BUPATI Intan Jaya Natalis Tabuni mengaku terus berupaya melakukan pendekatan dengan kelompok kriminal bersejata (KKB) atau TPN-OPM yang selama ini sering terlibat konflik bersenjata dengan TNI-Polri di wilayah Intan Jaya. Dia mengaku komunikasi sudah dibangun lama hanya saja butuh kesabaran ekstra sampai benar-benar komunikasi yang dibangun membuahkan hasil.
"Tentu saja komunikasi sudah kami lakukan berkali-kali, pakai pendekatan kultural, kekeluargaan, melalui gereja, tokoh masyarakat kampung, Lembaga DPRD Intan Jaya semua kami lakukan. Hanya memang tidak bisa instan, butuh kesabaran ekstra untuk benar-benar bisa membangun kesadaran dan persepsi yang sama dengan saudara-saudara kita ini,” ungkap Natalis dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (23/11).
Menurut dia, saat ini kelompok TPN-OPM terpecah ke dalam beberapa kelompok yang masing-masing ingin menunjukkan eksistensi diri mereka. Ada kelompok Sabinus Waker yang memang sudah eksis sejak dulu tetapi juga ada kelompok-kelompok baru yang baru keluar dari Paniai dan Puncak, Puncak Jaya.
"Kalau group Sabinus Waker itu kita sudah lama berhasil dekati dan mereka memang menepati janji untuk berhenti perang. Jadi yang baru-baru muncul ini adalah kelompok baru yang tembak sana, tembak sini hanya untuk menunjukan eksistensinya dan tidak jelas juga maunya apa. Ini yang memang akan terus kita upayakan dialog atau pendekatan, hanya itu tadi harus ekstra sabar dan sabar,” lanjut Natalis.
Dia berharap, agar pendekatan yang selama ini dilakukan termasuk juga oleh TNI/Polri bisa membuahkan hasil positif agar kelompok KKB/TPN-OPM bisa memahami pesan yang disampaikan untuk berhenti berperang karena faktanya saat ini menimbulkan korban jiwa di kalangan sipil, utamanya anak-anak dan perempuan.
"Jadi kami ingin saudara-saudara kita ini berhenti perang, karena sudah banyak korban. Tentu kalau ada dialog kita akan pastikan betul mereka juga aman dan dari sana kita bisa bangun komitmen Bersama,” lanjut Natalis.
Dia mengakui, akibat konflik berkepanjangan, pembangunan di Intan Jaya tidak bisa berjalan maksimal dan efektif. “Setidaknya kalau kita bicara pembangunan fisik, Kesehatan, Pendidikan, dan juga ekonomi hampir pasti sangat terganggu. Ini yang kami rasakan karena gangguan keamanan terus terjadi. Harap saja himbauan-himbauan kami selama ini bisa didengar sehingga situasi keamanan bisa kita kendalikan dan kami bisa membangun Intan Jaya dengan aman dan damai,” pungkas Natalis. (OL-13)
Baca Juga: Perlibatan Warga Sipil Dalam Komponen Cadangan Berpotensi Langgar HAM