Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
SEBAGAI negara berisiko bencana, Indonesia harus siap menghadapinya dengan berbagai cara, termasuk membangun budaya literasi tentang kebencanaan.
Untuk itu, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia memberikan dukungan kepada Arsip Nasional R.I. (ANRI) yang membangun Pusat Studi Arsip Kebencanaan di Aceh. Pusat studi ini dibangun untuk memberikan sarana edukasi bagi masyarakat terkait literasi kebencanaan.
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengatakan kehadiran Pusat Studi Arsip Kebencanaan mendorong berbagai pihak untuk menyiapkan referensi pengetahuan terkait bencana. Selain itu, sebagai jalan menjelaskan kepada masyarakat tentang potensi bencana yang bisa menjadi pembelajaran bagi dunia.
"Di Perpustakaan Nasional banyak sekali naskah yang menjelaskan tentang kebencanaan ini. Yang paling penting bagaimana masyarakat dapat mendapatkan pelajaran serta edukasi tentang gejala bencana alam, khususnya," ungkapnya dalam seminar nasional dengan tema Menuju Pusat Studi Arsip Kebencanaan Dunia yang diselenggarakan secara hybrid, Jumat (22/10).
baca juga: ANRI Luncurkan Naskah Sumber Arsip Pemilu 1955
Bahan pustaka terkait kebencanaan yang dimiliki Perpusnas terdiri dari beragam koleksi, seperti manuskrip, buku langka, buku elektronik, artikel, dan surat kabar.
Syarif menyebutkan beberapa di antaranya adalah naskah Bugis (Kutika), naskah Melayu, naskah Jawa (Palilindon, Pararaton, Babad Momana dan Sengkala) yang berisi cerita bencana di masa lalu.
Lebih lanjut, Syarif Bando menuturkan hal yang paling utama dalam menyadarkan masyarakat tentang kesadaran bencana adalah dengan menulis atau membukukan setiap kejadian terkait bencana.
"Penulisan terus dilakukan dari gejala-gejala alam yang terjadi sehingga menambah banyak referensi. Karena masih sulit menemui buku-buku yang memang berkualitas di bidang itu. Secara itu berkaitan dengan kemampuan bangsa kita untuk mempersiapkan peralatan terkait pengendalian berbagai bencana yang mungkin timbul," jelasnya.
Sebelumnya pada Kamis (21/10), Kepala Perpusnas, Kepala ANRI Imam Gunarto, dan Plt Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana meresmikan Pusat Studi Arsip Kebencanaan. Kepala ANRI menjelaskan, peresmian dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak yakni Perpusnas, BKN, Universitas Syiah Kuala (USK), serta Pemerintah Daerah Aceh agar hal ini menjadi tanggung jawab bersama.
"Arsipnya sudah ada, sumbernya sudah ada, dukungan politik sudah ada, biaya sudah ada, peralatan sudah ada, gedung sudah ada. Selanjutnya apa? Yaitu untuk membangun kesadaran bersama di seluruh dunia,”"tegas Imam.
Dia berharap hadirnya pusat studi akan memberikan dampak kepada sektor sosial dan pariwisata, karena banyak orang yang datang untuk belajar tentang kebencanaan. "Karena kita bangsa yang mudah lupa, pusat studi ini merupakan suatu upaya memperpanjang ingatan kita tentang kebencanaan," katanya.
Plt. Kepala BKN yang menjadi Koordinator Penyusunan Cetak Biru Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh Nias pada 2004-2009, berkisah mengenai pengalamannya dalam menyelamatkan arsip kala pasca-tsunami.
baca juga:
"Saya saat itu juga membantu ANRI menyelamatkan arsip-arsip yang terkena tsunami. Terutama arsip penting saat itu," ungkap Bima Haria.
Bima Haria mengungkap ide pembangunan Pusat Studi Kebencanaan ini sudah muncul sejak 2005. Masyarakat merupakan pihak yang harus menerima informasi terkait kebencanaan agar paham dan bereaksi cepat ketika terjadi bencana.
"Pusat Studi Kebencanaan itu tidak bersifat materi statis tapi justru yang dinamis. Yang bisa dimengerti, diakses, dan dipelajari orang seluruh dunia. Jadi tidak hanya arsip statis tapi juga arsip digital yang bisa diakses," imbuhnya.
Lebih jauh Bima Haria menyebutkan bahwa sebagai negara rawan bencana, Indonesia kurang memberikan respons terkait kesiapan menghadapi bencana. Pusat studi ini merupakan upaya pemerintah dalam memberikan sarana literasi masyarakat tentang hidup di kawasan rawan bencana.
Rektor USK Samsul Riza mengatakan kesiapan pihaknya untuk melestarikan arsip-arsip, terutama terkait kebencanaan. "Kami siap berkontribusi dan berkolaborasi dalam upaya pusat studi ini terus dapat berkiprah sehingga perlu penelitian lanjutan. Tidak hanya terkait tsunami tapi juga bagaimana penanganan pandemi di Aceh misalnya bisa ada juga di pusat studi ataupun juga kejadian lain yang langka," pungkas Samsul. (N-1)
Literasi keuangan bukan hanya penting di kota besar seperti Jakarta, tetapi juga bagi masyarakat di daerah-daerah.
Berdasarkan survei Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) 2023, 9 dari 10 pekerja di Indonesia sama sekali tidak siap memasuki masa pensiun
Mahasiswa diajak mengenali lebih dalam cara kerja platform fintech peer-to-peer (P2P) lending, dan mengenal risiko dan manfaat dari pemanfaatan teknologi finansial.
Sepanjang Januari hingga Mei 2025, layanan ini membukukan 443 juta transaksi, didukung oleh 1,19 juta agen yang tersebar di 67.013 desa di seluruh Indonesia.
Lo Kheng Hong menekankan mahasiswa agar tidak mudah tergiur janji keuntungan cepat. Karena itu pentingnya kesabaran dalam berinvestasi.
Orangtua, pendidik, dan berbagai lembaga kini mulai menyasar kalangan anak dan remaja untuk menanamkan literasi keuangan yang bisa menyeimbangkan kebutuhan dan keinginan.
Di tengah musim tanam padi gadu (musim tanam kedua), harga gabah di Kabupaten Aceh utara, Aceh, melonjak.
TIADA perbuatan paling indah, kecuali berpuasa A'syura dan menyantuni anak yatim serta bersedekah kepada orang miskin di Hari A'syura, 10 Muharram 1447 H.
KELANGKAAN hingga tingginya harga gas elpiji 3 kilogram (kg) di kawasan Provinsi Aceh jalan terus. Sejak tiga pekan terakhir hingga Minggu (6/7), belum ada tanda-tanda membaik.
Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di Provinsi Aceh terus berlangsung. Sejak tiga pekan terakhir hingga, Minggu (6/7), belum ada tanda-tanda pasokan gas tersebut membaik.
Sesuai keadaan di lokasi sedikitnya ada tiga tahap warga setempat menanam bawang merah. Sebagian yang ditanami tahap pertama dua bulan lalu, kini sudah mulai memanen.
Hal itu mengundang perhatian publik, apakah ada permainan pasar atau kebijakan PT Pertamina mengurangi pasokan bahan bakar gas bersubsidi itu untuk masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved