Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Aksara Jawa siap mendunia dengan mengoptimalkan ranah digital. Aksara Jawa harus dapat survive dan lestari di ranah digital agar tidak hilang dan tenggelam.

Ardi T
08/9/2021 14:40
 Aksara Jawa siap mendunia dengan mengoptimalkan ranah digital. Aksara Jawa harus dapat survive dan lestari di ranah digital agar tidak hilang dan tenggelam.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X(MI/Agus Utantoro)

MEMPERINGATI Hari Aksara Internasional 2021, Dinas Kebudayaan DIY menggelar rangkaian acara yang bertajuk 'Aksara Jawa Anjayeng Bawana' (Aksara Jawa Jaya Mendunia), yang puncaknya digelar Rabu (8/9). Peringatan Hari Aksara Internasional sekaligus menjadi momentum diluncurkannya Yogyakarta sebagai Kota Hanacaraka.

Dalam sambutannya, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X mengatakan, momentum ini harus dimanfaatkan untuk meneguhkan diri, Jogja siap mengawal dan berkontribusi dalam memasifkan pemanfaatan Aksara Jawa. ''Yogyakarta adalah Kota Hanacaraka adalah bagian dari gerakan budaya untuk mempercepat dan pelaziman Aksara Jawa di ranah digital,'' terang Sri Sultan.

Ia menyatakan, Aksara Jawa siap mendunia dengan mengoptimalkan ranah digital. Aksara Jawa harus dapat survive dan lestari di ranah digital agar tidak hilang dan tenggelam.

Sri Sultan mengatakan, pemanfaatan aksara Jawa di ranah digital sudah diatur dalam Peraturan Daerah DIY Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pemeliharaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra dan Aksara Jawa dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Literasi aksara Jawa harus berjalan berdampingan dengan pemanfaatan aksara digital. ''Pemanfaatan aksara jawa digital harus dapat ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga benar menjadi satu kesatuan dalam jati diri masyarakat,'' pesan dia.

Sri Sultan menyebut, digitalisasi aksara Jawa telah dilakukan dengan pengajuan standardisasi, yaitu diusulkan ke Badan Standardisasi Nasional (BSN) baik font maupun keyboard. Selain itu, platform digital aksara Jawa juga sudah tercatat di Unicode dan masuk dalam tabel 7 yang artinya pengguna terbatas.

Sri Sultan pun optimistis, penggunaan dapat lebih banyak dan dan mampu masuk ke tabel 5. Oleh sebab itu, pemanfaatan aksara digital tidak hanya digunakan terbatas dekoratif, tetapi didorong pada arah pemanfaatan teks tulisan, penggunaan aksara jawa di ranah komunikasi, dan korespondensi antarlevel pemerintahan.

Di sisi lain, aksara Jawa perlu masuk pembelajaran muatan lokal, khususnya kurikulum dan bahan ajar sehingga tersedia referensi untuk siapapun untuk belajar bahasa Jawa.

Sejak digelar selebrasi digitalisasi pada pagelaran Keraton Ngayogyakarta pada November 2020 lalu dan Kongres Aksara Jawa Maret 2021, Aksara Jawa harus siap hadir dan mudah diakses di platform digital. Kongres Aksara Jawa,  lanjut dia, juga menjadi bagian dari upaya bangkitnya aksara di era milenial.


Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Laksmi Pratiwi berharap, Yogyakarta harus bisa dan mampu menjadi inisiator membangkitkan aksara-aksara di Nusantara. Menurut dia, dibutuhkan komitmen baik dari pemerintah maupun masyarakat untuk membangkitkan penggunaan aksara-aksara Nusantara.

Pencanangan Yogyakarta sebagai Kota Hanacaraka dalam puncak acara Hari Aksara Internasional 2021 dilakukan karena fakta dan data berdasarkan persentasi pengguna dan pemakai lewat angket. "Hasil dari angket tersebut menunjukkan, masih banyak pengguna Aksara Jawa terutama anak muda," papar dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Riset Teknologi RI, Hilman Farid mengapresiasi upaya Pemerintah Daerah DIY dan komunitas mengangkat kembali Aksara Jawa ke era digital saat ini. ''Ini merupakan kontribusi penting dalam pelestarian bahasa dan kemajuan kebudayaan. Terus using Aksara Jawa Jaya Mendunia,'' tutup dia. (AT/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik