Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BADAN Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) terus memonitor situasi terkini pasca gempa Magnitudo (M) 6,1 yang terjadi di Kepulauan Maluku. BNPB memonitor laporan sementara kejadian gempa dari beberapa wilayah, seperti Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Timur, Seram Bagian Barat dan Kota Ambon.
Dilaporkan di Desa Yaputi, Kabupaten Maluku Tengah telah terjadi kerusakan pada dinding penahan tanah (talud) pantai, dan air laut sempat terlihat surut. Sementara di Desa Saunolu terdapat kerusakan pada permukiman masyarakat dan di Desa Mahu terdapat patahan.
Hingga berita ini dirilis belum ada laporan korban jiwa akibat gempabumi tersebut, namun masyarakat telah melakukan evakuasi mandiri dengan mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi.
Baca juga : Kasus Covid-19 Melonjak, Perusahaan Diminta Utamakan Keselamatan Pekerja
Masyarakat selalu diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga dalam menghadapi bahaya gempabumi maupun potensi tsunami, tetap pantau informasi yang dapat dipercaya dan tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Seperti diketahui, gempa dengan magnitudo (M)6,1 mengakibatan guncangan kuat yang dirasakan warga di kepulauan Maluku. Gempa terjadi pada Rabu siang (16/6), pukul 11.43 WIB. BNPB menerima laporan dari beberapa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait adanya gempa tersebut.
Tercatat BPBD Kabupaten Maluku Tengah, Pusdalops Kota Ambon, BPBD Kabupaten Seram Bagian Barat, BPBD Kabupaten Seram Bagian Timur, dan BPBD Provinsi Maluku sama-sama melaporkan warganya merasakan guncangan kuat dengan durasi guncangan yang bervariasi.
Hingga hari Rabu, (16/6) pukul 13.35 WIB, pasca Gempa Maluku Tengah hasil monitoring Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah terjadi setidaknya 13 (tiga belas) gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M 3,5.
BMKG juga mengimbau agar waspada terhadap gempa susulan dan potensi tsunami akibat longsor ke atau di bawah laut bagi masyarakat di sepanjang Pantai Japutih sampai Pantau Apiahu Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Seram, Maluku. Hal tersebut disampaikan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati melalui keterangan tertulisnya.
"Segera menjauhi pantai menuju tempat tinggi," sebutnya .
BMKG menginformasikan gempa dengan magnitudo (M) 6,1 tersebut tidak memicu terjadinya tsunami. Namun kemudian BMKG memperbaharui keterangannya akan adanya potensi tsunami bukan dari gempanya namun akibat longsoran di bawah laut. Berdasarkan hasil observasi muka laut sta TEHORU menunjukkan ada kenaikan muka air laut setinggi 0,5 meter. Hal ini diperkirakan akibat dari longsoran bawah laut.(OL-2)
PENCALONAN suami anggota KPU RI, Betty Epsilon Idroos, dalam kontestasi Pilkada 2024 diharapkan tak menimbulkan konflik kepentingan.
PASCAGEMPA bumi magnitudo 6,0 yang terjadi pada 16 Juni 2021 pukul 11.43.08 WIB di Maluku Tengah, Maluku, yang berujung tsunami kecil, telah terjadi 25 kali gempa susulan.
Berdasarkan estimasi peta guncangan, gempabumi ini menimbulkan guncangan di daerah Pulau-Pulau Babar dengan skala intensitas II - III MMI.
Gempa tektonik berkekuatan 5,4 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Selasa (27/2) dini hari, dipicu oleh pergeseran batuan dalam lempeng di Laut Banda.
Berdasarkan hasil monitoring BMKG, telah terjadi 13 gempa susulan atau aftershock dengan kekuatan terbesar 3,5 SR. Masyarakat diimbau mewaspadai gempa susulan.
Setidaknya ada 1.297 orang yang tewas dalam gempa berkekuatan 7,2 SR yang melanda pada Sabtu sekitar 100 mil (160 kilometer) di sebelah barat ibu kota yang padat penduduk, Port-au-Prince.
Hingga kini belum diketahui penyebab fenomena peningkatan aktivitas gempa.
Gempabumi Enggano berjarak sekitar 260 km dari posisi InaBUOY SUN telah memicu munculnya mode alert meski seluruh gempa utama dan susulan tidak berpotensi tsunami.
BMKG menggelar Sekolah Lapang Gempabumi di Kabupaten Lebak, Banten, dengan protokol kesehatan covid-19 yang ketat.
BMKG dan Kominfo sedang melakukan penelusuran dan investigasi lebih mendalam terhadap penyebab kesalahan sistem SMS hingga tersebar informasi gempa berpotensi tsunami.
BMKG berhak mengungkap penyebab salah SMS yang mengemparkan terkait potensi gempa ke publik tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved