Sulawesi Selatan Kembalikan Kejayaan Sutra Lokal

Lina Herlina
25/2/2021 12:17
Sulawesi Selatan Kembalikan Kejayaan Sutra Lokal
Rumah produksi pemintalan sutra di Soppeng, Sulawesi Selatan menjadi sentra kebangkitan sutra lokal(Dok Pemkab Soppeng)

PRODUKSI sutra di Sulawesi Selatan saat ini sangat anjlok. Jika dahulu bisa mencapai 200 ton per tahun, pada  2019 lalu, produksi sutra Sulsel hanya 1 ton dalam setahun, atau hanya 0,5 persen  dari produksi pada umumnya. Karenanya, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sedang berusaha membangkitkan kembali kejayaan sutra.

Melalui Dinas Perindustrian Sulawesi Selatan, Pemprov Sulsel pun membangun dua rumah produksi pemintalan sutra di Kabupaten Soppeng dan Wajo yang merupaka daerah sentra penghasil sutra.

Kepala Dinas Perindustrian Sulsel, Ahmadi Akil pun melaporkan ke Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, jika pembangunan dua rumah produksi pemintalan sutra di Soppeng dan Wajo sudah rampung, dan saat ini sedang rencana lelang mesin pemintal, dan dua minggu lagi rampung.

"Untuk penyelesaian pembangunan bukan pada pembangunan gedung baru, namun rehabilitasi berat. Adapun anggarannya, untuk Wajo Rp1,5 miliar dengan  dua unit gedung sedangkan Soppeng Rp700 juta. Anggaranya berasal dari APBD Provinsi Sulsel," ungkap Akil.

Akil juga mengungkapkan tahun ini, untuk tahun anggaran 2021 juga mendapatkan alokasi dana DAK untuk pembangunan rumah produksi tenun gedogan. 

"Insyaallah dalam dua minggu ini akan kami ajukan ke ULP (Unit Layanan Pengadaan LKPP) untuk dilakukan lelang terkait pengadaan mesin itu," sebutnya.

Terdapat dua mesin yang akan beli untuk pemintalan. Masing-masing untuk Soppeng dan Wajo. Dengan kapasitas yang berbeda. Untuk Wajo full otomatis dan di Soppeng semi otomatis. Kemudian pengadaan mesin celup. Hadirnya mesin ini akan meningkatkan nilai tambah kain sutra. Dengan tidak lagi hanya menjual kain putih tetapi dengan kain berwarna.

"Selama ini menjual kain putih, harapan kita ke depan tidak lagi menjual kain putih. Tetapi kain yang sudah punya warna. Sehingga nilai tambahnya akan ada. Insyaallah tahun ini akan terealisasi," ungkap Akil.

"Pak Gubernur berharap ini segera dilaksanakan karena ini kepentingan masyarakat di Sulsel. Khususnya untuk sementara dua daerah ini, yakni Soppeng dan Wajo," sambungnya.

Pemprov menyiapkan anggaran Rp18 miliar untuk mengembangkan sentra sutra. Anggaran ini untuk proses pembuatan sutera. Mulai dari budi daya ulat sutra, pembuatan kokon, pemintalan, desain, quality kontrol, pengembangan tenaga ahli hingga proses pemasaran.

baca juga: Perizinan Kebun Sawit Papua Barat Dievaluasi Cegah Kerusakan SDA

Khusus produksi sutra anggaran dari Dinas Perindustrian dialokasikan Rp11,6 miliar. Sedangkan sisanya dialokasikan Dinas Kehutanan Sulsel. Anggaran dari Dinas Perindustrian ini digunakan membangun rumah produksi yang dilengkapi dengan mesin pemintal, pengembangan SDM, hingga  pembangunan rumah kokon.

"Rumah produksi di dua kabupaten tersebut, paling tidak kita bisa menarget produksi benang sutra Sulsel dalam setahun bisa menembus 15 ton. Dengan kapasitas mesin yang tersedia dengan rumah produksi Wajo itu bisa 10 ton, dan di Soppeng hampir sama, apalagi sudah ada mesin yang lama," tutup Akil. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya