Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pesan Damai dari Bumi Perkemahan Bangsa-Bangsa Malalaja Nagekeo

Ignas Kunda
01/5/2022 09:25
Pesan Damai dari Bumi Perkemahan Bangsa-Bangsa Malalaja Nagekeo
Kegiatan Pramuka bertajuk Bumi Perkemahan Bangsa-Bangsa (PBB) di Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, NTT.(MI/Ignas Kunda)

MENJELANG peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2022, sejumlah pelajar dari tingkat SMP hingga SMA di Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar kegiatan Pramuka bertajuk Bumi Perkemahan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai pesan damai kepada seluruh bangsa yang bertikai.

Disaksikan Media Indonesia, kegiatan itu berlangsung di lapangan sepak bola SMP Negeri Satap 2 Boawae, Kampung Malalaja, Desa Kelewae, dengan pemandangan eksotis Gunung Ebulobo pada bagian baratnya. Kegiatan itu berlangsung selama dua hari sejak Sabtu (30/4) hingga Minggu (1/5).

Di lapangan tersebut, sejumlah kemah dari 12 sekolah berdiri mengelilingi bendera pramuka dan bendera merah putih. 

Baca juga: Pramuka Lampung Siap Berperan Hadapi Arus Mudik

Setiap kemah diberikan nama beberapa negara yang dipandang punya riwayat dan sedang bertegangan atau bertikai. Termasuk di antaranya yang sedang berperang Ukraina dan Rusia. 

Dari Timur ke Barat berjejar kemah negeri Jepang dan Tiongkok lalu kemah negeri Israel yang berdampingan dengan Palestina, lalu kemah negeri Irak dan Iran, kemudian kemah negeri Afganistan dan Amerika Serikat, serta Indonesia dan Belanda.

“Dua kemah berdampingan yang menurut kami sedang bertikai serta punya sejarah bertikai baik senjata maupun teknologi. Bukan untuk terus bertikai namun sebagai pesan damai dari kampung karena kedamaian itu indah berdampak baik buat anak-anak,” ungkap ketua panitia bumi perkemahan bangsa-bangsa Jen Jona.

Dalam PBB ini, sebagai pembuka, para siswa melakukan latihan baris-berbaris lalu melakukan perlombaan dan pada titik akhir mengelilingi sebuah kotak kertas bertiang bambu sebagai simbol virus covid-19 dan demam berdarah. 

Menurut Jen, konsep PBB  bukan hanya pesan damai namun bersatu untuk bersatu melawan musuh bersawa yakni covid-19 serta demam berdarah, yang menjadi momok di negeri-negeri miskin atau yang sedang berkembang.

Selain itu, menurutnya, pada kegiatan PBB ini, para siswa juga melakukan kegiatan outbond, serta kegiatan seni berupa pentas drama, seni musik bernuansa lokal dengan alat musik bambu, serta loma puisi.

Pantauan Media Indonesia, pada kegiatan outbond terdapat beberapa rintangan berupa panjat tali lalu memasang bendera di ujung, lalu keseimbangan di atas bambu, kemudian lari karung, berlari dengan celana serta pakaian lusuh tidak berkancing, serta rintangan uji pengatahuan akademik siswa.

“Setiap rintangan punya simbol, seperti lari karung sebagai simbol kolonalisme atau penjajahan, ia berlari dalam kungkungan, berlari dengan celana tidak berkancing simbol kemiskinan, keseimbangan di atas bambu simbol keadilan, serta ada uji pengetahuan dasar akademik sebagai simbol rintangan kebodohan “ kata Jen.

Bagi Jen, pentingnya kegiatan outbond ini bagi para siswa karena ada 3 aspek penting yang berjalan bersamaan dalam satu kegiatan yakni afektif, kognitif dan psikomotorik.

“Pertama aspek afektif atau sikap anak-anak, seperti sportifitas, kerja keras, tanggung jawab,  kemudian kognitif  seperti pengujian kemampuan berpikir dalam hal ini kemampuan akademik siswa dan psikomotorik yang adalah kemampuan fisik menaklukan rintangan,” paparnya.

Sedangkan ketua penyelenggara, Maria Goreti Gego Boa, yang juga kepala sekolah SMP Satap Malalaja, mengatakan bahwa ini merupakan kegiatan pertama kalinya dilakukan di sekolah ini, dan  merupakan kreativitas bersama kolaborasi dari para guru dan pembina pramuka serta pihak pemerintah Desa Kelewae dalam mendukung tumbuh kembang anak agar bisa mengeluarkan semua energi positifnya.

“Ini juga sebagai muara atau sarana untuk anak-anak menyalurkan kreativitasnya agar anak-anak tidak patah semangat walaupun berada di kampung, sehingga kami mengharapkan ada dukungan dari pemerintah daerah serta lembaga swadaya masyarakat baik moril dan materil pada kegiatan kali berikutnya, “ katanya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya