Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kerugian Sektor Pertanian Akibat Banjir Kalsel Rp216 Miliar

Denny Susanto
31/1/2021 20:45
Kerugian Sektor Pertanian Akibat Banjir Kalsel Rp216 Miliar
Ratusan hekatre tanaman padi rusak akibat banjir di Kalsel, kemarin.(MI/Denny S)

SERIKAT Petani Indonesia (SPI) Kalimantan Selatan menyebut kerugian sektor pertanian akibat bencana banjir besar yang melanda 11 kabupaten/kota di
wilayah tersebut mencapai lebih Rp216,266 miliar. Pemerintah harus merancang program rehabilitasi lahan pertanian lewat proyek padat karya yang melibatkan para petani terdampak bencana.

Hal ini dikemukakan Ketua DPW SPI Kalsel, Dwi Putra Kurniawan, Minggu (31/1). Menurutnya besaran kerugian sektor pertanian ini berdasarkan perkiraan yang dihitung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Pertanian, beberapa waktu lalu.

"Berdasarkan rilis BPPT disebutkan estimasi dampak kerugian bencana banjir Kalsel sebesar Rp1,349 triliun dimana kerugian sektor produktivitas masyarakat sekitar Rp604,562 miliar dan sektor pertanian sekitar Rp216,266 miliar," tuturnya.

SPI sendiri memperkirakan luas lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang rusak akibat banjir seluas 200 ribu hektar lebih.

Data perhitungan untuk sektor pertanian antara lain adalah data luas area yang tergenang berdasarkan citra spasial dan data penggunaan lahan berdasarkan peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), lalu data umur padi dari Kerangka Sample Area (KSA) Badan Pusat Statistik serta data-data yang tertuang dalam peraturan daerah.

SPI menganggap kerugian petani bukan hanya dari produk pertaniannya saja, tetapi harus dihitung juga kerusakan peralatan dan lahan pertanian seperti traktor, galangan sawah yang jebol dan rusak akibat diterjang arus air, lalu sisa lumpur dan sampah-sampah plastik yang mencemari lahan pertanian, lalu kerugian petani keramba, kolam dan jala apung yang rusak atau hanyut dibawa arus banjir. Jadi angka perkiraan kerugian sebesar Rp216,266 miliar bisa lebih besar lagi.

Baca Juga: BI Kaji Dampak Ekonomi Banjir Kalsel

Mengingat sektor pertanian pangan ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pangan  masyarakat, maka SPI Kalsel meminta pemerintah memasukkan ganti rugi dan perbaikan/rehabilitasi lahan pertanian jadi prioritas utama, sesuai dengan UU No 41 tahun 2009 tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan UU No.19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.

"Kami meminta pemerintah merancang program kerja rehabilitasi lahan pertanian lewat proyek-proyek padat karya yang wajib melibatkan para petani mulai dari merancang program hingga pengerjaan proyek. Peran petani sangat mutlak dibutuhkan mengingat sebagian lahan pertanian di Kalsel terkena banjir berada di lahan rawa gambut yang butuh kearifan lokal hanya dimiliki oleh para petani," paparnya.

Beberapa program proyek cetak sawah baru yang diselenggarakan pemerintah menemui kegagalan akibat tidak melibatkan peran petani dengan kearifan pengetahuan lokalnya dibidang pertanian.

Selain itu SPI juga berharap Presiden Jokowi untuk menyiapkan program bantuan khusus ekonomi kepada para petani dan masyarakat korban bencana ekologis di Kalsel ini, mengingat pasca bencana nanti untuk memulai lagi menanam tanaman pangan sampai panen membutuhkan waktu. Jadi untuk pemenuhan kebutuhan hidup para keluarga petani selama proses tersebut tetap perlu dibantu.

Sementara Kadis Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kalsel, Syamsir Rahman mengatakan Kalsel kehilangan 200 ribu ton produksi padi akibat bencana banjir. Luas lahan pertanian padi yang rusak berdasarkan data dinas seluas 46 ribu hektar. (OL-13)

Baca Juga: Uji Coba Flayover Lenteng Agung - Tanjung Barat

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya