Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Klaster Pesantren Muncul Lagi di Cianjur

Benny Bastiandy
17/3/2021 16:33
Klaster Pesantren Muncul Lagi di Cianjur
Ilustrasi(DOK MI)

DI TENGAH upaya menekan penyebaran kasus aktif baru covid-19, di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kembali ditemukan klaster di lingkungan pendidikan keagamaan. Sebanyak 23 orang santriwati di salah satu pesantren di Cipanas dinyatakan positif setelah melalui tes cepat (rapid test) antigen.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal menuturkan klaster baru di salah satu pesantren di Cipanas berawal dari keluhan sejumlah santriwati yang mengalami gejala hilang indera penciuman (anosmia). Mereka kemudian memeriksan diri ke puskesmas setempat.

"Kejadiannya sekitar satu minggu lalu. Tim dari puskesmas mengecek ke pesantren. Kemudian dilakukan tracing kepada seluruh santriwati yang ada di pesantren tersebut," jelas Yusman, Rabu (17/3).

Hasil tracing, lanjut Yusman, ditemukan sekitar 23 orang santriwati yang memiliki gejala anosmia. Tim kesehatan puskesmas langsung melakukan pengetesan rapid antigen. "Hasilnya positif," imbuh Yusman.

Di pesantren tersebut terdapat lebih kurang 100 orang santriwati. Semua santriwati di pesantren itu langsung dikarantina.

"Selanjutnya tim kesehatan Puskesmas Cipanas memilah santriwati yang bergejala dengan tidak bergejala. Semuanya kini menjalani karantina," jelas Yusman.

Yusman belum bisa memastikan sumber yang memicu penyebaran covid-19 di lingkungan pesantren tersebut. Bisa saja sumbernya berasal dari kalangan guru atau bisa jadi dari keluarga santriwati saat berkunjung.

"Sekarang semuanya diisolasi di lingkungan pesantren dengan pemilihan yang bergejala dan tidak bergejala," ucapnya.

Dengan temuan itu, sudah ada 4 klaster pesantren di Kabupaten Cianjur. Yusman menuturkan terus berkoordinasi dengan Puskesmas maupun dengan satgas di tiap kecamatan agar meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan pesantren.

"Mereka juga harus melakukan pembinaan-pembinaan. Jika ditemukan ada gejala positif, harus bisa mengidentifikasi," pungkasnya. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya