Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KEPALA Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida menyampaikan, berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
"Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga," ungkap Hanik, Jumat (26/2).
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Selatan-Barat Daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosit dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Ia mencatat, asap berwarna putih teramati dengan ketebalan tipis hingga tebal dan tekanan lemah. Tinggi asap maksimum 400 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Ngepos pada tanggal 19 Februari 2021 pukul 06.40 WIB.
Awanpanas guguran, dari 19-25/2, terjadi sebanyak 3 kali dengan estimasi jarak luncur maksimal 1.900 m ke arah barat daya dan terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimal 51 mm dan durasi 175 detik.
"Awan panas yang terjadi pada 25/2, pukul 16.52 WIB, tersebut mengakibatkan hujan abu tipis di Kali Tengah Lor, Kali Tengah Kidul, Deles, dan Tlukan," terang Kepala BPPTKG, Hanik Humaida.
Pada Jumat 26/2, pukul 04.39 WIB, Gunung Merapi meluncurkan gempa awan panas guguran dengan amplitudo 55 mm dan lama gempa 130 detik. Selain itu, dalam kurun waktu pukul 00.00-06-00 WIB pada hari yang sama, Gunung Merapi mengalami 41 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-35 mm dan lama gempa 12-94 detik, dan sekali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 4 mm, S-P 9.7 detik dan lama gempa 146 detik.
Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor barat daya tanggal 25 Februari terhadap tanggal 17 Februari 2021 menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran dan pertumbuhan kubah. Volume kubah lava di sektor barat daya sebesar 618.700 m kubik dengan laju pertumbuhan 13.600 meter kubik/hari.
Kegempaan Dalam minggu ini kegempaan G. Merapi tercatat 3 kali Awan panas guguran (AP), 14 kali gempa Fase Banyak (MP), 985 kali gempa Guguran (RF), 37 kali gempa Hembusan (DG) dan 5 kah gempa Tektonik (TT). Secara umum kegempaan internal pada minggu ini jebih rendah dibandingkan minggu lalu, sedangkan gempa di permukaan seperti gempa guguran meningkat dan muncuinya awan panas guguran.
Pos Pengamatan Gunung Merapi mencatat intensitas curah hujan tertinggi sebesar 15 mm/jam selama 40 menit di Pos Ngepos pada tanggal 19 Februari 2021. Lahar maupun penambahan aliran di sungai-sunga yang berhulu di Gunung Merapi tidak teramati.
Deformasi Jarak tunjam EOM di sektor barat laut dari titik tetap BAB ke reflektor RB1 berkisar pada jarak 4.035, 148 m hingga 4.035,160 m; dan dari BAB ke reflektor RB2 pada kisaran 3.849,741 m hingga 3.849,758 m. Baseline GPS Klatakan - Plawangan berkisar pada 6.164,06 m hingga 6.164,07 m. Deformasi G. Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. (OL-13)
Baca Juga: Pemberdayaan Poktan Milenial di Cilacap Tekan Margin Harga Cabai
tingkat aktivitas Gunung Ruang dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) terhitung mulai tanggal 16 April 2024 pukul 16.00 WITA
Letusan terjadi pada Jumat (19/3) menerangi langit malam dengan cahaya merah tua saat ratusan gempa bumi kecil mengguncang daerah tersebut.
PBB akan melakukan sebagian besar operasi dari jarak jauh, dan mungkin tidak mengirim personel ke pulau itu.
Kapal Angkatan laut Tonga sedang dikirim ke pulau-pulau yang terkena dampak krisis air bersih dan warga yang sangat membutuhkan bantuan makanan segera.
Kapal penopang maritim Selandia Baru, HMNZS Aotearoa, yang membawa 250.000 liter air dan mampu menghasilkan 70.000 liter per hari melalui pabrik desalinasi, tiba di Tonga pada Jumat (21/1).
Kondisi Gunung Anak Krakatau dinyatakan aktif sejak empat hari lalu. Hingga hari ini, aktivitas erupsi terpantau masih berlangsung.
Evakuasi dini dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban jiwa seperti yang terjadi pada 1985. Saat itu gunung Nevado del Ruis di Kolombia meletus dan menewaskan lebih dari 25.000 orang.
Indonesia terletak di wilayah ekuator yang secara sistem dinamika cuaca tidak memungkinkan terjadinya gelombang panas.
MASYARAKAT diminta waspada, sebab dari hasil pemeriksaan menunjukkan landaan awan panas mencapai 11 km serta landaan aliran lahar mencapai jarak 16 km dari puncak Gunung Semeru
GUNUNG Semeru kembali luncurkan Awan Panas Guguran (APG) pada Rabu (5/12).
Berdasarkan pantauan CCTV Semeru, fenomena APG terus berlangsung hingga pagi ini pukul 07.42 WIB dengan jarak luncur bervariasi antara 5 sampai 7 km.
Apabila manusia menghirup abu vulkanik, bisa menimbulkan permasalahan pada bagian pernapasan, dan kerusakan di bagian paru-paru.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved