnya pemasaran
ekspor produk kriya. "Dengan kualitas bagus, kita bisa menang di tingkat dunia, dan punya pelanggan loyal," katanya.

Head of Social Engagement Astra, Triyanto, mengatakan, sejak 2018 DSA
fokus mengembangkan potensi ekonomi masyarakat desa melalui pengembangan produk unggulan. Hingga saat ini terdapat 930 DSA di 34 provinsi.

Program inipun telah mampu menyerap 16.345 tenaga kerja baru. "Pada
kesempatan ini, dilakukan seremoni ekspor 18 jenis produk kriya senilai
Rp788 juta ke 14 negara seperti Prancis, Jepang, dan Amerika Serikat,"
katanya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya