Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
PEMERINTAH Provinsi emerintah Provinsi Jawa Barat melalui Jabar Quick Response terus meningkatkan kesadaran masyarakat agar siap dalam menghadapi bencana. Salah satunya dengan membentuk relawan-relawan kebencanaan di setiap lingkup terkecil masyarakat.
Hal ini terungkap dalam seminar nasional bertemakan peran relawan dalam
membangun Jabar Resilience Culture Province, di Bandung, Rabu (23/3).
Acara ini menghadirkan sejumlah pemateri seperti dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, relawan kebencanaan, hingga akademisi.
Kepala Divisi Media, Data, dan Pelayanan Informasi Jabar Quick Response, Aditya Sanggaputra, menjelaskan, pihaknya berharap semua daerah di Jawa Barat memiliki relawan kebencanaan yang memahami situasi dan keterampilan dalam mitigasi bencana. "Mereka harus memiliki kemampuan dasar dalam tanggap kebencanaan," katanya.
Kebutuhan ini tidak terlepas dari situasi di wilayahnya, yakni hampir
semua daerah di Jawa Barat memiliki potensi bencana. Oleh karena itu,
setiap kawasan harus memiliki relawan tersebut.
"Bagaimana agar tercipta smart cluster. Ini juga seiring dengan amanat
Pak Gubernur, karena Jabar sudah punya cetak biru terkait kebencanaan,"
katanya.
Dia menyebut, smart cluster ini diharapkan hadir setidaknya di setiap
desa di Jawa Barat. Para relawan itu diharapkan memiliki berbagai
keahlian dan pemahaman terkait kebencanaan seperti manajemen posko.
"Para relawan dilatih bagaimana caranya mengelola posko dengan SDM yang
ada," katanya.
Selain itu, terdapat manajemen data dan relasi sehingga diharapkan relawan dapat memberikan data, informasi, sekalius teknik penyajiannya.
"Kami juga terus berupaya memberikan materi fungsi kehumasan, bagaimana
caranya mengelola dokumentasi, pengarsipan data, membicarakan etika.
Misalnya menginformasikan tentang foto bencana yang tidak boleh
dipublikasikan," katanya.
Dengan adanya smart cluster ini, diharapkan tercipta unit reaksi cepat
di lingkup terkecil, sehingga pola respons kebencanaan menjadi lebih
cepat. "Intinya desentralisasi respons. Selama ini mungkin respons itu
dari masyarakatnya yang justru tidak mengetahui. Dengan ini mudah-mudahan masyarakat semakin tahu dan teredukasi," ujarnya.
Sekretaris BNPB, Lilik Kurniawan, menjelaskan, penanganan kebencanaan
memerlukan peran serta dari masyarakat. "Tidak bisa jika hanya
mengandalkan pemerintah saja," katanya.
Oleh karena itu, dia menilai relawan memiliki peranan dominan dalam
mitigasi bencana. "Relawan itu banyak sekali peran-perannya. Bukan saat
situasi darurat saja," katanya.
Dia pun berharap setiap masyarakat memiliki pengetahuan dan informasi
yang baik tentang kebencanaan. "Masyarakat harus mengetahui, memiliki
kesadaran, dan melakukan rencana-rencana untuk diri sendiri maupun
keluarga jika terjadi bencana," ujarnya.
Bahkan, dia menyebut warga harus aktif dan rutin dalam pelatihan
kebencanaan. "Harus ada pelatihan, simulasi kebencanaan, setidaknya
setahun sekali," ujarnya. (N-2)
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa gempa bumi dirasakan warga Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur pada Jumat (18/7).
Banjir, kebakaran, angin kencang, gelombang pasang, dan tanah longsor bukan hanya mengancam keselamatan manusia, tapi juga menghambat pembangunan dan menimbulkan kerugian ekonomi besar.
MEMPERINGATI Hari Logistik Nasional 2025, Lion Parcel menyoroti peran kurir sebagai garda terdepan dalam menghubungkan Indonesia melalui pengiriman barang, termasuk di wilayah timur Indonesia dengan akses yang menantang.
BNPB mencatat 18 kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB.
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Cakupan perlindungan asuransi belum mampu mengimbangi besarnya potensi kerugian. Hal itu mengakibatkan semakin banyak pihak yang kurang atau tidak terlindungi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved