Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
DI TENGAH upaya menekan penyebaran kasus aktif baru covid-19, di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kembali ditemukan klaster di lingkungan pendidikan keagamaan. Sebanyak 23 orang santriwati di salah satu pesantren di Cipanas dinyatakan positif setelah melalui tes cepat (rapid test) antigen.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal menuturkan klaster baru di salah satu pesantren di Cipanas berawal dari keluhan sejumlah santriwati yang mengalami gejala hilang indera penciuman (anosmia). Mereka kemudian memeriksan diri ke puskesmas setempat.
"Kejadiannya sekitar satu minggu lalu. Tim dari puskesmas mengecek ke pesantren. Kemudian dilakukan tracing kepada seluruh santriwati yang ada di pesantren tersebut," jelas Yusman, Rabu (17/3).
Hasil tracing, lanjut Yusman, ditemukan sekitar 23 orang santriwati yang memiliki gejala anosmia. Tim kesehatan puskesmas langsung melakukan pengetesan rapid antigen. "Hasilnya positif," imbuh Yusman.
Di pesantren tersebut terdapat lebih kurang 100 orang santriwati. Semua santriwati di pesantren itu langsung dikarantina.
"Selanjutnya tim kesehatan Puskesmas Cipanas memilah santriwati yang bergejala dengan tidak bergejala. Semuanya kini menjalani karantina," jelas Yusman.
Yusman belum bisa memastikan sumber yang memicu penyebaran covid-19 di lingkungan pesantren tersebut. Bisa saja sumbernya berasal dari kalangan guru atau bisa jadi dari keluarga santriwati saat berkunjung.
"Sekarang semuanya diisolasi di lingkungan pesantren dengan pemilihan yang bergejala dan tidak bergejala," ucapnya.
Dengan temuan itu, sudah ada 4 klaster pesantren di Kabupaten Cianjur. Yusman menuturkan terus berkoordinasi dengan Puskesmas maupun dengan satgas di tiap kecamatan agar meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan pesantren.
"Mereka juga harus melakukan pembinaan-pembinaan. Jika ditemukan ada gejala positif, harus bisa mengidentifikasi," pungkasnya. (OL-15)
Eliminasi TBC memerlukan kekompakan dan sinergi lintas sektor.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, mengungkapkan hanya ada 384 kelas sekolah tingkat SMA/SMK yang akan diisi rombongan belajar (rombel) 38 sampai 50 siswa dari 801 kelas.
Festival Kerukunan di Desa Pabuaran, Kerukunan bukan Proyek Elite
Tetapi, dari 27 wilayah Jawa Barat hanya ada dua wilayah yang diprakirakan akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi pada siang hari.
Sebanyak 338 ribuan siswa diterima di SMA, SMK dan SLB negeri se-Jawa Barat (Jabar) dalam sistem penerimaan murid baru (SPMB) tahap satu hingga dua.
Penambahan rombel juga hanya diterapkan di sekolah tertentu yang siswa-siswinya masuk kategori miskin.
PW RMI-NU Jakarta dan PAM Jaya Siapkan MoU Penyediaan Air Langsung Minum di Pesantren
MAJELIS Masyayikh menyelenggarakan Uji Publik Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Eksternal (SPMI–SPME) untuk Pendidikan Pesantren Jalur Nonformal
Penanaman jagung awal di ponpes tersebut di atas lahan sekitar satu hektare. Sementara benih ikan yang ditaburkan adalah nila sebanyak tiga ribu ekor.
DIREKTORAT Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI untuk pertama kalinya menggelar Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) tingkat Internasional.
Kemenag menyebut program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang menyasar siswa dan santri bisa melengkapi kebutuhan pemeriksaan kesehatan di pesantren.
Untuk bisa mengakses peluang beasiswa kampus-kampus internasional di luar negeri dan dalam negeri, menurut Kyai Imjaz, bahasa Inggris menjadi kunci yang wajib dimiliki.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved