Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Sekolah Murid Merdeka Gelar Pembelajaran Daring Menyenangkan

Bayu Anggoro
06/6/2021 21:30
Sekolah Murid Merdeka Gelar Pembelajaran Daring Menyenangkan
Anggota TNI AL mendampingi sejumlah siswa belajar secara daring di Desa Budo, Minahasa Utara, Sulawesi Utara.( ANTARA/Adwit B Pramono)

PEMBELAJARAN yang terintegerasi dengan perangkat teknologi digital akan menjadi ciri khas di masa depan. Pada pandemi saat  ini,
banyak pihak yang menawarkan pembelajaran dengan menggunakan teknologi sebagai media ajar, tapi tidak banyak yang mengintegerasikan teknologi dan pedagogi atau metode ajar dengan baik.

Hal ini dikatakan Kepala Sekolah Murid Merdeka (SMM), Laksmi Mayesti, Minggu (6/6).

"Sejak awal, bahkan sebelum pandemi, Sekolah Murid Merdeka (SMM) sudah menginisiasi model pembelajaran blended learning, yaitu metode yang menggabungkan pembelajaran online (daring) dan offline atau tatap muka langsung. Rencana pembelajaran di SMM sudah termasuk pilihan pembelajaran online dan tatap muka langsung," katanya.

Menurut Laksmi, belajar online bisa sangat engaging, menyenangkan dan
bermakna. Kuncinya ada pada kreativitas yang dibangun tenaga pengajar.

Semua pengajar Sekolah Murid Merdeka dituntut selalu mengembangkan
kreativitas, agar peserta didik dapat berinteraksi secara terbuka, baik
dengan guru maupun teman-temannya.

"SMM menawarkan fleksibilitas. Kami percaya setiap anak punya kebutuhan yang berbeda, dan punya konteks belajar yang berbeda juga. Sebagai pendidik kami punya kewajiban merespons kebutuhan belajar anak, termasuk merespon konteks belajar yang ada di sekitar anak," jelasnya.

Dia mengatakan, keberadaan sekolah berkualitas relatif masih terbatas,
dan biasanya hanya terkonsentrasi di kota-kota besar. Seringkali orangtua siswa merasakan bahwa sekolah yang mereka harapkan jauh dari tempat tinggalnya.

Sementara sekolah yang bisa diakses dinilai kurang fleksibel dan belum sampai tingkat mengukur kebutuhan anak, atau berpihak pada anak.

"SMM didirikan untuk mengubah miskonsepsi bahwa kita memang bisa belajar dari mana saja. Pendidikan yang berkualitas harus merata dan bisa diakses semua anak di Indonesia. Berkat bantuan teknologi informasi, murid-murid SMM, tersebar dari Aceh hingga Papua," ujar Laksmi.

Mengenai kurikulum yang dipakai, Laksmi menjelaskan, SMM tetap
menggunakan Kurikulum Nasional. Namun dalam proses belajar-mengajar, SMM menggunakan banyak pendekatan dan inovasi.

"Kami selalu merujuk riset-riset terbaru, misalnya tentang manajemen
kelas maupun pedagogi. Kami punya tim kurikulum yang rutin melakukan
kajian tentang metode pembelajaran, sebelum akhirnya melibatkan
guru-guru untuk berdiskusi," kata dia.

Meskipun metode pembelajaran online bisa diterapkan sepenuhnya, Laksmi
juga berharap pembelajaran tatap muka secara langsung sudah bisa
dilakukan pada tahun ajaran baru mendatang. "Kami sangat excited
menyambut tahun ajaran baru.

SMM juga menyiapkan delapan sekolah satelit di delapan kota, antara lain di Bandung, Depok, Tangerang, Surabaya serta beberapa kota besar lainnya. "SMM siap seandainya pelaksanaan belajar sudah diperbolehkan dengan tatap muka langsung, tentunya dengan pendekatan belajar yang tak kalah seru dan menyenangkan," tandas Laksmi. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya