PENGELOLA wisata Boonpring di Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, meningkatkan kapasitas warga setelah objek wisata itu naik kelas level ASEAN.
Objek wisata yang memiliki keunikan 115 spesies bambu tersebut naik kelas seusai menerima penghargaan The 5th ASEAN Rural Development and Property Eradication (RDPE) Leadership Award.
"Setelah mendapatkan penghargaan, kami lebih meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan menumbuhkan UMKM," kata Direktur BUMDes Kertoraharjo Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Samsul Arifin, Jumat (3/6).
UMKM yang dikembangkan yaitu batik motif boonpring, keripik, camilan carang mas dan opak. Ia termasuk mengembangkan kerajinan berbasis bambu. Pasalnya 115 bambu endemik desa itu menjadi daya tarik wisata yang khas.
Baca juga: Lamongan Tanam 2.700 Batang Bambu untuk Rehabilitasi
Di wisata itu, lanjutnya, wisatawan bisa membeli bibit bambu dengan harga terjangkau.
"Kami akan menambah koleksi 8 jenis bambu dari Kebun Raya Purwodadi," ujarnya.
Setelah Boonpring mendunia, pemberdayaan masyarakat lebih ditingkatkan lagi. Hal itu agar masyarakat siap menerima kunjungan wisata dari warga dunia. Selain itu, infrastruktur jalan terus dibenahi.
Bahkan, BUMDes menggandeng perguruan tinggi guna meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi. Dengan demikian, ke depannya, semua layanan berbasis digital.
"Kami akan menerapkan digitalisasi sistem pembayaran bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Malang," tuturnya.
Saat ini, katanya, kunjungan wisata mulai pulih. Wisatawan per hari bisa mencapai 700 orang. Adapun kunjungan wisata selama libur Lebaran terdata sekitar 20 ribu orang dengan pendapatan Rp40 juta per hari.(OL-5)