Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

Kosim Sang Penyair dan Penggiat Lingkungan Pemenang Wana Lestari 2021

Denny Susanto
23/8/2021 13:47
Kosim Sang Penyair dan Penggiat Lingkungan Pemenang Wana Lestari 2021
Kosim berbaju adat Kalimantan Selatan pemenang Lomba Wana Lestari 2021 tingkat nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.ta(MI/Denny Susanto )

SENYUM sumringah terlihat dari wajah Kosim setelah mendengar pengumuman dirinya dinobatkan menjadi pemenang Lomba Wana Lestari 2021 tingkat nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Sosok Kosim yang bermukim di Desa Hinas Kiri, Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, memang dikenal sebagai tokoh, pegiat dan pejuang lingkungan sekaligus seniman. Ratusan puisi bertema lingkungan, hutan dan pegunungan Meratus telah dibuat Kosim, pria kelahiran Sunda yang memilih menetap di desa terpencil pedalaman meratus Kalimantan Selatan sejak puluhan tahun lalu.

Sebelum meraih penghargaan Wana Lestari 2021, kiprah Kosim di bidang pelestarian lingkungan selama ini telah berhasil mengantarkan
dirinya meraih sejumlah penghargaan baik tingkat kabupaten maupun provinsi. Termasuk penghargaan Anugerah Puspawana dari Kesultanan Banjar sebagai Penjaga Pegunungan Meratus dan Pengabdi Lingkungan pada ajang Pena Hijau Award beberapa waktu lalu.

baca juga: Lingkungan Hidup

Sejak lama Kosim bersama para aktivis lingkungan lainnya di Kalsel menentang ekspansi pertambangan dan perkebunan sawit di kawasan
pegunungan meratus khususnya di wilayah Hulu Sungai Tengah. Dirinya juga banyak membagikan bibit pohon kepada masyarakat untuk ditanam di samping penyebaran bibit secara komersial hingga ke berbagai provinsi melalui usaha pembibitan miliknya yang sudah bersertifikasi untuk lima jenis bibit pohon.

Awal mula yang menggerakkan Kosim untuk menjaga hutan pegunungan Meratus ini dipicu kondisi kerusakan hutan meratus di era 1980-an akibat masuknya perusahaan perkayuan. Sering dicap kurang waras karena menanam pohon dan mencari inspirasi membuat karya puisi di hutan, Kosim pantang menyerah hingga tak terasa sejak 2001 sampai kini dirinya telah menanam, membagikan dan menjual bibit pohon sebanyak hampir 14 juta batang.

Di dua lokasi nursery miliknya ada sekitar 400 ribu bibit pohon dengan lebih dari 30 jenis bibit pohon kayu hutan dan buah-buahan. Aneka jenis tanaman yang dikembangkan antara lain Meranti, Binuang Laki/Bini dan Rotan Jernang tanaman yang sudah mulai langka. Kemudian pohon Banga, Sungkai, Sengon, Sintuk, Balsa. Selain itu ada tanaman perkebunan seperti karet dan kopi.

"Penghargaan ini saya dedikasikan kepada semua masyarakat Pegunungan Meratus yang gigih berupaya menyelamatkan kawasan ini dari
praktek penebangan liar, ekspansi pertambangan dan sawit," ungkap Kosim ditemui di kediamannya yang berkonsep kawasan agrosilvofishery seluas 20 hektar.

Kepala KPH Hulu Sungai, Rudiono Herlambang mengatakan Wana Lestari merupakan penghargaan bergengsi diberikan KLHK kepada tokoh
masyarakat yang dinilai berkontribusi besar dalam pembangunan masyarakat. "Wana Lestari bertujuan untuk memberdayakan dan mengubah perilaku masyarakat di bidang lingkungan hidup dan kehutahanan," ujar Rudi.

Kosim sendiri masuk dalam kategori Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) dimana KLHK menyaring dan menilai secara berjenjang kepada 5.394 orang PKSM di seluruh Indonesia. Penghargaan yang sama juga pernah diraih Ibnu Kasir, PKSM asal Kabupaten Tapin pada 2017 lalu. (N-1)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya