Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Obat Herbal Covid-19 dari Universitas Padjadjaran Disambut Masyarakat

Bayu Anggoro
12/11/2021 21:00
Obat Herbal Covid-19 dari Universitas Padjadjaran Disambut Masyarakat
Peneliti menyiapkan pengujian peningkat imun tubuh bagi pasien covid-19 di Laboratorium Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI( ANTARA/Aditya Pradana Putra)


OBAT herbal untuk covid-19 mendapat sambutan yang baik dari masyarakat di dalam negeri. Selain itu, pengembangannya juga mendapat dukungan dari pemerintah.

"Sejauh ini permintaan masyarakat terhadap obat berbahan alami inipun cukup tinggi bahkan terus bertambah," ujar peneliti dan Guru Besar Universitas Padjadjaran Prof Keri Lestari Dandan, Jumat (12/11).


Menurut dia, untuk menangani covid-19 obat herbal terbagi ke dalam dua fungsi. Yang pertama mengobati infeksi, dengan penggunaan bahan kina yang sudah dikembangkan Unpad.

fungsi kedua untuk meningkatkan daya tahan tubuh seperti empon-empon yang dikembangkan Universitas Airlangga.

Pengembangan terhadap dua fungsi itu terus dilakukan. Terbukti dengan banyaknya pihak terutama berbagai perguruan tinggi yang terus mengembangkan manfaat obat herbal untuk penanganan virus korona.

Dia menyebut, untuk pengembangan kina yang dilakukan Unpad, saat ini uji klinisnya sudah disetujui.

"Kalau kina ini untuk mengobati infeksi," katanya, Jumat (12/11).

Sekarang, tambah Keri, Unpad tengah melakukan uji sampel terhadap pasien covid-19 yang diberikan obat herbal kina hasil pengembangan.
 
"Jadi ada dua sampel, yang satu konsumsi obat biasa saja, dibandingkan
dengan pasien covid-19 yang minum obat obat herbal," ujarnya seraya menyebut izin edar untuk obat herbal itu sudah keluar.

Menurut dia, penggunaan obat herbal di masa pandemi seperti ini memang tidak bisa dilepaskan dari obat medis biasa.

Dia memastikan pasien akan tetap mengonsumsi obat medis biasa meski obat herbal sudah dinyatakan berhasil dan layak dikonsumsi. "Jadi
dalam kondisi darurat seperti ini, dalam kondisi penyakit yang mengancam jiwa, yang rentan kondisinya bertambah parah, kita tidak boleh  melepaskan obat medis sama sekali. Apalagi jika obat herbalnya belum diketahui efektivitasnya," kata dia.


Prof Keri menambahkan, penggunaan obat herbal di masa pandemi ini
mendapat sambutan tinggi dari masyarakat. Apalagi, saat ini semakin banyak warga yang mengampanyekan pola hidup sehat dengan mengonsumsi obat herbal.

"Untuk menjaga daya tahan tubuh, masyarakat banyak menggunakan obat di lingkungan sekitar atau yang diracik sendiri, seperti wedang-wedangan. Ada juga kampanye untuk memilih minuman drinking responsibility, minuman yang bertanggung jawab di saat covid, seperti membatasi konsumsi alkohol dan menghindari minuman manis dari gula," katanya.


Dampaknya, lanjut dia, minuman berbahan alami yang diyakini berkhasiat
untuk kesehatan semakin laris seperti teh sirih, teh manis dari daun
stevia dan lainnya. "Beberapa hasil riset terkait minuman alami sudah diserahkan ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)," katanya.


Dia juga bersyukur karena pemerintah mendukung penggunaan obat-obatan
herbal dalam menghadapi covid-19 ini. "Uji klinis di BPOM jadi lebih
cepat. Biasanya untuk analisa perlu waktu lama, sekarang hitungan hari
sudah keluar," katanya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya