POS Pengamatan Gunung Merapi mencatat terjadinya tiga awan panas guguran ke arah barat daya dengan jarak luncur yang cukup jauh mencapai 2.500 meter dari puncak kawah. Dan tiga kali awanpanas guguran yang mengarah ke tenggara dengan jarak luncur mencapai 800 meter dari puncak.
Sementara Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Gologi BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida, dalam keterangan tertulisnya pada Senin (26/7) malam menjelaskan, terpantau adanya dua titik api di lereng barat daya Gunung Merapi.
"Titik api pertama terpantau di lereng barat daya Gunung Merapi pada 25 Juli 2021 pukul 22.49 WIB dan fenomena serupa terlihat kembali pada tanggal 26 Juli 2021," katanya.
Menurut dia, titik api yang terpantau tersebut adalah vegetasi yang terbakar karena terkena lontaran lava. Ia menambahkan, musim kemarau, menyebabkan kawasan vegetasi menjadi kering sehingga mudah terbakar. Terlebih, lanjutnya, dalam sepekan terakhit ini ini aktivitas guguran lava pijar terjadi cukup intensif dengan arah dominan ke barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.
BPPTKG juga mencatat awan panas guguran keluar pada Senin (26/7) malam pukul 22.30 WIB dengan jarak luncur 2.500 meter ke arah barat daya. "Sampai saat ini, BPPTKG sampai sekarang mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga," ujarnya.
Warga diminta mewaspadai potensi dampak guguran lava dan awan panas Gunung Merapi di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih. Jika terjadi letusan, imbuhnya, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung. (OL-13)
Baca Juga: Layanan SIM Keliling Hari Ini di Jakarta