Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
REMAJA putri menjadi salah satu fokus sasaran upaya penurunan angka stunting di Sumatera Utara dalam tiga tahun ke depan.
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sumut Musa Rajekshah (Ijeck) mengatakan, dirinya telah menginstruksikan semua unsur tim untuk segera melaksanakan aksi nyata dalam upaya percepatan penurunan stunting.
"Untuk penurunan angka stunting yang menjadi sasaran kegiatan adalah keluarga berisiko stunting yaitu anak remaja puteri atau calon pengantin," ungkapnya, Kamis (16/6).
Kelompok sasaran tersebut utamanya yang berasal dari keluarga miskin, pendidikan orangtua rendah, sanitasi lingkungan buruk dan air minum tidak layak. Selain remaja putri dan calon pengantin, TPPS Sumut juga akan menyasar ibu hamil, ibu pascapersalinan, anak usia 0 sampai 23 bulan serta anak usia 24 tahun sampai 59 tahun.
Ijeck yang juga Wakil Gubernur Sumut, memaparkan berbagai upaya akan dilakukan untuk menurunkan angka stunting di wilayahnya provinsinya. Untuk itu dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar bergerak bersama melaksanakan program-program intervensi spesifik dan sensitif terkait stunting.
Menurunkan angka stunting tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah daerah, semua pihak terkait dan masyarakat harus ikut berpartisipasi. Dengan kerja sama yang baik, dia optimistis angka stunting di provinsinya dapat mencapai 14% sesuai dengan target nasional pada 2024.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sumut Alwi Mujahit Hasibuan mengungkapkan, pemprov menargetkan penurunan prevalensi stunting di daerahnya rata-rata sebesar 3,9% per tahun.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Prevalensi stunting menyebar di seluruh provinsi di Indonesia, yang mana hingga kini sebagian besar provinsi masih memiliki angka prevalensi yang tinggi, yakni 30% ke atas. Sampai 2021, prevalensi stunting di Sumut masih menyentuh angka 25,8% atau 11,8% lebih tinggi dari target nasional.
Kepala Perwakilan BKKBN Sumut Muhammad Irzal memastikan pihaknya siap bermitra dengan pemda dan berbagai pihak terkait dalam menurunkan angka stunting di wilayah kerjanya. Penurunan angka stunting di Sumut membutuhkan dorongan lebih kuat karena prevalensi provinsi ini masih berada di peringkat 17 dari 34 provinsi.
Terpisah, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sumut Nawal Lubis telah mengajak kader PKK untuk bergerak secara aktif menurunkan angka stunting. "Menanggulangi stunting memerlukan kontribusi semua pihak, termasuk PKK yang memiliki kekuatan besar hingga ke tingkat paling bawah," katanya.
Menurut Nawal, kader PKK dapat menjadi ujung tombak dalam mendukung berbagai program pemerintah, khususnya dalam menurunkan angka stunting. (OL-15)
Data juga menunjukkan 1,4 juta perempuan hamil dan menyusui mengalami malnutrisi.
Setiap 25 Januari, Hari Gizi Nasional diperingati untuk memberikan kesadaran pentingnya gizi seimbang bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi, momen penting di dunia kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang.
Program MBG dinilai bisa meningkatkan kualitas gizi masyarakat yang berasal dari keluarga kurang mampu dan mengatasi masalah gizi buruk dan kekurangan nutrisi dalam jangka panjang.
Kualitas data akan sangat penting untuk hasil SSGI ini. Karena jika data yang dimiliki dengan kualitas yang tidak baik, tidak akan ada gunanya untuk dianalisis.
Dinas Sosial DKI Jakarta menyelamatkan bayi bernama Sayyidatina Khanafi Nuraini, berusia enam bulan, yang ditelantarkan oleh orangtuanya.
Investasi gizi sejak dini merupakan kunci untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas di masa mendatang.
Pemerintah sangat sadar asupan gizi berperan dalam meningkatkan dan mendukung perkembangan kecerdasan anak, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan.
Indonesia dianugerahi kekayaan pangan yang sangat melimpah dan beragam. Potensi ini mencakup berbagai jenis bahan pangan dari berbagai kategori utama.
Kegiatan dikemas dalam format talkshow, workshop, dan nonton bareng, dengan melibatkan para ibu rumah tangga sebagai peserta aktif.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Ajang Peduli Gizi 2025 kembali digelar sebagai bentuk apresiasi terhadap individu, institusi, dan pelaku industri yang dinilai telah memberikan kontribusi nyata.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved