Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Sumsel Tetapkan Siaga Karhutla Lebih Awal Siapkan Dana Rp30 M

Dwi Apriani
16/2/2021 15:40
Sumsel Tetapkan Siaga Karhutla Lebih Awal Siapkan Dana Rp30 M
Gubernur Sumsel Herman Deru(MI/Dwi Apriani)

PEMERINTAH Provinsi Sumatra Selatan menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Maret 2021. Tahun lalu, status siaga baru ditetapkan pada April. "Kita memang lebih awal menetapkan siaga darurat. Maret ini sudah siaga. Ini karena kita antisipasi sebelum ada hotspot, kalau April biasanya sudah ada," ujar Gubernur Sumsel, Herman Deru, Selasa (16/2).

Selain melakukan pemantauan (monitoring) hotspot di berbagai daerah yang menjadi titik karhutla, upaya penanggulangan juga memusatkan pada akurasi
data sebaran hotspot."Terkadang itu bukan api tapi titik panas, maka deteksinya tidak akurat seperti orang bakar batu bata jadi hotspot. Bahkan, ada yang orang bakar lemang jadi titik hot spot. Maka diperlukan tingkat keakuratan," jelas dia.

Herman Deru menerangkan, pada 2021 antisipasi pencegahan karhutla lebih difokuskan pada penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Teknologi ini pun menjadi andalan. Pada kejadian tahun 2020, penanganan karhutla terbantu dengan kondisi musim di Sumsel yang cenderung kemarau basah.

"Nanti juga ada pusat aplikasi pemantau yang dipusatkan di polda dan terhubung ke pemda," terang dia.

Ia menyebutkan, hingga kini baru provinsi Sumsel yang memberikan bantuan keuangan untuk pencegahan karhutla di kabupaten dan kota di Sumsel. Adapun anggaran yang disiapkan pemprov Sumsel untuk penanggulangan karhutla tahun ini yaitu sebesar Rp30 miliar. Angka ini lebih kecil dibanding dana yang dianggarkan untuk tahun lalu yang mencapai Rp45 miliar.

"Tahun lalu diserahkan ke pemkab tahun ini dikelola Pemprov. Anggaran Rp30 miliar ini untuk sekat kanal, hingga peralatan lainnya seperti sumur bor,"
jelasnya.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori, mengatakan, penetapan siaga tersebut sesuai arahan Menteri Dalam Negeri untuk menetapkan sebelum terjadi karhutla. "Tahun lalu April kita baru tetapkan status. Saat ini kita lebih awal," katanya.

Menurut dia, dengan adanya penetapan siaga darurat lebih awal lebih memudahkan petugas untuk berkoordinasi serta melakukan sosialisasi program
antar dinas terkait untuk penanggulangan karhutla. Status siaga darurat akan ditindaklanjuti dan setelahnya baru akan disusul dengan pembangunan
dengan posko karhutla.

"Nanti teknis dijabarkan di SK Posko Karhutla. Helikopter pun menunggu SK siaga darurat. Dengan adanya siaga armada bisa datangkan. Kalau ada SK bisa tapi tidak bisa serta merta, ada verifikasi data lagi," ujarnya.

Penanggulangan karhutla pun akan difokuskan melalui pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Berdasarkan evaluasi penanggulangan karhutla pada tahun 2020, TMC dinilai efektif karena curah hujan tinggi dimaksimalkan di awal musim penghujan dan awan masih ada.

"Kalau di akhir sudah tidak ada. Maret baru masuk kemarau dan Juni - Juli puncaknya. Ada perubahan, tahun lalu puncak kemarau di Agustus September
sehingga sejak Maret sudah kita siagakan," jelas Ansori.

Disebutkan Ansori, tahun ini Sumsel akan diprediksi akan mengalami kemarau normal. Kondisi ini sama seperti tahun 2019 sehingga perlu diwaspadai.
"Jika kemarau basah baru aman. Tahun 2020 itu aman," kata dia.

Ansori menerangkan, pada akhir tahun 2020 terjadi penurunan hotspot pada akhir tahun dibanding 2019. Hingga akhir tahun 2020 jumlah titik api
(hotspot) hanya 4.536, sedangkan pada tahun 2019 sebanyak 17.361 titik api.

Sementara itu, total luas kebakaran pada tahun 2020 yakni 946,33 hektare. Adapun rincian di 10 daerah rawan kebakaran di Sumsel yaitu Ogan Komering
Ilir 531,03 hektare, Banyuasin 183,77 hektare, Musi Banyuasin 93,53 hektare, Musi Rawas 37,52 hektare, Muara Enim 35,19 hektare, Musi Rawas
Utara 23,94 hektare, Ogan Ilir 21,07 hektare, Empat Lawang 12,41 hektare, Penukal Abab Lintang Ilir 6,26 hektare dan Lahat 1,40 hektare. Pada tahun
2019 luas karhutla di Sumsel 336,798 hektare. (OL-13)

Baca Juga: Sri Sultan: Saat Ini Pilihannya Kolaborasi atau Mati

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya