Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, mengakui sejumlah desa di
wilayah setempat masih terendam banjir. Bahkan empat desa di Kecamatan Dusun Hilir dalam kondisi parah.
"Empat desa tersebut yakni Sungai Jaya, Mahajandau, Batilap, dan Batampang," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Barito Selatan Suwono di Buntok, Rabu (8/6). Berdasarkan laporan dari lapangan, kondisi air tertinggi berada di Desa Sungai Jaya yang mencapai 130 sentimeter.
Banjir yang melanda sejumlah desa di Barito Selatan itu terjadi sejak 26 Mei 2022. Dari enam kecamatan, sebanyak 36 desa terendam banjir di empat kecamatan.
Sebanyak 36 desa tersebut terdiri dari 8 desa yang berada di Kecamatan Dusun Utara, 11 desa di Kecamatan Dusun Selatan, 11 desa di Kecamatan Karau Kuala, dan 4 desa di Kecamatan Dusun Hilir. Di luar itu terdapat sejumlah dusun yang terendam banjir.
"Kondisi banjir untuk tiga kecamatan sudah turun, hanya yang di Kecamatan Dusun Hilir, khususnya empat desa, yakni Mahajandau, Batilap, dan Batampang dengan ketinggian air masih mencapai satu meter, sedangkan di Desa Sungai Jaya mencapai 130 cm," kata Suwono.
Baca juga: Satu Pelaku Pembunuhan Pensiunan RRI Madiun Dibekuk
Lamanya banjir melanda beberapa desa di wilayah Kecamatan Dusun Hilir itu karena posisi geografisnya yang berada di kawasan pertemuan dua aliran sungai besar, yakni Sungai Barito dan Sungai Kapuas. Ketika debit air salah satu sungai naik, langsung terjadi banjir. Apalagi jika debit air kedua sungai yang naik. Makanya, banjir juga bisa terjadi pada desa itu dalam kurun waktu berbulan-bulan," ujarnya.
Hingga saat ini BPBD Barito Selatan dan pihak terkait terus melakukan pemantauan intensif perkembangan banjir yang terjadi. "Kami dari BPBD terus siaga memantau perkembangan dari waktu ke waktu, termasuk pula kesiapan personel dan peralatan penanggulangan bencana," tuturnya. (Ant/OL-14)
Banjir yang merendam Pondok Pesantren Assirojul Munir merupakan dampak robohnya bangunan talud saluran air pada Senin (6/11).
Sedikitnya ada dua titik di ruas jalan protokol Kota Cirebon yang selama ini menjadi langganan banjir.
Banjir terjadi sekitar pukul 20:30 WIB diawali hujan intensitas tinggi sejak pukul 17:30 WIB
Sebanyak 7.027 jiwa di Kampung Lumajang Peuntas, Desa Cieuterup, harus mengungsi karena rumah mereka terendam air.
Di awal 2024 ini berbagai kejadian bencana di musim penghujan sudah terjadi di Kabupaten Cirebon. Mulai dari pohon tumbang akibat angin kencang, banjir, tanah longsor dan lainnya,
Anggaran yang telah disiapkan dapat digunakan sesuai hasil inventarisasi dan tepat sasaran
Air yang menggenang di sekitar rumah saat banjir dapat memicu sejumlah penyakit seperti diare, penyakit kulit dan leptospirosis.
Sosialisasi agar warga berbelanja sesuai kebutuhan akan terus dilakukan, sehingga harga tidak melonjak.
. Kami sudah berkoordinasi dengan para camat untuk segera melakukan gerakan bersama mencegah banjir di musim penghujan,
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membangun 12 kolam retensi, menjelang musim hujan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved