Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

BI Kaji Dampak Ekonomi Banjir Kalsel

Denny Susanto
20/1/2021 07:16
BI Kaji Dampak Ekonomi Banjir Kalsel
Presiden Joko Widodo dan rombongan melintasi banjir di Desa Pekauman Ulu, Kabupaten banjar, Kalimantan Selatan, Senin (18/1).(ANTARA/Bayu Pratama S)

BANK Indonesia akan mengkaji dampak bencana banjir besar yang terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) terhadap perekonomian daerah. Kalsel diprediksi akan mengalami lonjakan inflasi yang cukup tinggi pada triwulan pertama 2021.

"Prediksi kita akan terjadi lonjakan inflasi akibat banjir. Namun, ini masih perlu dikaji lebih jauh," ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalsel Amanlison Sembiring usai penyerahan bantuan kemanusiaan bagi warga terdampak banjir di Posko Induk BPBD Kalsel, di Banjarbaru, Selasa (19/1).

Menurutnya, saat ini, kebutuhan pokok masyarakat mulai terbatas dan harga mulai bergerak naik. Selain karena tersendatnya pasokan akibat kendala akses saat banjir, ada juga aksi borong terkait penyaluran bantuan untuk dibagikan kepada warga terdampak banjir.

Baca juga: Sejumlah Partai Distribusikan Bantuan untuk Korban Gempa Majene

Hal ini akan memicu peningkatan inflasi pada triwulan pertama 2021. Menurut Amanlison, dampak yang jelas terlihat adalah adanya tekanan di sektor pangan.

Pantauan Media Indonesia, aktivitas dan perekonomian masyarakat lumpuh pada saat bencana banjir terjadi. Banyak pasar tradisional tutup dan pusat ekonomi terganggu. Harga kebutuhan pokok masyarakat pun ikut tergerek.

Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Roy Rizali Anwar, Rabu (20/1), mengatakan pihaknya terus mendata kerugian dan dampak bencana banjir yang terjadi termasuk dampak terhadap perekonomian masyarakat dan daerah.

"Pemulihan ekonomi menjadi salah satu prioritas utama pemerintah daerah," ujarnya.

Di tempat terpisah, Ketua Wilayah Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalsel Dwi Putra Kurniawan mengatakan dampak jangka pendek bencana banjir besar Kalsel adalah naiknya harga-harga produk pangan di pasar lokal.

Produk pangan sayuran (hortikultura), palawija dan ikan diperkirakan akan menjadi penyumbang inflasi pada Januari ini. Sementara beras diperkiraan juga mengalami kenaikan walau stok masih cukup aman dari panen 2020.

"Perlu diingat bahwa hasil panen padi 2020 berupa Gabah Kering Giling (GKG) banyak yang mengalami kerusakan di lumbung petani. Ini akan menjadi penyebab berkurangnya stok beras dan bisa memicu kenaikkan harga," ujarnya.

Koordinator Posko Induk  BPBD Kalsel Aberansyah Alam menyebutkan jumlah warga terdampak bencana banjir di 11 kabupaten/kota di Kalsel mencapai 106.751 keluarga atau 349.070 jiwa. Sebanyak 62.638 rumah terendam banjir dan 77.890 warga mengungsi. Banjir juga menyebabkan 14 jembatan dan 18 kilometer jalan rusak. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya