Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
RIBUAN warga Kudus, Jawa Tengah gagal mengikuti vaksinasi Covid-19. Sebab nomor induk kependudukan (NIK) mereka tidak bisa diinput untuk melakukan verivikasi data sebelum vaksin. Hal itu ditemukan dalam vaksinasi masal di Perusahaan Rokok Sukun Kudus, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Selasa (5/10/2021).
Dalam pantauan di lokasi, sejumlah warga harus mengumpulkan data mereka lagi ke petugas. Lantaran permasalahan data masif pada sistem dukcapil online. Bergantian, petugas mengarahkan dan membantu agar dapat dilakukan vaksinasi. Tak jarang, sebagaian warga kecewa lantaran belum dapat disuntik vaksin akibat permasalahan NIK.
Danu, 26, warga Desa Gondosari, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, mengaku kecewa lantaran upaya vaksinasi harus terganjal masalah NIK. Dia menjelaskan, belum dapat divaksin kali ini harus menunggu terlebih dahulu karena ada masalah aktifasi NIK.
"Iya ini belum bisa divaksin karena masalah NIK. Kata petugas harus aktiftasi dulu. Tadi saya sudah ke Disdukcapil dulu agar bisa aktiftas, tapi katanya disuruh balik lagi di tempat vaksinasi. Tapi ini gagal lagi kok," ujar Danu sesaat ditemui di lokasi vaksinasi masal di PR. Sukun.
Danu membeberkan, untuk mengikuti vaksinasi yang digelar tersebut, dia harus menyempatkan waktu ditengah kesibukan kerja sebagai driver luar kota. Namun, upaya menyempatkan waktu vaksinasi harus tertunda.
"Gak cuma saya mas, ini tadi ada banyak lagi yang lain. Mereka harus libur kerja untuk vaksin. tapi sayang gagal ini," kesalnya.
Hal yang sama juga di utarakan Tasya, ia mengaku alami permasalahan NIK sebelum vaksin. Meski begitu pihaknya berharap agar pemerintah lebih siap menangani kondisi kali ini agar masyarakat yang ingin vaksin dapat terlaksana.
"Ini kan seiring sejalan dengan program pemerintah. Kasian warga lainnya yang menyempatkan libur kerja, tapi malah tertunda vaksin. Katanya disuruh datang lagi menunggu Kamis (7/10) mendatang," katanya.
Sementara dr. Sunaryo Gana, Kepala Klinik Pratama Sukun Group menyampaikan, dalam vaksinasi yang digerlar PR. Sukun berjalan lancar. Namun, sejak Minggu (3/10) kemarin mulai ditemukan data NIK warga yang bermasalah. Dari dua ribuan warga yang hendak divaksin Covid-19, ada seribu lebih gagal karena masalah NIK.
"Selama dua hari, Minggu (3/10) ada yang terunda vaksin sebanyak 518 orang dan hari Senin (4/10) kemarin ditemukan 618 data warga yang NIK tidak bisa entry. Kami tidak berani melayani," jelas dia.
Pihaknya telah melakukan kordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kudus, agar permasalahan di lapangan dapat tertangani.
"Mulai siang hari ini dukcapil mengirim personil ke sini. Alhamdulillah meskipun ketersendatan kendala kali ini sudah cukup bisa teratasi. Saya minta petugas Dukcapil proaktif di lokasi," ungkapnya. (OL-13)
Baca Juga: Gandeng Finnet, Kiosbank Perluas Layanan PPOB se Indonesia
KPU perlu menjelaskan pemenuhan syarat pasangan bakal calon gubernur-wakil gubernur jalur perseorangan Jakarta Dharma Pongrekun-Kun Wardana secara transparan.
Polisi mempersilakan warga yang merasa dirugikan untuk melapor terkait dugaan pencatutan Nomor Induk Kependudukan (NIK) KTP untuk mendukung calon independen pada Pilkada Jakarta.
WAKIL Ketua Komisi II DPR Saan Mustopa meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk bersikap profesional dalam menyikapi Nomor Indik Kependudukan (NIK) yang dicatut.
Ketua DPR Puan Maharani buka suara terkait NIK KTP warga Jakarta yang didua dicatut untuk mendukung calon independen Dharma Pongrekun dan Kun Wardana (Dharma-Kun).
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengatakan Nomor Indik Kependudukan (NIK) yang dicatut untuk mendukung calon tertentu berbahaya bagi legitimasi Pilkada 2024.
Menkominfo Budi Arie Setiadi buka suara soal banyaknya warga mengeluhkan nomor induk kependudukannya (NIK) dicatut sebagai pendukung pasangan tertentu
Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, pada kurun 2018-2023 lebih dari 1,8 juta anak Indonesia belum mendapat imunisasi rutin lengkap. Apa risiko bahayanya?
Ahli neurologi anak dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta R.A. Setyo Handryastuti mengungkapkan bahwa meningitis pada anak, seringkali sulit dideteksi
Dari 1.000 kasus ada 2 sampai 3 pasien cacar air memerlukan perawatan intensif karena infeksi pada paru.
Menurut data Globocan, sedikitnya 50 perempuan di Indonesia meninggal dunia setiap harinya akibat kanker serviks.
Seorang dokter spesialis anak Hapsari, menyarankan penggunaan konsep KLMNOPR untuk mengenali gejala demam berdarah (DB) pada anak.
Vaksinasi adalah cara penting untuk melindungi anak-anak dari berbagai penyakit berbahaya. Namun, banyak orang tua yang khawatir tentang keamanan dan efektivitas
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved