DINAS Peternakan Jawa Timur akan mendatangkan 1000 dosis vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) sebagai langkah awal untuk menanggulangi penyebaran penyakit ternak itu di Jawa Timur.
Sekretaris Dinas Peternakan Jawa Timur, Aftabuddin mengatakan bahwa pihaknya sedang menunggu vaksin yang telah dipesan tersebut. "Nanti akan datang lagi 1000 dosis, nah inilah yang akan kita gunakan dan distribusikan untuk proses vaksinasi. Ini tahap awal dari vaksin yang dipesan," kataanya.
Saat ini Pemprov Jatim sedang melakukan gerakan pendataan untuk penanganan vaksin terhadap sapi yang belum tertular PMK. Tak hanya itu, pihaknya pun memastikan masih melakukan bimbingan teknis kepada petugas vaksinator PMK.
Vaksin PMK ini, kata dia, tidak seperti vaksin pada umumnya, bahkan kemasannya pun bebeda. Sehingga vaksinator harus diberi pelatihan khusus. "Pelatihan ini yang melaksanakan pemerintah pusat yang mendatangkan ahli dari Prancis tempat produksi vaksin PMK. Insya Allah lusa sudah mulai dilakukan vaksinasi," jelasnya.
Aftabuddin mengatakan bahwa vaksin ini akan diprioritaskan untuk daerah yang terdampak PMK tinggi. Yakni prioritas utamanya kepada sapi
perah setelah itu sapi bibit baru sapi potong. "Karena jumlah vaksin ini terbatas dan impor, sambil menunggu vaksin yang sedang diproduksi oleh Pusat Veteriner farma (Pusvetma) yang akan didistribusikan ke seluruh Indonesia," ujarnya.
Ia meminta masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan hewan ternak yang sehat untuk kurban. Sebab, Pemprov sudah membuat standar operasional prosedur terkait lalu lintas distribusi hewan ternak.
Terkait soal sulitnya mendapatkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dinas Peternakan Kabupaten/Kota itu juga tidak benar. "Selama hewan ternak itu sehat dan bukan dari daerah wabah PMK maka SKKH itu pasti keluar," tegasnya. (OL-15)