Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

EWS Deteksi Gempa Berbasis Radon akan Dipasang di Pesisir Jawa

Agus Utantoro
08/6/2021 10:24
EWS Deteksi Gempa Berbasis Radon akan Dipasang di Pesisir Jawa
Ilustrasi: Perawatan alat deteksi dini gempa (EWS)(ANTARA FOTO)

BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan hasil pemodelan gempa bumi dan tsunami yang kemungkinan bisa terjadi di Jawa Timur dengan hasil cukup mengejutkan.

Di pantai selatan dari provinsi tersebut potensial terguncang gempa dengan magnitudo 8,7 bahkan dengan ancaman ketinggian gelombang tsunami mencapai 29 meter. Potensi gempa dan tsunami yang dihitung BMKG tersebut berdasarkan data-data dan sejarah gempa yang pernah terjadi di pesisir selatan Jawa di masa lalu.

Bila BMKG merilis hasil pemodelan potensi gempa tersebut, berbeda dengan peneliti gempa dari UGM Prof. Ir. Sunarno yang justru melakukan langkah memasang sepuluh stasiun pemantau gempa di sepanjang pesisir pulau Jawa untuk memprediksi gempa tiga hari sebelum kejadian sehingga bisa dilakukan mitigasi bencana.

"Saat ini kami sedang membuat sekitar sepuluh modul stasiun pemantau EWS (Early Warning System) Gempa yang akan dipasang sepanjang pulau Jawa sisi Selatan, untuk pengembangan algoritma triangulasi pusat gempa," kata Sunarno, Senin (7/6).

Sunarno menjelaskan peralatan peringatan dini atau EWS yang dipasang ini selain dapat memprediksi kejadian gempa namun juga dapat memperhitungkan prediksi lokasi pusat gempa.

"Selain dapat memprediksi 3 hari sebelum gempa juga dapat memperhitungkan pusat gempa yang akan terjadi," tegasnya.

Baca juga: Alat EWS UGM Deteksi Gempa Toli-Toli 3 Hari Sebelum Kejadian

Diakui, alat EWS ini masih dalam tahap pengembangan selain perbaikan penyempurnaan teknologi alat tersebut juga pengembangan algoritma penentuan pusat gempa yang akan terjadi.

"Setiap stasiun EWS yang kami pasang tetap mengukur setiap 5 menit perubahan permukaan air sumur dan paparan gas Radon alam yang akan dibaca EWS kami," ungkapnya.

Saat ini kepekaan alat EWS Gempa ini hanya dapat memonitor kejadian Gempa di atas 4,5 SR. Ia menambahkan, dengan peralatan ini, mampu memprediksi gempa besar di Aceh hingga NTT untuk lempengan Indo-Australia.

"Namun untuk dapat memantau di daerah dengan lempengan lain maka harus dipasang stasiun EWS di lempengan yang dipantau," imbuhnya.

EWS yang sedang dikembangkan ini tersusun dari sejumlah komponen seperti detektor perubahan level air tanah dan gas radon, pengkondisi sinyal, kontroler, penyimpan data, sumber daya listrik. Lalu, memanfaatkan teknologi internet of thing (IoT) di dalamnya.

Mekanisme kerja alat ini dalam memprediksi gempa berdasarkan perbedaan konsentrasi gas radon dan level air tanah yang merupakan anomali alam sebelum terjadinya gempa bumi. Apabila akan terjadi gempa di lempengan, akan muncul fenomena paparan gas radon alam dari tanah meningkat secara signifikan. Demikian juga permukaan air tanah naik turun secara signifikan.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya