Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Alat EWS UGM Deteksi Gempa Toli-Toli 3 Hari Sebelum Kejadian

Agus Utantoro
03/6/2021 14:24
Alat EWS UGM Deteksi Gempa Toli-Toli 3 Hari Sebelum Kejadian
Gempa bumi(Ilustrasi)

KETUA TIM Peneliti Sistem Peringatan Dini (EWS) Gempa UGM Prof. Ir. Sunarno mengatakan alat deteksi gempa yang dikembangkan oleh UGM berhasil mendeteksi gempa di Toli-Toli tiga hari sebelum kejadian. Seperti diketahui berdasarkan informasi dari BMKG, pada hari Sabtu (29/5), pukul 08.25.14 WIB, wilayah Toli-Toli diguncang gempa tektonik dengan magnitudo 5,3. Pusat gempa berlokasi di laut pada jarak 87 km arah Barat Kota Toli-toli, Sulawesi Tengah pada kedalaman 27 km.

Meski berhasil memprediksi gempa, ujarnya, namun alat ini terus dikembangkan. Bahkan di DIY, alat ini sudah mampu memprediksi 3-7 hari sebelum kejadian gempa.

"Pengalaman selama ini kami baru dapat memprediksi 3 hari sebelum gempa dengan lokasi antara Aceh hingga NTT. Algoritma awal kami hanya mendeteksi dini 3-7 hari sebelum gempa khusus untuk DIY. Mengingat stasiun pemantau kami hanya ada di DIY," kata Sunarno, Kamis (3/6).

Sunarno mengungkapkan, alat yang dikembangkan tersebut menggunakan teknologi triangulasi agar dapat memberikan prediksi posisi pusat gempa yang lebih presisi. Selama dalam proses riset dan pengembangan, jelasnya, alat ini mampu tepat memprediksi kejadian gempa.

"Selalu cocok, sudah dipakai tesis mahasiswa saya. Bahkan lewat internet kita bisa bantu memberi peringatan 3 sebelum kejadian gempa di antara Aceh hingga NTT," ujarnya.

Baca juga: Lebih Waspada karena 3 EWS Rusak

Secara rinci, ia mengungkapkan sistem yang dikembangkan terdiri dari alat EWS yang tersusun dari sejumlah komponen seperti detektor perubahan level air tanah dan gas radon, pengkondisi sinyal, kontroler, penyimpan data, sumber daya listrik. Lalu, memanfaatkan teknologi internet of thing (IoT) di dalamnya.

Disebutkan cara kerja alat yang dikembangkannya bersama tim ini berdasarkan perbedaan konsentrasi gas radon dan level air tanah yang merupakan anomali alam sebelum terjadinya gempa bumi.

"Apabila akan terjadi gempa di lempengan, akan muncul fenomena paparan gas radon alam dari tanah meningkat secara signifikan. Demikian juga permukaan air tanah naik turun secara signifikan," paparnya.

Penelitian yang sudah dilakukan sejak 2018 ini memang dikhususkan mengamati konsentrasi gas radon dan level air tanah sebelum terjadinya gempa bumi. Pengamatan yang telah dilakukan kemudian dikembangkan sehingga dirumuskan dalam suatu algoritma prediksi sistem peringatan dini gempa bumi.

Bahkan sistem ini terbukti telah mampu memprediksi gempa bumi yang terjadi di Barat Bengkulu M5,2 pada 28 Agustus 2020, Barat Daya Sumur-Banten M5,3 pada 26 Agustus 2020, Barat Daya Bengkulu M5,1  29 Agustus 2020, Barat Daya Sinabang Aceh M5,0 pada 1 September 2020, Barat Daya Pacitan M5,1 10 september 2020), dan gempa Tenggara Nagan Raya-Aceh M5,4 pad 14 september 2020.(OL-5)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya