Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kampus Untirta Serang Manfaatkan Konstruksi Laba-Laba

Mediaindonesia.com
16/3/2021 23:38
Kampus Untirta Serang Manfaatkan Konstruksi Laba-Laba
.(DOK Pribadi.)

KAMPUS Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) di Sindangsari, Kabupaten Serang, Banten, yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo pada Kamis (4/3) memanfaatkan penggunaan konstruksi sarang laba-laba. Pembangunan kampus baru ini terdiri dari 12 gedung yang sepenuhnya dibiayai dari pinjaman Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/IDB) senilai US$56,9 juta (setara Rp820,5 miliar). Sebanyak delapan gedung menggunakan konstruksi sarang laba-laba.

"Penggunaan konstruksi sarang laba-laba karena selain merupakan karya anak bangsa juga karena konstruksi ini tahan gempa dan tentu mempertimbangkan efisiensi mengingat gedung yang kami bangun hanya empat lantai," kata Ketua Tim Teknis dan PIC Civilwork Kampus Untirta Sindangsari, Rifky Ujianto, di Jakarta, Selasa (16/3). Seperti diketahui konstruksi sarang laba-laba merupakan inovasi yang patennya dipegang PT Katama.

Sesuai namanya konstruksi itu merupakan fondasi yang dibentuk dari rangkaian sirip berbentuk segitiga terbuat dari kombinasi besi dan beton. Bila dilihat dari atas menyerupai jaring laba-laba. Fondasi ini banyak dimanfaatkan untuk bangunan-bangunan tahan gempa di Aceh, Sumatra Barat, dan Bengkulu, bahkan juga dimanfaatkan untuk landasan glinding/taxiway Bandara Juata Tarakan, Kalimantan Utara, serta beberapa ruas jalan  di tanah ekstrem.

Bagi Fakultas Teknik Untirta, kehadiran konstruksi peraih Upakarti ini menjadikan laboratorium nyata. Dosen dan mahasiswa dapat praktik langsung sehingga membangkitkan motivasi untuk menciptakan inovasi-inovasi di bidang konstruksi. Rifky mengakui kehadiran konstruksi sarang laba-laba membantu dosen dan mahasiswa untuk mempelajari konstruksi, terutama untuk mengetahui kemampuannya untuk menahan gempa.

Bahkan, jelas Rifky, saat pekerjaan sudah mencapai 70%, terjadi gempa di Kabupaten Serang sebesar 7,1 SR. Ternyata bangunan tidak mengalami kerusakan sedikit pun. Rifky juga menjelaskan konstruksi sarang laba-laba didesain untuk bangunan enam lantai di daerah gempa. Sedangkan di kampus Untirta Sindangsari gedung yang menggunakan konstruksi ini hanya empat lantai.

Rifky juga menjelaskan alasan hanya delapan dari 12 bangunan yang menggunakan konstruksi sarang laba-laba. Soalnya, sebagian lahan di kawasan ini menggunakan sistem cut and fill (gali dan uruk) yang tidak cocok untuk konstruksi sarang laba-laba. Konstruksi sarang laba-laba, lanjutnya, merupakan inovasi karya anak bangsa karena seluruh material beton dan besi bisa diperoleh di semua daerah di Indonesia, termasuk peralatan yang hanya menggunakan stamper dan ekskavator. Yang lebih penting lagi, tenaga tukang yang dibutuhkan tidak membutuhkan lisensi khusus alias semua bisa mengerjakan dan proyek ini padat tenaga kerja.

Menurut M Arif Toto R dari Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) yang juga perencana proyek itu, penggunaan konstruksi laba-laba selain pertimbangan kekuatannya terhadap gempa juga karena lebih efisien khususnya bangunan empat lantai. Mengenai kekuatan konstruksi ini, Toto mengatakan berdasarkan hasil lokakarya nasional dan rekomendasi Ditjen Cipta Karya Kementerian PU-Pera, Balitbang Puskim Bandung, PU NAD, dan Universitas Syah Kuala dapat disebut konstruksi ini memiliki kemampuan memperkecil risiko terjadinya pergeseran tanah karena kekuatannya menggunakan daya dukung tanah yang dipadatkan.

Pemadatan tanah dalam fondasi akan mampu meniadakan pengaruh lipatan pada rib sehingga KSLL mampu mengikuti gerakan gempa, baik dalam arah horizontal maupun vertikal. Bentuk dan desain konstruksi membuatnya memiliki kelebihan antara lain tingkat kekakuan yang tinggi  diperoleh dengan penggunaan bahan yang hemat dan ekonomis (80% tanah dan 20% beton bertulang). Bukan hanya fondasi tetapi seluruh konstruksi bangunan bawah (menggantikan fungsi 15 sampai dengan 20 subsistem konstruksi bangunan bawah konvensional) mulai dari pelat fondasi, lantai dasar, fondasi tangga, kolom praktis, fondasi dinding, serta kelembapan tanah tetap terjaga.

Sejak gempa dan tsunami Aceh, masyarakat dan pengambil keputusan di pemerintahan menyadari pentingnya menggunakan konstruksi tahan gempa. Kasus di Jepang yang masyarakatnya lebih percaya diri untuk tidak keluar dari bangunan meskipun terjadi gempa besar menjadi pembelajaran bahwa inovasi atau temuan-temuan mengenai bangunan tahan gempa harus terus dikembangkan dan diperkuat dengan memperhatikan potensi daerah.

Terkait penggunaan konstruksi sarang laba-laba, Presiden Direktur PT Katama Kris Suyanto selaku pemegang paten menyatakan apresiasinya atas kembali dipercayanya konstruksi karya anak bangsa untuk bangunan di Indonesia. Menurut dia, sudah banyak bangunan yang menggunakan konstruksi dangkal dengan sirip segitiga menyerupai laba-laba. Berbagai pembangunan di Indonesia tak hanya di daerah gempa, konstruksi sarang laba-laba banyak digunakan pada tanah lunak dan berawa tapi perlu perlakuan khusus.

Kris juga mengatakan penggunaan konstruksi sarang laba-laba di kampus baru Untirta sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo untuk memperbanyak penggunaan produksi dalam negeri. "Konstruksi kami sepenuhnya tidak menggunakan bahan atau material bangunan dari luar. Hampir semua didapat di dalam negeri bahkan pekerja dan peralatan menggunakan sumber daya lokal," ungkap Kris.

Presiden Joko Widodo dalam sambutannya mengungkapkan pembangunan kampus baru Untirta jangan hanya dilihat secara fisik. Akan tetapi perlu semangat baru untuk memajukan pendidikan tinggi khususnya di Provinsi Banten. Dalam kesempatan berbeda Presiden juga mendukung berbagai inovasi di dalam negeri dalam mendorong pembangunan.

Terkait hal itu PT Katama juga tengah mengembangkan inovasi baru yang telah diuji coba untuk mengendalikan banjir di Ibu Kota. Kris mengatakan sedang menghimpun penemu-penemu di dalam negeri agar dapat berbagi inovasi untuk mengatasi persoalan tersebut. Inovasi ini akan sangat membantu warga Jakarta apabila dapat direalisasikan. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya