Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEJAK pagi suasana di Balai Adat Hinas Kanan tampak ramai. Warga desa bergotong royong membersihkan bangunan balai adat untuk mempersiapkan ritual adat perkawinan salah seorang warganya bernama Andi. Resepsi perkawinan kali ini cukup spesial karena mempelai wanita berasal dari Suku Dayak Maanyan Kalimantan Tengah. Sedangkan mempelai pria merupakan Suku Dayak Meratus (Bukit). Para undangan pun cukup banyak yang datang dari berbagai wilayah balai adat, sehingga membuat suasana Desa Hinas Kanan menjadi ramai.
Desa Hinas Kanan merupakan salah satu desa di Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan. Desa ini masuk wilayah adat terpencil di pedalaman Meratus yang berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat kecamatan.
Sementara akses jalan masih berupa jalan tanah merah dimana jika turun hujan maka jalanan menjadi rusak seperti bubur. Bahkan pada saat bencana banjir besar dan tanah longsor beberapa waktu lalu wilayah ini ikut terisolasi, sebelum akhirnya akses jalan yang tertimbun longsor dibuka para relawan.
"Ritual perkawinan adat (bakawinan) kali ini cukup meriah. Tamu yang datang dari berbagai balai adat di kawasan Pegunungan Meratus baik di Kalsel maupun Kalteng," tutur Sahrani, tokoh pemuda dayak dari wilayah Hantakan, Minggu (25/4). Beberapa tokoh pemuda dayak lainnya juga hadir seperti Sanno dan Hasro dari wilayah Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Adat istiadat tetap terjaga
Prosesi atau rangkaian kegiatan perkawinan suku dayak di Pegunungan Meratus ini masih tetap mempertahankan adat istiadat dan agama suku dayak yang diwariskan nenek moyang mereka. Namun bila dilihat dari busana yang digunakan kedua mempelai terlihat sudah modern.
Prosesi perkawinan adat dayak Meratus ini dimulai dari rumbug, pertemuan antara calon keluarga mempelai dan tokoh adat untuk menentukan hari pelaksanaan upacara perkawinan termasuk besaran jujuran (mahar). Sebelum upara perkawinan pengantin wanita menjalani masa seperti pingitan yaitu tidak boleh bercermin dan bertemu maupun berhubungan dengan pengantin pria selama tiga hari.
Sedangkan upara perkawinan sendiri ditandai dengan kegiatan gotong royong kaum pria mengambil kayu bakar (mengayu) untuk memasak hidangan pesta. Persiapan untuk pembelian konsumsi seperti lauk ayam, ikan, babi dan persyaratan Piduduk berupa beras, kelapa (nyiur), gula aren, minyak goreng, lamang (makanan dari ketan yang dibakar dalam bambu), daun mayang/pandan, pinang, serta hasil kebun lainnya dilakukan kaum perempuan.
Pada malam harinya sang Balian akan memulai upacara perkawinan dengan membaca mantra berisi doa-doa tolak bala agar pelaksanaan upacara berjalan lancar yang disebut basambur jaringayau. Lewat media air (banyu) kemudian disemburkan ke sekitar ruangan balai adat dan juga mempelai. Upacara dilanjutkan dengan baurak ruji yaitu menceritakan perjalanan hidup kedua mempelai dari kecil hingga dewasa oleh orang tua masing-masing. Baurak ruji ini dilaksanakan di pelataran balai agar didengar semua undangan. Setelah itu dilaksanakan tarian khas suku dayak disebut bakanjar.
baca juga: Masyarakat adat
Sebelum upacara puncak perkawinan kedua mempelai disandingkan ditengah balai (bapayak), baru kemudian upacara adat dimulai dipimpin balian. Secara keseluruhan prosesi perkawinan yang dipimpin Sali, seorang penghulu adat (Balian) Desa Hinas Kanan berlangsung sepanjang malam hingga pagi hari.
Di penghujung upacara perkawinan balian akan memberikan wejangan kepada pangantin tentang tanggungjawab berumah tangga (bapapadah) yang diselingi pantun adat yang penuh dengan makna untuk pengantin baru. (OL-3)
DI tangan Gubernur Sahbirin Noor ada angin perubahan yang diembuskan
HUTAN tidak hanya kayu. Para petani di pinggiran hutan di Kalimantan Selatan sudah membuktikannya
PROGRAM Revolusi Hijau tidak fokus pada satu soal. Selain penanaman pohon sebagai sebuah gerakan massal
PEGUNUNGAN Meratus merupakan gugusan gunung yang memanjang dari selatan ke utara melintasi 10 kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan
MENYAMBUT tibanya bulan suci Ramadan 1445 H, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali menggelar Ramadhan Cake Fair (Pasar Wadai).
Dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan RI ke 75 pendakian puncak Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan ditiadakan karena pandemi covid-19.
Orangtua juga bisa mengajak anak untuk mendengarkan musik bersama atau menonton pertunjukan seni bersama
Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, The Sunan Hotel Solo menggelar acara bertajuk Sunan Membatik pada Kamis (3/10).
Bandara Kertajati perlu didukung fasilitas yang menguatkan identitas daerah dengan mempromosikan kearifan lokal.
Menyinggung inisiatifnya memimpin ParPaluta, Hamsiruddin mengutarakan ingin melestarikan kearifan lokal, sebab itu merupakan identitas diri di tengah globalisasi.
Dalam pertemuan ini para pendamping diajak untuk melihat dan ikut merasakan sejumlah kearifan lokal yang dimiliki Indonesia, mulai dari hasil kerajinan hingga hidangan khas Indonesia.
Mengusung tema Humas 2020: Kearifan Lokal, Solusi Global, KNH diharapkan dapat memberikan perspektif baru tentang kearifan lokal di era globalisasi saat ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved