Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
EPEDIMIOLOG UGM, Bayu Satria Wiratama menyebut, tes yang dilakukan pemerintah terhadap pemudik belum bisa menggambarkan kondisi sebenarnya. Pasalnya, kelemahan data tersebut, selain tes tersebut dilakukan secara acak, alat tes deteksi Covid-19 yang digunakan juga tidak disebutkan.
"Untuk menggambarkan kondisi sebenarnya, kita perlu kaidah yang benar dalam mengambil sampel secara acak," kata Bayu Satria, Selasa (11/5) dalam siaran pers Humas UGM.
Pernyataan tersebut menanggapi hasil tes acak yang dilakukan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional terhadap 6.742 pemudik yang melalui pos penyekatan. Dari tes acak tersebut, sekitar 4.123 pemudik yang terkonfirmasi positif Covid-19, atau lebih dari 60 persen pemudik terkonfirmasi positif.
Menurutnya, jika tes secara acak menggunakan tes rapid antigen, swab PCR atau Genose C-19, angka terkonfirmasi positif sebesar itu menunjukkan hal yang cukup mengkhawatirkan. Namun begitu, tidak bisa menjadi dasar untuk mengatakan secara keseluruhan kondisi gambaran pemudik yang terpapar Covid-19.
"Untuk mencapai gambaran sebenarnya perlu sistematika pengambilan sampel acak yang sesuai kaidah," katanya.
Meski demikian, Bayu menilai positif kebijakan pelarangan mudik yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengantisipasi adanya gelombang kedua pandemi. Jika tidak ada pelarangan mudik, kasus Covid-19 akan naik seperti yang terjadi di India.
Baca Juga: 324 Kabupaten/Kota Zona Oranye, Mayoritas Tujuan Mudik
Meski sudah ada larangan mudik, kata dia, masyarakat tetap ada yang mudik jauh-jauh hari sebelum aturan itu diberlakukan. Bahkan, mereka nekat menerobos pos-pos penyekatan mudik.
Bayu juga mempertanyakan, kenapa mudik dilarang tapi berwisata boleh? Selain penyekatan di perbatasan, Bayu juga menyarankan agar dilakukan pengetatan di wilayah tujuan mudik. Setiap pemudik yang sudah berada di tempat tujuan harus dites Covid-19 sebanyak dua kali di saat kedatangan dan dikarantina terlebih dahulu.
Selanjutnya, ia mengusulkan, ada penguatan sistem surveilans dan monitoring kasus di masing-masing wilayah terutama sampai tingkat RT/RW. Apabila sudah dilakukan deteksi dini dan diisolasi dengan cepat, kasus yang muncul dan penyebarannya bisa ditekan.
"Intinya jika memungkinkan semua pemudik yang kembali pulang dikarantina dulu 5 hari dan dites dua kali," paparnya.
Data pelaporan pemudik di tingkat RT/RW juga harus bagus. Mereka harus mencatat semua pemudik yang datang sampai dengan kontak dan alamat asal untuk dilaporkan ke satgas daerah. "Tujuannya untuk mempermudah kontak tracing jika terjadi kasus," kata dia.
Ia juga mengingatkan, sosialisasi menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, hingga mencuci tangan tetap menjadi kunci utama penanggulangan penyebaran Covid-19. Peran masing-masing individu tetap penting dalam pelaksanaan protokol kesehatan. (OL-13)
Baca Juga: Ini Sikap Gus Dur yang Bikin Tengku Zulkarnain Menangis
Dalam konteks Indonesia, kebijakan publik sering kali menjadi paradoks yang menyakitkan, alih-alih menyelesaikan masalah justru melahirkan konflik baru.
25 Mahasiswa Peternakan UGM Diturunkan untuk Memastikan Kualitas Hewan Kurban di Kota Yogyakarta
Universitas Gadjah Mada, yang meneguhkan jati diri sebagai Universitas Pancasila berkomitmen untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan melakukan pengembangan keilmuan.
Perguruan tinggi perlu menggandeng industri untuk membantu menciptakan pasar, memproduksi, dan menyalurkannya ke konsumen.
Saat ini, besaran UKT masih mengacu pada ketentuan tahun 2023 dengan nominal tertinggi setara dengan Biaya Kuliah Tunggal (BKT) masing-masing program studi
Ia menjelaskan, pendampingan yang diberikan Fakultas Hukum UGM dilakukan sampai akhir.
Epidemiolog sekaligus peneliti Global Health Security, Dicky Budiman, mengatakan bahwa sebetulnya hal tersebut tidak mengagetkan karena covid-19 kini sudah menjadi endemi.
Melonjaknya angka covid-19 di negara-negara tetangga perlu menjadi sinyal kewaspadaan yang bukan hanya harus direspons otoritas kesehatan tetapi juga masyarakat.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan Surat Edaran pada 28 Mei lalu mengenai kewaspadaan lonjakan covid-19.
Cuaca yang lebih hangat dan basah (kelembaban tinggi) serta perubahan iklim diduga berkontribusi terhadap penyebaran dan perluasan demam berdarah.
MASALAH utama menghadapi covid-19 kali ini yakni meningkatkan kesadaran masyarakat untuk Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan membiasakan protokol kesehatan (prokes) kembali.
Indonesia kini sudah memasuki fase endemi sehingga banyak hal aturan mengenai pandemi covid-19 akan berubah atau menyesuaikan dengan aturan selanjutnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved