Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

46 Guru Honorer Korban Badai Seroja di Lembata Terima Donasi dari Caritas Keuskupan Larantuka

Alexander P Taum
27/8/2021 20:55
46 Guru Honorer Korban Badai Seroja di Lembata Terima Donasi dari Caritas Keuskupan Larantuka
Seorang guru menerima donasi uang tunai Rp2 juta dari Caritas Keuskupan Larantuka(MI/ALEXANDER TAUM)

SEBANYAK 46 guru honorer yang bertugas di sejumlah sekolah yang
tersebar di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Jumad (27/8), menerima donasi dari Caritas
Keuskupan Larantuka.

Caritas adalah Lembaga kemanusiaan yang dibentuk Gereja Katolik saat
bencana gempa bumi dan tsunami Aceh, pada 2006. Mereka mengemban visi : bela rasa demi keutuhan martabat manusia.

Dalam bekerja, lembaga ini tidak membedakan suku, ras dan agama. Mereka bekerja untuk misi kemanusiaan.

Kali ini, untuk para guru, donasi berupa uang tunai senilai Rp2 juta per orang. Dana diserahkan di aula kantor Paroki St Maria Banneux, Lewoleba oleh Direktur Caritas Keuskupan Larantuka, Romo Marianus Dewantoro Welan serta Romo Deken Lembata, Romo Sinyo Da Gomez, serta perwakilan Dinas PKO kabupaten Lembata, Silvester, serta Pastor Paroki St Maria Banneux Lewoleba, Romo Blasius Kleden.

Romo Marianus Dewantoro Welan, Direktur Caritas Keuskupan Larantuka menyatakan, Caritas Larantuka (Carila) bekerja sama dengan Caritas Nasional (Carina)  mengadakan program rehabilitasi dan rekonstruksi  pasca-bencana Seroja yang melanda wilayah Kabupaten Lembata dan Flores Timur.

"Donasi berupa uang tunai Rp2 juta per guru ini merupakan hasil
kajian dari relawan Caritas sejak bencana Seroja melanda wilayah
flotim dan Lembata. Kami melihat adanya kebutuhan dasar berupa rumah hunian tetap, air, lifely hood, kelompok UMKM, pendidikan, bangun SD dan TK untuk Warga terdampak. Kami juga pikirkan nasib para guru-guru honor di lokasi bencana. Kami juga bergerak di bidang psikososial pasca bencana," ujar Romo Marianus.

Dia menambahkan guru honorer di daerah bencana menjadi instrumen
penting yang harus diperhatikan di tengah kesulitan ekonomi pasca-badai
Seroja dan di tengah pandemi covid-19.

Sementara itu, Maryam Deram, salah seorang guru penerima donasi
mengaku terharu atas perhatian Caritas. "Secara pribadi saya terharu sekaligus gembira sebab di saat kami menghadapi tugas dengan penuh tanggung jawab meski dalam kondisi yang serba sulit ini, ada perhatian khusus dari Caritas. Caritas dalam memberikan sumbangan ini tidak membedakan agama," ujar perempuan beragama Islam yang berkarya di Ile Ape.

Menurut Maryam, selain donasi berupa uang tunai dari Caritas,  pihaknya
juga menerima donasi saat mengungsi di Waisesa.

Pihaknya menerima sumbangan berupa alat tulis, tas, karpet, tikar, yang
dimanfaatkan sampai saat ini.

"Semoga apa yang diberikan dan seluruh langkah perjuangan Caritas selalu  dilindungi Allah," ujar Maryam terbata-bata.


Donasi

Romo Marianus mengaku pihaknya telah mendonasikan sembako kepada 2.800 kepala keluarga Flotim dan Lembata, serta 1.096 paket sembako.

Selain itu, pihak Caritas juga memberikan beasiswa kepada siswa SMP dan
SMA dan Mahasiswa korban Seroja. Selain itu juga perlengkapan sekolah sepatu, tas dan alat tulis.

Ada 11 mahasiswa korban seroja di Lembata yang menerima beasiswa senilai Rp4 juta per orang. Ada juga siswa SMA 5 orang dan 17 siswa SMP dengan nilai beasiswa sebanyak Rp2 juta per pelajar.

"Program beasiswa tidak berhenti hingga Juni 2022. Ada kelanjutan program donasi berkaitan mata pencaharian korban bencana," jelasnya.

Sementara untuk pembangunan rumah hunian tetap, Caritas juga telah menyediakan anggaran senilai Rp75 miliar untuk membangun 125 unit rumah hunian tetap. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya