Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

11 Anak di Sikka Dirawat karena DBD, 2 dalam Kondisi Berat

Gabriel Langga
08/1/2022 11:55
11 Anak di Sikka Dirawat karena DBD, 2 dalam Kondisi Berat
Seorang ibu menemani anaknya yang dirawat di rumah sakit karena demam berdarah dengue di Sikka, NTT.(MI/Gabriel Langga)

BARU memasuki awal 2022, anak-anak di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai perlahan-lahan diserang nyamuk Aedes aegypti. Akibatnya, ada 11 anak harus dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan karena terpapar demam berdarah dengue (DBD). Yang lebih parah ada dua anak yang dinyatakan kondisi berat dengan kategori DBD grade 3 dan 4 atau DBD berat.

Mario B Nara, dokter yang menangani pasien anak penderita DBD di RSUD TC.Hillers Maumere mengaku ada sebelas anak di Kabupaten Sikka yang ia tangani karena terpapar DBD dan saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit. 

Lanjutnya, sebagian besar anak yang dirawat itu berada pada posisi grade 1 dan 2. Artinya, mereka mengalami gejala penurunan trombosit jauh di bawah batas minimal 150.000.

Baca juga: PTM 100% di Sikka Dimulai 10 Januari 2022

Dari sebelas pasien itu, kata Mario, terdapat dua pasien DBD yang masuk dalam kategori DBD grade 3 dan 4. Meski demikian ia mengaku kondisi kedua mereka sudah berangsur membaik berkat perawatan yang intens.

"Ada dua anak itu masuk dalam kategori DBD grade 3 dan 4. Kalau sudah masuk grade 3 dan 4 itu disebut DBD berat. Namun, puji Tuhan, dua anak itu sudah berangsur membaik. Kondisi keduanya itu sudah membaik," papar dia, Sabtu (8/1).

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Avelinus Serbianus Nong Erwin menuturkan pihaknya saat ini sedang gencar melakukan fogging atau pengasapan di beberapa lokasi kasus DBD di Kota Maumere.

"Fogging ini hanya untuk memutuskan rantai penularan, sementara tindakan paling efektif untuk mencegah penularan DBD dengan kegiatan pembasmian jentik 4 M Plus. Maka dari itu butuh semua warga bergerak. Jangan sampai peristiwa ini akan terulang pada 2019. Yang mana, kasus DBD kita di Sikka sangat signifikan," ujar dia. (OL-1) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya