Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
LEBIH dari 100 pengungsi asal Afghanistan menggelar unjuk rasa di trotoar di Jalan El Tari depan Kantor DPRD Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/11). Mereka menggelar unjuk rasa untuk minta pertolongan pemerintah Indonesia membantu menyuarakan para pengungsi ke United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) agar memercepat penempatan ke negara ketiga.
Para pengungsi berjalan kaki dari tiga tempat penampungan yakni di Kelurahan Kelapa Lima, Kayu Putih dan Oesapa Barat sambil membawa poster dan spanduk yang antara lain mempertanyakan tidak ada lembaga internasional yang serius memikirkan masa depan mereka. "SOS, mengapa tidak ada yang peduli dengan masa depan para pengungsi," tulisan di salah satu poster.
Tulisan lain menyebutkan 'Refugee, kami juga manusia, kami juga berhak tinggal dengan tenang, kami bukan binatang yang hanya butuh makanan dan tidur.'
Unjuk rasa tersebut juga melibatkan puluhan anak. Mereka berteriak mengikuti salah satu pengungsi yang bertugas sebagai orator. 'We are human, not product, we are family," teriak beberapa anak sambil mengancungkan poster. Beberapa perempuan yang ikut dalam unjuk rasa tersebut selain membawa anak, juga mengendong bayi.
Seorang pengungsi, Kubra Hasani, 32, menyebutkan ia dan suaminya Ali Reza Hambari, 36, meninggalkan Afghanistan pada 2015 melalui Pakistan. Sekarang sudah tujuh tahun mereka tinggal di penampungan telah memiliki dua anak yakni Aba, 6, dan Benyamin, 4.
"Hak-hak dasar anak-anak tidak terpenuhi seperti pendidikan dan kesehatan. Memang bisa daftar di PAUD tetapi itu hanya formalitas," kata Kubra.
Dia khawatir anak-anaknya tidak dapat mengenyam pendidikan dengan baik. "Untuk masuk ke SMP dan SMA harus ikut ujian baru dapat ijazah, sedangkan anak-anak kami tidak bisa ikut ujian," ujarnya.
Kubra mengatakan, jumlah pengungsi Afghanistan di Kupang sebanyak 216 orang termasuk anak-anak dan bayi. Dia berharap unjuk rasa tersebut dapat mengetuk hati pemerintah Indonesia agar bisa mendorong UNHCR segera mengirim mereka ke negara ketiga.
"Kami senang tinggal di Indonesia. Tetapi Indonesia belum meratifikasi Konvensi PBB tentang Penanganan Pengungsi Tahun 1951," kata Dia.
Pengungsi lainnya, Prista Atai, 27, menyatakan ia dan suaminya, Khalil telah memiliki seorang anak bernama Raho, 3. "Kami datang minta Pemerintah Indonesia bantu karena belum ada respon dari UNHCR. Sekarang mereka tidak mau bertemu kami katanya masih pandemi, protokol kesehatan mereka ketat," kata Prista Atai.
Menurutnya, unjuk rasa tersebut merupakan kedua kalinya dalam dua bulan terakhir. Sebelumnya, mereka menggelar unjuk rasa di trotoar depan Kantor Gubernur NTT. (OL-15)
Ribuan warga Afghanistan direlokasi ke Inggris usai kebocoran data 19.000 orang. Skema rahasia ini akhirnya terungkap setelah super-injunction dicabut.
RUSIA menjadi negara pertama yang secara resmi mengakui kekuasaan Taliban di Afghanistan.
Otoritas Emirat Islam Afghanistan menyebut pengakuan Rusia sebagai keputusan berani yang akan menjadi contoh bagi negara-negara lain.
DINAS pers tentara Pakistan, ISPR, melaporkan empat tentara Pakistan tewas dalam bentrokan dengan kelompok militan Tehrik-e Taliban Pakistan (TTP).
PAKISTAN telah meminta dukungan dari PBB dalam melawan terorisme di dalam negeri dan dari Afghanistan.
PIHAK berwenang Jerman terus menyelidiki serangan mobil yang melukai 36 orang di Kota Muenchen, Jerman.
Program ini menargetkan 10.000 fasilitas kesehatan, termasuk puskesmas, rumah sakit kabupaten dan kota, serta rumah sakit provinsi, dengan anggaran sekitar Rp1 miliar per fasilitas
KEMENTERIAN Kehutanan (Kemenhut) angkat bicara terkait polemik rencana pembangunan fasilitas pariwisata oleh PT Komodo Wildlife Ecotourism di Pulau Padar, kawasan Taman Nasional Komodo.
Berdiri di Desa Mondu, Kecamatan Kanatang, Prainatang dikenal sebagai salah satu kampung megalitik tertua di Sumba Timur.
Air Terjun Tanggedu namanya, tempat yang dijuluki "Grand Canyon-nya Indonesia" karena keindahan tebing-tebing batu dan kolam alaminya yang jernih.
Masyarakat NTT diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi angin kencang yang bersifat kering. Angin kencang ini berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
Pulau Kera seluas 48 hektare berada di wilayah Kabupaten Kupang, tetapi hanya berjarak 5 mil dari Kota Kupang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved