Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Pacu Inovasi Mahasiswa, MIKTI Luncurkan Startup Merdeka

Bayu Anggoro
23/9/2021 20:40
Pacu Inovasi Mahasiswa, MIKTI Luncurkan Startup Merdeka
Peserta webinar program Startup Merdeka(DOK/MIKTI)

INOVASI menjadi kata kunci dalam mengembangkan industri digital
yang saat ini semakin meluas. Talenta-talenta muda yang akan membangun
karier profesional di bidang tersebut perlu diasah agar semakin inovatif dan menghasilkan solusi teknologi yang dibutuhkan masyarakat.

Kondisi itulah yang mendasari Masyarakat Industri Kreatif Digital Indonesia (MIKTI) merancang Startup Merdeka. Program berformat studi independen bersertifikat ini dirancang untuk memandu mahasiswa mempraktikan secara langsung berbagai metode dalam proses pengembangan produk berbasis inovasi teknologi. Rancangannya mulai dari tahap validasi permasalahan, rumusan ide solusi, validasi target pasar dan pengembangan prototipe produk versi awal.

Ketua Umum MIKTI Joddy Hernady mengatakan, di tengah pesatnya
perkembangan industri berbasis inovasi teknologi saat ini, kampus
memiliki peran yang semakin signifikan. Kampus berperan dalam melahirkan perintis usaha (startup founder) yang andal dalam menghadirkan solusi teknologi yang berdampak luas bagi masyarakat.

"Berbagai usaha rintisan digital lokal yang menjelma menjadi raksasa
teknologi seperti Gojek, Bukalapak, Tokopedia dan Traveloka tak lepas
dari kehadiran talenta-talenta yang kompeten dari bangku kuliah,"
katanya, Kamis (23/9).

Namun, menurutnya, para generasi penerus tersebut harus terus berinovasi agar peluang semakin terbuka. "Karena itulah pengenalan metode pengembangan inovasi sedini mungkin mutlak diperlukan agar lulusan kampus dapat lebih siap terjun ke industri, baik
sebagai profesional maupun wirausahawan."

Joddy optimistis program Startup Merdeka mampu merangsang mahasiswa untuk terus berinovasi.

Program yang didukung ZTE ini menggunakan platform khusus inipun sejalan dengan hadirnya kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

"Startup Merdeka ini akan memfasilitasi mahasiswa untuk mempelajari
sejumlah metodologi inovasi yang sudah diterapkan secara luas di tingkat global," ujarnya.

Nantinya, tambah dia, dalam program berdurasi 14-16 pekan (20 SKS) ini
peserta akan didampingi langsung oleh para mentor yang memiliki
pengalaman lebih dari 10 tahun di berbagai bidang startup dan proses
inovasi berbasis teknologi. Startup Merdeka akan memfasilitasi mahasiswa sebagai calon pendiri startup untuk memulai langkah lebih dini sejak bangku kuliah.

Menurut Joddy, saat ini terdapat 110 mahasiswa yang siap memulai
perjalanannya sebagai startup founder maupun profesional di industri
inovatif. Mereka berasal dari berbagai daerah mulai dari Aceh hingga
Sulawesi.

"Saat kick off program ini secara virtual (Rabu, 15 September), dihadiri oleh seluruh peserta, dosen perwakilan dari perguruan tinggi peserta berasal, serta MIKTI selaku pengelola program dan ZTE selaku sponsor program," ujarnya.

Pada acara tersebut juga diselenggarakan sesi kuliah umum mengenai : Mentalitas Founder, oleh Hari S Sungkari, seorang digitalpreneur dan mentor. Ia merupakan Deputi Badan Ekonomi Kreatif, Kemenparekraf.

Dalam paparannya, Hari menjelaskan, wirausahawan tidak dibangun dalam satu dua hari saja. "Semuanya butuh proses, apalagi usia mahasiswa masih muda. Ini merupakan kesempatan emas untuk sebanyak mungkin belajar, sebanyak mungkin mencoba, menjalani berbagai proses," ujarnya.

Saat ini, menurutnya, banyak sekali program dan kesempatan yang bisa
dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk menjadi seorang pendiri startup.
Ekosistem dan teknologi saat ini sangat mendukung, tinggal dimanfaatkan
sebaik-baiknya.

Hari menambahkan pada saat proses pendanaan, Venture Capital akan melihat karakter dari founders. Karena itu modal terbesar dari sebuah startup adalah Founder Character.

Program Startup Merdeka juga disambut baik oleh berbagai kampus perguruan tinggi. Sejumlah perguruan tinggi mengharapkan kerja sama berkelanjutan dengan MIKTI untuk dapat lebih mengembangkan program sejenis di kampusnya sehingga dapat memfasilitasi lebih banyak mahasiswa yang tertarik pada bidang inovasi teknologi dan
startup.

"Program ini telah dirancang agar sesuai dengan ketentuan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sehingga
memudahkan kami (pihak kampus) untuk melakukan konversi SKS sesuai
panduan Merdeka Belajar Kampus Merdeka," kata Dekan Fakultas Teknik Universitas Sumatra Utara, Fahmi.

Ia mengaku antusias dengan program Startup Merdeka ini. "Kami ingin semakin banyak mahasiswa yang berani untuk mewujudkan idenya menjadi startup." (N-2)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik