Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pemprov Babel Secara Resmi Mengelola Pabrik Insinerator 

Mediaindonesia.com
28/12/2021 17:09
Pemprov Babel Secara Resmi Mengelola Pabrik Insinerator 
Acara serah terima pabrik insinerator dari KLHK kepada Pemprov Babel pada Senin (27/12).(Ist/Pemprov Babel )

PABRIK insinerator yang dipusatkan di Kawasan Industri (KI) Tukak Sadai, Kabupaten Bangka Selatan (Basel) ini, secara resmi akan dikelola Pemprov Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

Kepastian hal tersebut setelah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan penyerahan pabrik insinerator kepada Pemprov Babel dan penandatanganan  berita acara serah terima operasional barang milik negara dalam rangka fasilitas pelayanan kesehatan tahun 2021.

Acara penandatangan antara KLHK dan Pempriv Babel dilaksanakan di Ruang Pertemuan Wakil Gubernur Babel, Senin (27/12).

Penandatanganan dilakukan Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non-B3 Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK Sinta Saptarina Soemiarno, dan Kepala Dinas LHK Babel Marwan.

Acara penandatanganan disaksikan langsung oleh Wakil Gubernur Babel Abdul Fatah, serta Direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT. Bumi Bangka Belitung Sejahtera, Prof.Saparudin.

Dengan acara serah terima itu, akhirnya perjuangan Gubernur Babel Erzaldi Rosman untuk menghadirkan pabrik pengelolaan limbah bahan berbahaya beracun (B3) dan non-B3 berbuah manis.

Kini, Pemprov Babel telah memiliki pabrik insinerator B3 dan non-B3 untuk fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes).

Wakil Gubernur Babel Abdul Fatah menyebutkan, pabrik tersebut sangat penting bagi Babel yang merupakan daerah kepulauan. Sebab, banyak limbah dari fasilitas pelayanan kesehatan tidak terkelola dengan baik.

Hal ini pula, dikatakan Wagub Abdul Fatah menjadi alasan Gubernur Erzaldi melakukan pengajuan pembangunan ke KLHK pada 23 Juni 2020.

"Pertemuan hari ini sangat penting dan strategis. Masalah limbah rumah sakit yang mengkhawatirkan ini sudah kami pikirkan bersama Pak Gubernur sejak 2017 lalu," kata Abdul Fatah.

"Alhamdulillah kami selalu menyuarakan ke pusat, dan terdengar dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan mendirikan pabrik pengelolaan limbah B3," ujarnya.

Wagub Babel juga menyampaikan rasa terima kasih dari Pemprov Babel kepada KLHK yang telah memprioritaskan pembangunan pabrik insinerator berdiri di Babel.

Ia pun memastikan dalam pemanfaatan dan pemeliharaan pabrik yang kemudian akan diserahkan kepada BUMD PT. Bumi Bangka Belitung Sejahtera akan dilakukan secara optimal.

"Mohon terima kasih kami kepada Ibu Dirjen Kementerian LHK yang telah memikirkan Babel dalam pembangunan pabrik ini, sehingga kami bisa mengelola limbah rumah sakit di seluruh Babel. Semoga kami bisa memanfaatkan, memelihara fasilitas ini, dan dapat kami optimalkan bagi kesehatan masyarakat Babel," ujarnya.

Gulirkan dana hingga Rp 7 miliar

Sementara itu, Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK Sinta Saptarina Soemiarno, menyebutkan pembangunan pabrik insinerator di Babel terbilang istimewa.

Selain memakan biaya lebih dari Rp 7 miliar dan pbarik yang dibangun ini pertama kali di Indonesia, pabrik tersebut juga dilengkapi sarana dan prasarana yang sangat baik.

Mesin insinerator ini, dijelaskan Sinta akan membuat limbah menjadi abu dengan proses pembakaran dengan suhu tertentu.

Hasil pembakaran ini menciptakan residu atau produk sisa, dan dapat dioperasionalkan selama 24 jam. Namun, dalam pembangunan itu masih terdapat berbagai kendala yang diharapkan Kemen-LHK dapat segera diselesaikan Pemprov. Babel.

"Kendala terbesar adalah di pematangan lahan, dan masalah serius yang kami hadapi juga terkait listrik, air, izin operasional dan akses jalan. Mohon serah terima untuk segera supaya cepat karena banyak yang masih harus dilalui prosesnya sebelum akhir tahun ini," ujarnya.

Menanggapi permintaan pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktur BUMD PT. Bumi Bangka Belitung Sejahtera Prof.Saparudin mengungkapkan kesiapannya untuk mencarikan solusi, baik akses jalan, ketersediaan air, maupun pematangan lahan.

Ia juga mengungkapkan jika pihaknya telah melibatkan warga Bangka Selatan dalam pengoperasian pabrik tersebut.

"Untuk tenaga operasional pabrik, baik operator maupun teknisi kita prioritaskan masyarakat Bangka Selatan sesuai arahan Pak Gubernur, yang kesemuanya ada lulusan S1, dan SMK mesin di Basel. Kita rekrut, dan kita berikan pelatihan pengoperasian," pungkasnya.(RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya