Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEBANYAK 46 guru honorer yang bertugas di sejumlah sekolah yang
tersebar di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Jumad (27/8), menerima donasi dari Caritas
Keuskupan Larantuka.
Caritas adalah Lembaga kemanusiaan yang dibentuk Gereja Katolik saat
bencana gempa bumi dan tsunami Aceh, pada 2006. Mereka mengemban visi : bela rasa demi keutuhan martabat manusia.
Dalam bekerja, lembaga ini tidak membedakan suku, ras dan agama. Mereka bekerja untuk misi kemanusiaan.
Kali ini, untuk para guru, donasi berupa uang tunai senilai Rp2 juta per orang. Dana diserahkan di aula kantor Paroki St Maria Banneux, Lewoleba oleh Direktur Caritas Keuskupan Larantuka, Romo Marianus Dewantoro Welan serta Romo Deken Lembata, Romo Sinyo Da Gomez, serta perwakilan Dinas PKO kabupaten Lembata, Silvester, serta Pastor Paroki St Maria Banneux Lewoleba, Romo Blasius Kleden.
Romo Marianus Dewantoro Welan, Direktur Caritas Keuskupan Larantuka menyatakan, Caritas Larantuka (Carila) bekerja sama dengan Caritas Nasional (Carina) mengadakan program rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana Seroja yang melanda wilayah Kabupaten Lembata dan Flores Timur.
"Donasi berupa uang tunai Rp2 juta per guru ini merupakan hasil
kajian dari relawan Caritas sejak bencana Seroja melanda wilayah
flotim dan Lembata. Kami melihat adanya kebutuhan dasar berupa rumah hunian tetap, air, lifely hood, kelompok UMKM, pendidikan, bangun SD dan TK untuk Warga terdampak. Kami juga pikirkan nasib para guru-guru honor di lokasi bencana. Kami juga bergerak di bidang psikososial pasca bencana," ujar Romo Marianus.
Dia menambahkan guru honorer di daerah bencana menjadi instrumen
penting yang harus diperhatikan di tengah kesulitan ekonomi pasca-badai
Seroja dan di tengah pandemi covid-19.
Sementara itu, Maryam Deram, salah seorang guru penerima donasi
mengaku terharu atas perhatian Caritas. "Secara pribadi saya terharu sekaligus gembira sebab di saat kami menghadapi tugas dengan penuh tanggung jawab meski dalam kondisi yang serba sulit ini, ada perhatian khusus dari Caritas. Caritas dalam memberikan sumbangan ini tidak membedakan agama," ujar perempuan beragama Islam yang berkarya di Ile Ape.
Menurut Maryam, selain donasi berupa uang tunai dari Caritas, pihaknya
juga menerima donasi saat mengungsi di Waisesa.
Pihaknya menerima sumbangan berupa alat tulis, tas, karpet, tikar, yang
dimanfaatkan sampai saat ini.
"Semoga apa yang diberikan dan seluruh langkah perjuangan Caritas selalu dilindungi Allah," ujar Maryam terbata-bata.
Donasi
Romo Marianus mengaku pihaknya telah mendonasikan sembako kepada 2.800 kepala keluarga Flotim dan Lembata, serta 1.096 paket sembako.
Selain itu, pihak Caritas juga memberikan beasiswa kepada siswa SMP dan
SMA dan Mahasiswa korban Seroja. Selain itu juga perlengkapan sekolah sepatu, tas dan alat tulis.
Ada 11 mahasiswa korban seroja di Lembata yang menerima beasiswa senilai Rp4 juta per orang. Ada juga siswa SMA 5 orang dan 17 siswa SMP dengan nilai beasiswa sebanyak Rp2 juta per pelajar.
"Program beasiswa tidak berhenti hingga Juni 2022. Ada kelanjutan program donasi berkaitan mata pencaharian korban bencana," jelasnya.
Sementara untuk pembangunan rumah hunian tetap, Caritas juga telah menyediakan anggaran senilai Rp75 miliar untuk membangun 125 unit rumah hunian tetap. (N-2)
Bantuan ini merupakan bentuk komitmen dan konsistensi Pegadaian dalam memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat
Warga sangat antusias dengan bantuan tersebut, karena sangat membutuhkan pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Adapun bantuan yang disampaikan antara lain bahan makanan, makanan siap saji, popok bayi dan juga beras.
Berbagai aksi solidaritas yang bermunculan di dunia nyata dan media sosial dinilai merupakan gejala sosial yang baik.
“Dana tersebut dari Pemprov Jabar sebesar Rp2 miliar dan BNPB Rp1 miliar yang diperuntukan bagi korban banjir,” kata Tri, Senin (6/1).
Bahkan, mesin pengeringnya pun bisa dipakai secara cuma-cuma alias gratis.
Faktanya, keluarga-keluarga penyintas bencana di NTT masih harus berjuang hidup di gubuk-gubuk, tenda-tenda, maupun tempat kerabat dengan fasilitas yang sangat terbatas.
Program Warna-Warni Lembata memiliki fokus untuk membangun kembali rumah-rumah warga yang rusak akibat bencana di 13 Desa yang tersebar di Kepulauan Lembata, Nusa Tenggara Timur.
PLN menyebut, beroperasinya tiga tower permanen ini membuat kelistrikan di Pulau Timor menjadi lebih andal
Sekolah terpaksa melakukan PTM kepada 120 siswanya di bawah pohon, karena berbagai bantuan terpal untuk sekolah darurat sudah rusak karena angin kencang.
Tampak tenda bantuan berwarna putih sudah mulai koyak. Debu tebal menempel di dinding tenda itu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved