Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PEMERINTAH Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, bakal melarang para nelayan menangkap ikan menggunakan pukat dengan radius 500 meter di perairan laut teluk Maumere. Hal ini menjadi penting dalam upaya menghindari terjadi overfishing atau penangkapan ikan tidak ramah lingkungan.
Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo mengaku pihaknya saat ini sedang melakukan penataan lingkungan yang telah dikonsepkan sepanjang 376 km garis pantai yang ada di Kabupaten Sikka. Salah satu penataannya, kata dia, dengan melarang para nelayan menangkap ikan menggunakan alat tangkap pukat dalam radius 0 sampai 500 meter demi menjaga ekosistem perairan laut sebagai upaya menghindari penangkapan ikan tidak ramah lingkungan.
"Mulai saat ini tangkap ikan tidak ramah lingkungan harus kita hentikan di wilayah perairan laut teluk Maumere ini. Ini penting demi menjaga kelestarian pantai dan sebagai tempat persediaan makanan ikan. Jadi ke depannya, nelayan dilarang tangkap ikan menggunakan pukat mulai dari bibir pantai sampai 500 meter. Yang kita izinkan itu, nelayan hanya boleh memancing. Kita lakukan ini demi penataan ekosistem laut untuk masyarakat Sikka," ujar bupati yang biasa disapa Robby Idong, Kamis (23/6).
Ia pun mengaku larangan untuk menangkap ikan di radius 500 meter ini bakal diatur dalam peraturan daerah khusus mengatur aktivitas penangkapan ikan menggunakan alat tangkap pukat. Peraturan daerah itu bakal berlaku mulai tahun 2023.
"Pelarangan itu bakal diberlakukan di tahun 2023. Kalau nelayan ingin mencari ikan pakai pukat harus berada di luar area 500 meter. Area 0-500 meter dari bibir pantai hanya boleh memancing saja," ucapnya.
Baca juga: Pukat Trawl Merajalela, Nelayan Aceh Resah
Menurut dia, dengan pelarangan tersebut, ia memastikan stok ikan di perairan wilayah Kabupaten Sikka semakin banyak. Hal ini dikarenakan perairan laut kita merupakan jalur migrasi ikan pelagis, seperti tongkol, cakalang, dan lain-lainnya. Tentunya, ungkap dia, saat ikan pelagis bermigrasi dipastikan akan berlama-lama di perairan laut Flores karena banyak makanan untuk mereka sangat tersedia.
Selain itu, pihaknya juga akan merehabilitasi semua ekosistem terumbu karang agar menjadi tempat ikan untuk mencari makan dan berlindung terutama ikan pelagis. Ia juga akan melakukan pemasangan rumpon sebagai tempat menarik ikan agar dapat berkumpul dan mudah ditangkap.
"Jadi, penataan ekosistem untuk masyarakat Sikka, dimulai dari 0 hingga 500 meter, hanya untuk memancing. Kita juga akan merehabilitasi semua ekosistem terumbu karang dan pemasangan rumpon, karena banyak ikan kecil di situ. Mulai dari blue fish hingga yellow fish," pungkasnya.(OL-5)
PENURUNAN permukaan tanah dan kenaikan permukaan laut menyebabkan migrasi besar-besaran para nelayan dari Pantura, khususnya daerah Indramayu, Cirebon, dan Tegal ke Jakarta.
Enam nelayan itu dilaporkan hilang sejak 15 Mei 2025 saat menangkap ikan mengunakan KM Berkat Baru di perairan selatan Pulau Rote.
AKTIVITAS penangkapan ikan mengunakan bahan peledak masih terus berlangsung di perairan Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Para nelayan di wilayah terdampak mengatakan kekhawatiran mereka terhadap kondisi cuaca yang memburuk.
BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti Perahu Nelayan
Komitmen kepolisian dalam menindak tegas segala bentuk kejahatan yang merugikan masyarakat, khususnya nelayan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved