Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Menumbuhkan Konektivitas Kereta Api Jawa Bagian Selatan

Ardi T Hardi
02/9/2021 07:53
Menumbuhkan Konektivitas Kereta Api Jawa Bagian Selatan
KA Bandara Internasional Yogyakarta di Stasiun Tugu Yogyakarta.(MI/Ardi T)

SEBUAH rangkain kereta api berwana hijau dan bermotif batik, Senin (30/8), tampak sudah terparkir di Stasiun Yogyakarta, atau lebih dikenal
dengan nama Stasiun Tugu Yogyakarta. Kereta bermesin diesel itu akan segera berangkat menuju Stasiun Bandara Internasional Yogyakarta (BIY)
beberapa menit lagi, pukul 10.55 WIB.

Kereta ini diberi nama KA Bandara YIA dengan waktu tempuh Stasiun Yogyakarta-Stasiun Wates-Stasiun BIY hanya sekitar 39 menit. "Kereta ini
berkapasitas 200 dan 260 penumpang. Namun, selama pandemic, jumah penumpang dibatasi sesuai aturan KA Lokal, yaitu 50 persen dari
kapasitas penumpang," ujar Supriyanto, Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta saat uji coba tersebut.

Penumpang di luar DIY, seperti Purworejo ataupun Kebumen, yang hendak ke Bandara YIA juga bisa dengan mudah mengakses kereta ini dengan cara naik kereta menuju Stasiun Wates, Kulonprogo.

Keberadaan Kereta Bandara YIA semakin menumbuhkan konektivitas perkeretaapian di Pulau Jawa bagian Selatan. Sebelumnya, pada Maret
2021, Presiden Joko Widodo juga telah meresemikan operasional kereta rel listrik (KRL) Jogja-Solo.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan KA Bandara YIA merupakan salah satu proyek strategis nasional. KA Bandara
YIA rencananya juga akan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.

"Sesuai visi misi Presiden yang harus kita laksanakan bahwa di masa pandemi ini kita tetap bergerak menyelesaikan pembangunan infrastruktur transportasi," terang Menhub saat mencoba KA Bandara YIA bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarvest), Luhut B Panjaitan, Dirut PT KAI, Didiek Hartantyo, dan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, Jumat (27/8).

Ditjen Perkeretaapian Kemenhub mulai membangun jalur KA ini pada tahun 2019. Pembangunan dilakukan sepajang Stasiun Kedundang hingga BIY
sepanjang 5,4 Km dengan investasi sekitar Rp 1,1 Triliun.

Jalur yang dibangun meliputi jalur di permukaan tanah (at grade) sepanjang 300 meter, konstruksi jalur ganda layang sepanjang 5,1 km,
serta 16 unit konstruksi jembatan. Pembangunan Stasiun KA di Bandara YIA dilakukan oleh PT AP I, sedangkan fasilitas Stasiun KA Bandara
disediakan oleh PT KAI.

Menkomarves, Luhut Binsar Pandjaitan juga menyampaikan, kehadiran KA Bandara YIA diharapkan membantu meningkatkan perkonomian dan membantu aksesibilitas masyarakat yang ramah lingkungan. "Yogyakarta adalah kota pelajar dan menjadi tujuan destinasi wisata strategis nasional. KA Bandara ini disiapkan untuk meningkatkan kunjungan wisata ke daerah ini," papar Luhut.

Baca Juga: BMKG: Kamis Ini Cuaca Jakarta Cerah Berawan

Tangguh dan Tumbuh

Dirut PT KAI, Didiek Hartantyo menegaskan, operasional KA Bandara YIA merupakan bagian dari komitmen PT KAI untuk tetap tangguh dan tumbuh pada masa pandemi Covid-19. Selain KA Bandara YIA, KAI terus bergerak maju dalam pengerjaan proyek strategis nasional yang telah diamanahkan Pemerintah kepada KAI, meski di masa pandemi.

Proyek LRT Jabodebek, misalnya, per 30 Juli 2021 progres pekerjaan telah mencapai 73,31%. Sementara untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung progres fisiknya sudah mencapai 54,16%.

“Gencarnya pengembangan transportasi berbasis rel yang tengah dikerjakan KAI ini memiliki tujuan untuk menghadirkan moda transportasi yang terintegrasi dan memudahkan masyarakat dalam mobilitasnya,” papar Didiek. Kemajuan ini nantinya diharapkan tidak hanya akan menambah volume angkut semata, tapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat yang juga berpengaruh bagi kemajuan bangsa.

Dalam talkshow via daring, Merdeka Bertransportasi, (18/8), Didiek mengakui, pandemi Covid-19 telah berdampak pada jumlah penumpang kereta api. Pada Maret 2020, jumlah penumpang kereta api mencapai sekitar 1,2 juta penumpang perhari. Pada saat PPKM, PT KAI berhasil menekan mobilisasi penumpang kereta api saat PPKM, yaitu melayani sekitar 120 ribu orang perhari.

Turunnya jumlah penumpang tidak lepas dari kebijakan pembatasan penumpang, yaitu 70% untuk rute jarak jauh, 50% untuk rute lokal, dan 32% untuk KRL.

Di luar angkutan penumpang, lanjut Didiek, KAI mampu menjaga performa bisnis angkutan barang selama pandemi Covid-19. Hingga semester I tahun 2021, kinerja angkutan barang KAI terus menunjukkan tren positif. Pada Januari- Juli 2021 KAI melayani angkutan barang sebanyak 28,2 juta ton, naik 8,9% dibanding dengan periode yang sama 2020 lalu dimana KAI mengangkut 25,9 juta ton barang.

“Sejumlah adaptasi, inovasi, dan kontribusi terus KAI lakukan demi memberikan rasa aman dan nyaman, baik bagi pelanggan maupun masyarakat di masa pandemi Covid-19,” tutup Didiek Hartantyo. (OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya