Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ribuan Ikan Di Kawasan Wisata Pantai Cemara Mati

Rendy Ferdiansyah
05/5/2021 17:34
Ribuan Ikan Di Kawasan Wisata Pantai Cemara Mati
Diduga tercemar limbah, ribuan ikan di kawasan wisata mati.(MI/Rendy Ferdiansyah)

DIDUGA tercemar limbah tambak udang, Ribuan ikan berbagai jenis mati di kolam di kawasan wisata, Pantai Cemara di Jalan Lintas Timur Bangka. Matinya ribuan ikan yang hidup liar di kolam tersebut sangat disayangkan pihak pengelola kawasan wisata di desa Rebo tersebut.

Yuda pratama pengelola kawasan wisata Cemara mengatakan ribuan ikan tersebut awalnya mabok selalu naik kepermukaan air, kemudian pagi harinya mati. "Awalnya mabok dulu, nah pagi harinya kita ketahui banyak ikan yang mati,"kata Yudha, Rabu (5/5).

Ia menyebutkan ribuan ikan yang mati tersebut adalah Ikan Libam, Kiteng dan Baronang. Ikan-ikan tersebut sudah ada sejak lama, karena kolam yang ada di kawasan wisata ini masih alami

Pihaknya menyayangkan matinya ikan-ikan tersebut, Ia pun meminta pihak terkait yakni Dinas Lingkungan Hidup (DLH) turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan.

"Kita tidak bisa menduga-duga, makanya kita DLH turun mengecek kualitas airnya untuk memastikan ikan-ikan mati karena limbah atau apa,"ungkap dia.

Ia mengaku ada dua sumber limbah yang ada di kawasan wisata, pertama limbah dari aktivitas tambang pantai yang berada di depan kawasan wisata. Kedua, aktivitas tambak udang tepat di depan kawasan wisata.

"Ini dugaan kita, saluran limbah tambak udang yang ada dekat kolam wisata ini saat air laut pasang meluap dan masuk ke kolam, bau limbah tambak udang ini pun menyengat," ungkap dia.

Terkait ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Babel, Eko Kurniawan mengatakan perusahaan tambak udang yang ada dekat kawasan wisata tersebut belum ada izin lingkungan.

"Sebenarnya bukan tidak ada izin, mereka ini malas mengurusnya, padahal oleh KLHK kawasan tersebut sudah di keluarkan dari kawasan hutan," kata Eko.

Menurut Eko dalam RT/RW kabupaten Bangka, Tambang udang di Desa Rebo Bangka tersebut masih masuk kawasan hutan. Namun karena belum di revisi maka, sampai saat ini, masih kawasan hutan, kendati KLHK sudah mengeluarkanya.

Ia menilai jika memang benar ikan-ikan tersebut mati karena limbah dari tambang udang tersebut, kemungkinan besar IPALnya belum efektif.

"Biasanya pemilik tambah itu, menyiapkan kolam terakhjir dan diisi ikan untuk memastikan bahwa limbah sudah di proses dengan baik, hal ini dibuktikan dengan tidak matinya ikan di kolam,"ujarnya.

Kendati demikian, pihaknya akan ke lokasi untuk melakukan pengecekan apa yang menjadi penyebab ikan-kan itu mati dan mabok.(OL-13)

Baca Juga: Akibat Pandemi, 8,75 Juta Orang Menganggur



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya