Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kosim Sang Penjaga Pegunungan Meratus

Denny Susanto
30/6/2021 13:23
Kosim Sang Penjaga Pegunungan Meratus
Kosim penggiat lingkungan di Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan(MI/Denny Susanto)

LANTUNAN puisi bertema Pegunungan Meratus berjudul Gersang Senja itu, menutup kegiatan kunjungan studi banding rombongan kelompok tani asal Kalimantan Timur di lokasi pusat pembibitan (nursery) pohon penghijauan dan buah lokal milik Kosim di Desa Hinas Kiri, salah satu desa di kaki puncak tertinggi pegunungan Meratus, Gunung Halau-halau.

Sosok Kosim di Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan dikenal sebagai tokoh pegiat dan pejuang lingkungan sekaligus seniman. Ratusan puisi bertema lingkungan, hutan dan Pegunungan Meratus telah dibuat Kosim, pria kelahiran Sunda yang memilih menetapkan di desa terpencil pedalaman meratus Kalsel sejak puluhan tahun lalu.

Beberapa waktu lalu nama Kosim menjadi viral tidak hanya karena dirinya mendapat penghargaan Anugerah Puspawana dari Kesultanan Banjar sebagai Penjaga Pegunungan Meratus, tetapi juga terkait kasus intimidasi dari oknum perusahaan tambang batu andesit yang ditentang Kosim.

Sejak lama Kosim bersama para aktivis lingkungan lainnya di Kalsel menentang ekspansi pertambangan dan perkebunan sawit di kawasan pegunungan meratus khususnya di wilayah Hulu Sungai Tengah.

Gerakan ini dikenal dengan nama #savemeratus. Awal mula yang menggerakkan Kosim untuk menjaga hutan pegunungan Meratus ini dipicu
kondisi kerusakan hutan meratus di era 1980an akibat masuknya perusahaan perkayuan.

"Hutan-hutan menjadi gundul dan bencana mulai terjadi. Saya sedih memikirkan nasib generasi mendatang dan saya tuangkan lewat karya
puisi dan saya mulai menanam pohon," tutur Kosim, Selasa (29/6).

Sering dicap kurang waras karena menanam pohon dan mencari inspirasi membuat karya puisi di hutan, Kosim pantang menyerah hingga tak
terasa sejak 2001 sampai kini dirinya telah menanam, membagikan dan menjual bibit pohon sebanyak hampir 14 juta batang. Bahkan Kosim kini memiliki perusahaan pembibitan dengan sertifikasi untuk lima jenis bibit pohon guna melayani besarnya permintaan bibit pohon dari berbagai daerah di Indonesia.

Di dua lokasi nursery miliknya ada sekitar 400 ribu bibit pohon dengan lebih dari 30 jenis bibit pohon kayu hutan dan buah-buahan. Aneka
jenis tanaman yang dikembangkan antara lain Meranti, Binuang Laki/Bini dan Rotan Jernang tanaman yang sudah mulai langka. Kemudian pohon Banga, Sungkai, Sengon, Sintuk, Balsa. Selain itu ada tanaman perkebunan seperti karet dan kopi.

baca juga: Pegunungan Meratus

Rasa kepedulian Kosim terhadap pendidikan anak-anak suku Dayak Meratus ditandai dengan mendirikan PAUD Tunas Meratus pada 2004. Menurut Kosim PAUD ini didirikan dalam rangka menanamkan kesadaran cinta lingkungan sejak dini kepada anak-anak pedalaman.

Anak-anak Meratus diajarkan cara menanam dan merawat tanaman. "Saya ingin generasi muda dari pedalaman meratus ini tumbuh menjadi
generasi yang peduli terhadap lingkungan," ujar Kosim yang begitu menikmati tinggal di kawasan agrosilvofishery miliknya seluas 20 hektar.

Berkat kegigihannya, Kosim meraih sejumlah penghargaan bidang lingkungan dari pemerintah daerah juga Pena Hijau Award. Terakhir
nama Kosim juga diusulkan sebagai peraih penghargaan Kalpataru tahun 2020 lalu karena jasa yang besar di bidang lingkungan, khususnya melestarikan kawasan Pegunungan Meratus di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah. (N-1)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya