Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

SPI Kalsel Dorong Kopi Jadi Tanaman Utama Penghijauan

Denny Susanto
22/6/2022 14:34
SPI Kalsel Dorong Kopi Jadi Tanaman Utama Penghijauan
Tanaman kopi di area hutan(ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra)

SERIKAT Petani Indonesia (SPI) Kalimantan Selatan mendorong agar tanaman kopi dan tanaman bernilai ekonomis lain seperti buah-buahan menjadi tanaman utama gerakan atau program penghijauan pemerintah.

Hal ini dikemukakan Ketua SPI Kalsel Dwi Putera Kurniawan, Rabu (22/6).

"Sudah selayaknya pemerintah mengganti tanaman penghijauan atau rehabilitasi hutan dan lahannya dengan tanaman bermanfaat dan bernilai ekonomis bagi masyarakat, salah satunya tanaman kopi," kata Dwi Putera.

Menurutnya pemilihan jenis tanaman penghijauan yang tidak mempunyai nilai manfaat bagi masyarakat sekitar ikut mempengaruhi kurang berhasilnya gerakan penghijauan/rehabilitasi hutan dan lahan selama ini. Pihaknya melihat gerakan penghijauan yang dilakukan pemerintah selama ini kurang mendapat dukungan masyarakat.

Dikatakannya dalam beberapa waktu terakhir, SPI Kalsel telah ikut membantu pengembangan sekitar 3.000 hektare tanaman kopi di sejumlah daerah di Kalsel seperti Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Tapin dan Hulu Sungai Tengah.

"Tanaman kopi yang kita kembangkan adalah tanaman kopi lokal. Sebagian merupakan milik petani, swasta yang memiliki lahan tidur hingga beberapa yayasan pendidikan pesantren," imbuhnya.

Baca juga: Presiden Minta Penghijauan di Sekitar Jalan tol untuk Delegasi G20

Dwi Putera melanjutkan, dengan gencarnya pengembangan tanaman kopi merupakan bagian dari upaya pemulihan dan pelestarian lingkungan. Pihaknya menargetkan dalam beberapa tahun ke depan Kalsel dapat memenuhi permintaan ekspor kopi lokal ke sejumlah negara yang sejauh ini belum bisa terpenuhi.

Sebelumnya, permintaan kopi lokal Kalsel atau kopi Meratus jenis robusta dan liberika datang dari para pengusaha Mesir. Pangsa pasar Kopi Meratus saat ini dinilai cukup menjanjikan.

Hal senada juga dikemukakan Kosim, pegiat lingkungan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dikatakannya, masyarakat petani dan warga korban bencana berharap pemerintah dapat mengganti tanaman penghijauan dengan tanaman bernilai ekonomi sehingga diharapkan mampu mendongkrak ekonomi masyarakat, sekaligus upaya pelestarian lingkungan yang berkualitas.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya