Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Aktivitas Erupsi Efusif Merapi Masih Cukup Tinggi

Ardi T Hardi
26/2/2021 18:10
Aktivitas Erupsi Efusif Merapi Masih Cukup Tinggi
Mengamati aktivotas Gunung Merapi dari bunker Kaliadem(Antara)

KEPALA Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida menyampaikan, berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.

"Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga," ungkap Hanik, Jumat (26/2).

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Selatan-Barat Daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosit dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Ia mencatat, asap berwarna putih teramati dengan ketebalan tipis hingga tebal dan tekanan lemah. Tinggi asap maksimum 400 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Ngepos pada tanggal 19 Februari 2021 pukul 06.40 WIB.

Awanpanas guguran, dari 19-25/2, terjadi sebanyak 3 kali dengan estimasi jarak luncur maksimal 1.900 m ke arah barat daya dan terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimal 51 mm dan durasi 175 detik.

"Awan panas yang terjadi pada 25/2, pukul 16.52 WIB, tersebut mengakibatkan hujan abu tipis di Kali Tengah Lor, Kali Tengah Kidul, Deles, dan Tlukan," terang Kepala BPPTKG, Hanik Humaida.

Pada Jumat 26/2, pukul 04.39 WIB, Gunung Merapi meluncurkan gempa awan panas guguran dengan amplitudo 55 mm dan lama gempa 130 detik. Selain itu, dalam kurun waktu pukul 00.00-06-00 WIB pada hari yang sama, Gunung Merapi mengalami 41 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-35 mm dan lama gempa 12-94 detik, dan sekali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 4 mm, S-P 9.7 detik dan lama gempa 146 detik.

Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor barat daya tanggal 25 Februari terhadap tanggal 17 Februari 2021 menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran dan pertumbuhan kubah. Volume kubah lava di sektor barat daya sebesar 618.700 m kubik dengan laju pertumbuhan 13.600 meter kubik/hari.

Kegempaan Dalam minggu ini kegempaan G. Merapi tercatat 3 kali Awan panas guguran (AP), 14 kali gempa Fase Banyak (MP), 985 kali gempa Guguran (RF), 37 kali gempa Hembusan (DG) dan 5 kah gempa Tektonik (TT). Secara umum kegempaan internal pada minggu ini jebih rendah dibandingkan minggu lalu, sedangkan gempa di permukaan seperti gempa guguran meningkat dan muncuinya awan panas guguran.

Pos Pengamatan Gunung Merapi mencatat intensitas curah hujan tertinggi sebesar 15 mm/jam selama 40 menit di Pos Ngepos pada tanggal 19 Februari 2021. Lahar maupun penambahan aliran di sungai-sunga yang berhulu di Gunung Merapi tidak teramati.

Deformasi Jarak tunjam EOM di sektor barat laut dari titik tetap BAB ke reflektor RB1 berkisar pada jarak 4.035, 148 m hingga 4.035,160 m; dan dari BAB ke reflektor RB2 pada kisaran 3.849,741 m hingga 3.849,758 m. Baseline GPS Klatakan - Plawangan berkisar pada 6.164,06 m hingga 6.164,07 m. Deformasi G. Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. (OL-13)

Baca Juga: Pemberdayaan Poktan Milenial di Cilacap Tekan Margin Harga Cabai



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya