Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Epidemiolog: PTM Di Sumsel Tunggu Hingga Vaksinasi Capai 50%

Dwi Apriani
26/3/2021 18:02
Epidemiolog: PTM Di Sumsel Tunggu Hingga Vaksinasi Capai 50%
Ilustrasi sekolah tatap muka.(ANTARA)

EPIDEMIOLOG dari Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Iche Andriyani Liberty mengungkapkan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah  bisa dilakukan apabila realisasi vaksinasi Covid-19 sudah lebih 50 persen. Hal ini sebagai upaya memberikan rasa aman bagi orang tua murid dan para siswa karena saat ini penyebaran Covid-19 masih terjadi di Sumsel.

"Minimal setelah 50 hingga 70 persen cakupan vaksinasi selesai, baru sekolah tatap muka dirasa dapat dibuka kembali," ujarnya, Jumat (26/3).

Sebelum mempersiapkan sekolah tatap muka, sebaiknya Pemerintah Kota Palembang dapat mengkaji dan mengukur parameter tiap sekolah untuk mempersiapkan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang disiplin.

"Selain protokol kesehatan, hal lain yang harus diperhatikan adalah pengaturan mekanisme kapasitas dalam pembelajaran di kelas yang bagaimana seharusnya diberlakukan," kata dia.

Iche menerangkan, tidak saja memprioritaskan para guru di Palembang untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19. Langkah lanjutan mencegah penyebaran virus korona di lingkungan sekolah adalah dengan turut menyegerakan orang tua ataupun siswa untuk ikut vaksinasi.

"Meskipun memang vaksin berkontribusi menekan penularan. Harusnya dipertimbangkan sesuai dengan cakupannya juga. Maka itu baiknya orang tua dan murid-murid pun diperhatikan, karena mereka masuk kelompok masyarakat umum," terangnya.

Ia menyampaikan dalam mekanisme pembelajaran yang mesti diperhatikan oleh pemerintah untuk mempersiapkan sekolah tatap muka, jika perlu berikan hukuman bagi siswa yang tidak taat terhadap protokol kesehatan. "Kemudian cek benar-benar kapasitas siswa yang hadir, minimal 50:50, atau bisa dikombinasikan antara daring dan luring untuk awal-awalnya," jelas dia.

Untuk waktu belajar, Iche meminta agar belajar di sekolah tidak perlu dilakukan secara full. Dalam arti batasi waktu istirahat dan persingkat jam pulang. Selain itu perhatikan proporsionalitas sebanding antara sarana dan prasarana yang tersedia.

"Guru maupun siswa harus ada assesment atau penilaian setiap hari terkait kondisi kesehatan. Harus ada petugas khusus dari sekolah untuk mengawasi hal ini, bisa juga b di komunikasi dengan puskesmas daerah setempat," tandasnya. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya