Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Tolak Perpanjangan PPKM Darurat, Bupati Jembrana: Permintaan Rakyat

Arnoldus Dhae
20/7/2021 07:33
Tolak Perpanjangan PPKM Darurat, Bupati Jembrana: Permintaan Rakyat
Ilustrasi protokol kesehatan di masa pandemi(AFP/Punit Paranjpe)

BUPATI Jembrana I Nengah Tamba adalah bupati pertama di Bali yang dengan tegas menolak jika PPKM Darurat diperpanjang. Saat dikonfirmasi Selasa (20/7) pagi, Tamba menjelaskan penolakan itu atas permintaan dan aspirasi masyarakat.

"Saya ini bupati yang tiap hari berada di lapangan. Berada di garis depan menegakkan PPKM Darurat kemarin. Sampai sekarang pun saya tetap berjuang menegakkan pelaksanaan prokes di Jembrana. Saya yang paling tahu tentang Jembrana. Aspirasinya adalah meminta dengan hormat agar PPKM Darurat tidak diperpanjang. Saya akan meminta kepada pemerintah agar tidak memperpanjang PPKM Darurat atau apalah istilahnya," ujarnya dengan nada suara tinggi.

Ia mengaku, selama ini telah mendapatkan penghargaan Pin Perak dari Polri sebagai bupati yang mampu menegakkan prokes dengan baik.

"Saya garis depan di Jembrana, turun ke desa, ke pasar, jadi saya tahu banget situasinya. Dimana-mana saya bicara prokes. Mungkin seiring dengan kesadaran masyarakat yang tinggi soal prokes di Jembrana, saya dapat penghargaan Polri Pin Perak dalam penerapan PPKM," urainya.

Menurut Tamba, menolak perpanjangan PPKM Darurat di Jembrana itu bukan tanpa alasan. Penolakan itu dilakukan tetapi dengan syarat yang ketat. Ia mengatakan, di depan masyarakat ia berjanji akan menolak PPKM Darurat diperpanjang namun syaratnya keras. Pertama, masyarakat harus taat prokes secara ketat, selalu menggunakan masker, menjaga jarak, dilarang berkerumun, selalu mencuci tangan. Kedua, harus siap divaksin dan bila perlu proaktif mempercepat vaksin dirinya, sebab stok vaksin mencukupi.

Baca juga: Bupati Jembrana Minta Masyarakat Dukung PPKM Darurat untuk Kemaslahatan

Tanpa dua syarat ini, dirinya tidak akan memperjuangkan penolakan PPKM Darurat diperpanjang.

"Jadi saya katakan bahwa saya akan menolak PPKM Darurat diperpanjang, asalkan masyarakat penuhi dua syarat tadi yakni tegas melakukan prokes dan siap divaksin. Sebab di Jembrana masih ada masyarakat yang menolak vaksin. Mereka siap melaksanakan dua syarat itu. Makanya saya bilang akan menolak PPKM Darurat diperpanjang di Jembrana," tuturnya.

Ia mengatakan, PPKM Darurat tidak dibutuhkan di Jembrana jika masyarakat memenuhi dua syarat tersebut. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyatakan bakal menolak dan tak setuju jika PPKM Darurat kembali diperpanjang. Pernyataan Bupati Tamba itu disampaikan di sela memberikan sumbangan kepada warga, Senin (19/7).

Bupati menegaskan tidak mendukung jika ada perpanjangan PPKM darurat, karena menurutnya, rumus atau kunci sukses menekan kasus Covid-19 tergantung dari disiplin masyarakat menjalankan protokol kesehatan (prokes).

"Kalau masyarakat disiplin, kita tidak usah lakukan itu (PPKM darurat). Kuncinya ada di kita. Kenapa pemerintah tegas, karena kita tidak disiplin. Jadi rumusnya kita disiplin. Tapi suruh vaksin saja nggak mau," tutur Bupati Tamba

Sementara secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Jembrana I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata mengatakan untuk menekan kasus covid-19, pihaknya menilai, dengan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 diakui masih cukup ampuh.

Buktinya, dari 23 kasus meninggal, dari tanggal 23 Juni-18 Juli 2021, hanya satu orang yang sudah mendapat vaksin dosis pertama dengan komorbid.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 20 orang memiliki komorbid, sehingga menyebabkan kondisi kesehatan pasien menurun drastis.

"Komorbid itu artinya sudah punya penyakit bawaan seperti jantung, hipertensi, kencing manis dan lain sebagainya yang memberatkan jika terkena covid-19 dan membuat meninggal," terang Oka Parwata.

Sedangkan terkait perkembangan kasus Covid-19 di Jembrana, data 1 Juni-18 Juli 2021, dari total 745 orang terkonfirmasi positif, sebanyak 107 orang sudah menjalani vaksin pertama dan 148 orang sudah menerima vaksin lengkap (kedua).

Sedangkan sisanya, yakni sebanyak 490 orang sama sekali belum mendapat suntikan vaksin.

"Vaksin memang tidak menjamin seratus persen orang kebal dari virus, tetapi bisa mengurangi risiko gejala berat hingga risiko fatal," imbuh Oka Parwata.

Sementara itu, terkait target sasaran vaksinasi di Jembrana, berdasarkan KPCPEN ada sebanyak 230.654 orang. Dari jumlah tersebut, sudah tervaksin dosis pertama sebanyak 195.319 orang atau 84,68%.

"Untuk Sisa waktu hingga akhir bulan Juli ini, masih ada 35.335 orang yang belum divaksin. Kami masih upayakan agar capaian dipercepat. Sehingga kami mengajak masyarakat untuk datang ke tempat-tempat vaksin yang sudah disediakan, baik di puskesmas maupun di desa-desa yang dijadwalkan," tukasnya.(OL-5)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya