Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Perbankan di NTT Dorong UMKM Unbankable Mengakes Fasilitas Kredit

Palce Amalo
09/3/2021 12:47
Perbankan di NTT Dorong UMKM Unbankable Mengakes Fasilitas Kredit
Pembina Forum Komunikasi Lembaga Jasa Keuangan (FKLJK) Robert Sianipar (kiri) dan Ketua FKLJK NTT Hary Alexander Riwu Kaho.(MI/Palce Amalo)

SEKTOR jasa keuangan di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus mendorong  usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tidak memenuhi kriteria dan persyaratan mendapatkan pinjaman dari perbankan (Unbankable), bisa mengakses fasilitas kredit di masa pandemi covid-19.

Pembina Forum Komunikasi Lembaga Jasa Keuangan (FKLJK) Robert Sianipar mengatakan survei Bank Indonesia menyebutkan masih ada keluhan dari  pelaku UMKM karena sulit memperoleh akses pembiayaan.

"Mari kita bicara kesulitannya di mana, kita sudah menyiapkan skim yang cocok dengan semua pelaku UMKM termasuk dari yang unbankable," ujarnya dalam pertemuan triwulan I Tahun 2021 antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT bersama wartawan dan FKLJK, Selasa (9/3).

Robert menyebutkan UMKM yang unbankable tersebut bisa mengajukan kredit ultra mikro (UMi) tanpa agunan serta mendapat pendampingan dan pelatihan. UMi disalurkan oleh PT Permodalan Nasional Madani (Persero) dan PT Pegadaian (Persero) dengan plafon dan tenor pinjaman Rp10 juta untukk jangka waktu 52 minggu.

Saat ini, OJK bersama lembaga jasa keuangan memiliki tim percepatan akses keuangan daerah di kelompok kerja (Pokja) keuangan maupun pokja sektor ril. Hal itu bertujuan membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk memperoleh fasilitas kredit. Untuk itu, FKLJK telah menerbitkan katalog pembiayaan bagi nasabah atau UMKM bankable maupun unbankable. 

"Kita mengindentifikasi produk dan komoditi unggulan yang perlu diberikan akses pembiayaan, kalau ada pelaku UMKM yang sulit mendapatkan akses pembiayaan sampaikan ke kami," kata Kepala OJK NTT tersebut.

Menurutnya, saat ini lembaga jasa keuangan di NTT tumbuh positif secara kualitas maupun kuantitas, yang tentunya menjadi mementum bagi pemerintah untuk terus mengeluarkan kebijakan stimulus pemulihan ekonomi di masa pandemi. 

"Dari sisi suplai, kita terus mendorong penyediaan kredit dan melakukan sinergi kebijakan-kebijakan," ujarnya.

 baca juga: AFPI Siap Bantu Pembiayaan Masyarakat dan UMKM Unbankable

Dari 86 lembaga jasa keuangan yang tergabung dalam FKLJ, tercatat aset sebanyak Rp42,6 triliun atau tumbuh 5,6 persen. Selain itu, Kredit juga meningkat mencapai Rp34,9 triliun atau tumbuh 6,34 persen, dan dana pihak ketiga tumbuh sebesar 2,11 persen

Ketua FKLJK NTT yang juga Dirut Bank NTT Hary Alexander Riwu Kaho mengatakan dalam triwulan pertama 2021, perekonomian sudah mulai menunjukan tanda-tanda membaik. Hal itu antara lain didukung oleh sinergi kebijakan yang dijalankan sektor jasa keuangan. Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan  sebesa 25 basis poin, dari 3,75 persen menjadi 3,50 persen.  

"Mudah-mudahan kita yang lain juga menyesuaikan sehingga masyarakat yang butuh dukungan dana ada keringanan dari sisi bunga," pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya