Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BERBAGAI cara dilakukan pemerintah untuk mengedukasi masyarakat Papua tentang bahaya covid-19. Salah satunya dengan meminta bantuan tokoh adat dan agama untuk memberikan edukasi tentang covid-19 kepada masyarakat yang tinggal di pedalaman Papua dan Papua Barat.
Hal itu dianggap penting, sebab masyarakat Papua dikenal sangat menghormati para pemuka agama. Berkaitan hal tersebut, Ketua Jaringan Mubalig Muda Indonesia, Irfaan Sanoesi mengapresiasi kontribusi tokoh adat dan agama dalam menangani masalah covid-19 dan pemulihan ekonomi di Papua.
Baca juga: Satgas: Lonjakan Kasus Covid-19 di Papua belum Tentu Akibat ...
“Penanganan covid-19 itu kerja kolektif. Tak peduli kamu dari agama, suku, etnis mana. Yang paling penting adalah soal kemanusiaan. Kata kuncinya adalah gotong royong,” ujar Irfaan.
Lebih lanjut, Irfaan mengemukakan bahwa andil para tokoh pemuka agama maupun adat sangat terasa manfaatnya oleh banyak masyarakat Papua. “Sosok tokoh adat atau keagamaan memang dapat berfungsi sebagai aktor sosial yang bisa mempengaruhi masyarakat. Hal inilah dilakukan untuk memastikan informasi terkait pencegahan covid-19 dapat dipahami dan diaplikasikan dengan baik oleh masyarakat di pedalaman Papua dan Papua Barat,” sambungnya.
Selain itu, Irfaan mengungkap peran gereja sebagai vital yang berfungsi sebagai media sosialisasi. Apalagi di Papua dan Papua Barat, gereja begitu banyak tersebar sampai pedalaman. Para pemuka agamanya juga merupakan tokoh panutan masyarakat sehingga petuah mereka didengar dan dilaksanakan.
"Peran gereja ini sangat penting dan efektif. Apalagi gereja tersebar luas hingga ke daerah pendalaman. Seusai dengan jati diri bangsa yang relijius. Karena itu, tokoh agama pesan atau petuahnya akan didengarkan dan diikuti," sambungnya.
JAMMI mengungkapkan bahwa sosialisasi pencegahan covid-19 oleh para tokoh ini disampaikan dalam kegiatan keagamaan yang rutin dijalankan oleh masyarakat. Meskipun sebagian besar tempat ibadah di Papua maupun Papua Barat masih ditutup, sosialisasi tetap berjalan dengan penerapan yang berbeda-beda.
“Jadi ada ibadah melalui daring, lalu para tokoh agama, sebelum ibadah dimulai, atau juga di akhir ibadah minggu, para pendeta menyampaikan pesan pencegahan covid-19” jelasnya.
“Kita mengalami pandemi ini kita harus bersama-sama juga untuk mengakhiri pandemi ini. Caranya adalah saling jaga, dan semua selamat. Saya jaga kamu, kamu juga harus jaga saya sehingga kita semua akan selamat,” ujarnya. (Ant/A-1)
Sandi mengungkapkan kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan setiap bulan dengan materi yang beragam.
Ada beberapa langkah antisipatif yang mulai diterapkan Puskesmas Warungkondang untuk mencegah penyebaran covid-19.
Seperti halnya virus korona, bentuk patologi sosial semacam itu kini juga masih ada dan bergentayangan. Mereka cuma bermutasi menjadi bentuk lain, dari yang kelas teri hingga kakap.
“Saya mohon bangsa ini, pemimpin-pemimpin kita, dalam bidang politik mana semua, tolong tidak berkomentar kalau komentarnya belum jelas,” kata Luhut
Direct Digital Radiography (DDR) ciptaan I Gede Bayu Suparta dirancang dengan fitur pengambilan mode thorax untuk diagnosis untuk diagnosis pasien Covid-19.
Pandemi covid-19 mesti dibaca betapa ada yang salah dalam sistem kehidupan kita sehingga virus itu mampu memporak-porandakan setiap sendi kehidupan di seluruh dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved